jelas yang membuat individu menjadi tidak efektif bahkan bisa menjadi depresi.
c. Bersikap objektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
d. Dapat menerima kritikan, pendapat, argumentasi, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau
tidak sesuai dengan kata lain remaja harus memiliki sifat terbuka. e.
Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan yaitu menerima semua resiko dari apa yang ia telah perbuat.
f. Mampu menghadapi masalah dan tantangan yang dihadapi yaitu,
berusaha untuk mengatasi sendiri suatu masalah tanpa mengeluh dan mengharapkan
bantuan kepada orang lain.
3.3 Perubahan Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan
lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada Hurlock, 1992. Monks dkk 1999 menyebutkan dua bentuk perkembangan remaja yaitu:
• Memisahkan diri dari orangtua
Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas orangtua dengan maksud menemukan jati diri.
Universitas Sumatera Utara
• Menuju ke arah teman sebaya
Remaja lebih banyak berada di luar rumah dan berkumpul bersama teman sebayanya dengan membentuk kelompok dan mengekspresikan segala
potensi yang dimiliki. Kondisi ini membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal
minat, sikap penampilan dan perilaku. Perubahan yang paling menonjol adalah hubungan heteroseksual. Remaja akan memperlihatkan perubahan radikal dari
tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis dan kelompoknya. Untuk mencapai
tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang paling penting dan tersulit adalah penyesuaian terhadap hal-hal
berikut:: a.
Kuatnya Pengaruh Kelompok Sebaya Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman
sebaya sebagai kelompok, sehingga dapat dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan
perilaku lebih besar daripada keluarga. b.
Perubahan Dalam Perilaku Sosial Perubahan yang paling menonjol dari semua perubahan yang terjadi dalam
sikap dan perilaku sosial adalah hubungan heteroseksual. Dari tidak menyukai lawan jenis sebagai teman, menjadi lebih menyukai daripada
teman sejenis. Dengan meluasnya kesempatan untuk melibatkan diri
Universitas Sumatera Utara
dalam berbagai kegiatan sosial, maka wawasan sosial semakin membaik dan kompetensi sosial remaja makin besar.
c. Pengelompokan Sosial Baru
Pada awal masa remaja minat individu beralih dari kegiatan bermain yang melelahkan menjadi minat pada kegiatan sosial yang lebih formal dan
kurang melelahkan. Pengelompokan sosial yang paling sering terjadi selama masa remaja adalah kelompok teman dekat, kelompok kecil,
kelompok besar, kelompok yang terorganisasi, kelompok geng. d.
Nilai Baru Dalam Memilih Teman Remaja mengiginkan teman yang mempunyai minat dan nilai yang sama,
yang dapat mengerti dan membuatnya merasa nyaman serta dapat dipercaya.
e. Nilai Baru Dalam Penerimaan Sosial
Remaja memiliki nilai baru dalam menerima atau tidak anggota-anggota kelompok sebaya. Nilai ini didasari pada nilai kelompok sebaya yang
digunakan untuk menilai anggota. Remaja akan segera mengerti bahwa ia dinilai dengan standar yang sama dengan yang digunakan untuk menilai
orang lain. f.
Nilai Baru Dalam Memilih Pemimpin Pada umumnya remaja mengharapkan pemimpinnya mempunyai sifat-sifat
tertentu, seperti pemimpin yang berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati orang lain, karena remaja merasa bahwa
Universitas Sumatera Utara
pemimpin kelompok sebaya mewakili mereka dalam masyarakat Hurlock, 1992.
3.4 Tugas Perkembangan Remaja