perkembangan testis ditandai dengan pembesaran skrotum, pink. Hingga sampai pada umur 17 tahun rambut pubis sudah seperti orang dewasa, ukuran penis dan
testis sama seperi dewasa. SMR= Sexual Maturity Rating From Tanner JM: Growth at adolescence, 2
nd
ed. Oxford. dalam Sumiati 2009.
3.2 Perubahan Emosional
1. Keadaan Emosi Selama Masa Remaja
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan
fisik dan kelenjar. Adapun meningginya emosi laki-laki dan perempuan terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan
pada masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan – keadaan itu Hurlock, 1992.
2. Pola Emosi Pada Remaja
Pola emosi pada remaja sama dengan pola emosi pada masa kanak-kanak. Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tau, iri hati, gembira,
sedih dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan pengendalian dalam mengekspresikan emosi. Remaja tidak lagi
mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras
mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah Hurlock, 1992. 3.
Kematangan Emosi Remaja umumnya memiliki kondisi emosi yang labil, pengalaman emosi yang
ekstrem dan selalu merasa mendapatkan tekanan Hurlock, 1999. Bila pada akhir
Universitas Sumatera Utara
masa remaja mampu menahan diri untuk tidak mengekspresikan emosi secara ekstrem dan mampu mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan dengan cara yang dapat diterima masyarakat maka remaja dikatakan mencapai kematangan emosi dan memberikan reaksi emosi yang stabil
Hurlock, 1999. Remaja yang ingin mencapai kematangan emosi harus belajar memperoleh
gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya
dengan orang lain, ia juga harus belajar menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya dengan cara latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja,
tertawa atau menangis Hurlock, 1992. Nuryoto 1992 menyebutkan ciri-ciri kematangan emosi pada masa remaja yang
ditandai dengan sikap sebagai berikut: a.
Tidak bersikap kekanak-kanakan Artinya, remaja bisa memahami dan mengendalikan emosinya,
menanamkan sifat disiplin dalam hal pekerjaan dan kehidupan sosial,
berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, fokus dalam mengambil keputusan dan berpikir dengan cermat tentang baik atau buruknya suatu
pilihan. b.
Bersikap rasional Bersikap rasional adalah mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan
data-data dan fakta yang ada, bukan berdasarkan asumsi-asumsi yang tidak
Universitas Sumatera Utara
jelas yang membuat individu menjadi tidak efektif bahkan bisa menjadi depresi.
c. Bersikap objektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
d. Dapat menerima kritikan, pendapat, argumentasi, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau
tidak sesuai dengan kata lain remaja harus memiliki sifat terbuka. e.
Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan yaitu menerima semua resiko dari apa yang ia telah perbuat.
f. Mampu menghadapi masalah dan tantangan yang dihadapi yaitu,
berusaha untuk mengatasi sendiri suatu masalah tanpa mengeluh dan mengharapkan
bantuan kepada orang lain.
3.3 Perubahan Sosial