Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook di SMA Swasta Raksana Medan

(1)

PERILAKU REMAJA YANG MENGGUNAKAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

SKRIPSI

Oleh Lyilyi Alfianti

101101007

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji kepada Allah SWT atas segala berkat rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook di SMA Swasta Raksana Medan”. Serta shalawat beriring salam penulis haturkan kepada junjungan umat sepanjang masa Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dalam mencapai gelar sarjana satu (S1) di Fakultas Keperawatan USU. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak hambatan dan tantangan. Namun, berkat hidayah dan pertolongan Allah SWT, ketulusan hati serta keikhlasan niat serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya segala hambatan dan tantangan itu bisa diatasi dengan baik, sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Selama penulisan skripsi ini, penulis merasa banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, saran dan motivasi dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Reni Asmara Ariga, SKp, MARS selaku Dosen Pembimbing Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Evi Karota Bukit, SKp, MNS selaku Dosen Penguji I Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep, Sp.Mat selaku Dosen Penguji II Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf dan dosen pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Drs. Hotman Situmorang selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Raksana Medan yang telah memberi izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah yang bapak pimpin.

9. Ayahanda dan ibunda, yang telah bersusah payah mengasuh dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dorongan dan doa yang diberikan kepada saya, sehingga mampu melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi serta memberikan semangat hingga terselesainya skripsi ini, semoga Allah SWT menghapuskan segala dosa-dosanya dan membalas kebaikan keduanya dan jasamu takkan penulis lupakan sepanjang zaman. 10. Keluarga besar saya, yang sangat saya kasihi dan sayangi, abang dan kakak

yang telah memberikan doa dan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman Mahasiswa S-1 Reguler stambuk 2010 di Fakultas Keperawatan USU spesial buat Mekar Hasianna Panggabean, Tri Putri Rizki, Anindyah widianingrum, Fischa Agustina, Mutiara kristine Hutahaean, dan


(6)

Tari Listiorini semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya, semoga kebersamaan yang indah selalu menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan.

12. Teman-teman di kos G-8 tercinta, spesial buat Kak Ulfa, Aju, Lova, bang Rizal, Roy Boris, dan Yunita Elsa, semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya dan terima kasih atas kebersamaannya, dukungan, motivasi serta semangat yang selalu kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, akan tetapi mudah-mudahan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT memberikan rahmatNya kepada kita semua. Aamiin.

Medan,...Juli 2014


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Skema ... ix

Abstrak ... x

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku ... 7

2.1.1. Pengertian Perilaku ... 7

2.1.2. Ciri-ciri Perilaku ... 7

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ... 9

2.1.4. Karakteristik Perilaku ... 9

2.1.5. Domain Perilaku ... 10

2.1.5.1. Pengetahuan ... 10

2.1.5.2. Sikap ... 11

2.1.5.3. Tindakan ... 12

2.2. Definisi Remaja ... 13

2.2.1. Proses Biologi (Biological Processes) ... 14

2.2.2. Proses Kognitif ... 14

2.2.3. Proses Sosial-Emosi ... 16

2.3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ... 17

2.4. Situs Jejaring Sosial ... 18

2.5. Facebook ... 19

2.6. Pengaruh Penggunaan Facebook... 21

2.6.1. Pengaruh Positif Penggunaan Facebook ... 21

2.6.2. Pengaruh Negatif Penggunaan Facebook ... 23

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual ... 27

3.2. Defenisi Operasional ... 29


(8)

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian ... 31

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

4.2.1. Populasi Penelitian ... 31

4.2.2. Sampel Penelitian ... 31

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 33

4.5. Instrumen Penelitian ... 33

4.6. Uji Validitas dan Realibilitas ... 34

4.7. Pengumpulan Data ... 35

4.8. Analisa Data ... 37

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 38

5.1.1. Karakteristik Responden ... 38

5.1.2. Perilaku Remaja yang Menggunakan situs Jejaring Sosial Facebook ... 39

5.1.2.1. Pengetahuan ... 39

5.1.2.2. Sikap ... 40

5.1.2.3. Tindakan ... 40

5.2. Pembahasan 5.2.1. Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook ... 42

5.2.1.1. Pengetahuan ... 42

5.2.1.2. Sikap ... 43

5.2.1.3. Tindakan ... 44

5.2.1.4. Perilaku ... 46

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 48

6.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN

1. Lembar Pesetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Jadwal Tentatif Penelitian

4. Hasil Analisa Komputerisasi SPSS 5. Hasil Reliabilitas

6. Lembar Bukti Bimbingan 7. Biaya Penelitian

8. Daftar Riwayat Hidup 9. Surat Penelitian


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Dan Persentase berdasarkan Identitas

Responden di SMA Swasta Raksana Medan ... 39 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase gambaran Pengetahuan

Remaja terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA

Swasta Raksana Medan ... 40 Tabel 5.3. Distribusi Prekuensi dan Persentase Gambaran Sikap Remaja

terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta

Raksana Medan... 40 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan Persentase gambaran Tindakan Remaja

terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana

Medan ... 41 Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan Persentase Total berdasarkan Perilaku

Remaja yang menggunakan Situs Jejaring Sosial FB di SMA


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka penelitian perilaku remaja yang menggunakan situs


(11)

Judul : Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook di SMA Swasta Raksana Medan

Peneliti : Lyilyi Alfianti

NIM : 101101007

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) ABSTRAK

Remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional, remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan apa yang mereka dapatkan baik dari media massa maupun dari situs pertemanan khususnya facebook (FB). FB merupakan salah satu media pertemanan yang saat ini sangat digandrungi oleh remaja. Berdasarkan survey yang dirilis dari situs InsideFB.com pengguna FB tertinggi di indonesia yaitu sekitar 53% diantaranya adalah remaja yang berusia dibawah 18 tahun. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan. Desain penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 87 responden menggunakan tehnik Proportionate Stratified Random Sampling ,dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB baik (74,7%), sikap remaja positif (85,1%), tindakan remaja baik (86,2%), sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB positif (94,3%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan khususnya bagi pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan , dan masyarakat khususnya orang tua untuk lebih memperhatikan dan mengawasi perilaku anak-anak mereka terkait tentang masalah penggunaan teknologi dan informasi khususnya penggunaan situs jejaring sosial FB.


(12)

Judul : Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook di SMA Swasta Raksana Medan

Peneliti : Lyilyi Alfianti

NIM : 101101007

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) ABSTRAK

Remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional, remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan apa yang mereka dapatkan baik dari media massa maupun dari situs pertemanan khususnya facebook (FB). FB merupakan salah satu media pertemanan yang saat ini sangat digandrungi oleh remaja. Berdasarkan survey yang dirilis dari situs InsideFB.com pengguna FB tertinggi di indonesia yaitu sekitar 53% diantaranya adalah remaja yang berusia dibawah 18 tahun. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan. Desain penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 87 responden menggunakan tehnik Proportionate Stratified Random Sampling ,dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB baik (74,7%), sikap remaja positif (85,1%), tindakan remaja baik (86,2%), sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB positif (94,3%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan khususnya bagi pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan , dan masyarakat khususnya orang tua untuk lebih memperhatikan dan mengawasi perilaku anak-anak mereka terkait tentang masalah penggunaan teknologi dan informasi khususnya penggunaan situs jejaring sosial FB.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Kemajuan teknologi meningkat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dunia akan komunikasi dan informasi. Tanpa adanya teknologi informasi, manusia akan kesulitan untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi (Livingstone,2002).

Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi buatan manusia. Fungsi internet bermacam-macam dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial dunia maya. Situs jejaring sosial merupakan situs bagi pengguna internet untuk melakukan aktivitas untuk bersosialisasi dan berbaur dengan orang lain. Dalam situs media sosial tersebut, para pengguna dapat saling berkenalan, berkomunikasi, berbagi informasi dan pengalaman, bertukar pikiran, berkomentar serta beropini (Weber,2009).

Pemanfaatan situs jejaring sosial atau social networking telah menjadi tren dan gaya hidup bagi sebagian masyarakat di Indonesia. jejaring sosial pada saat ini menguasai kehidupan para pengguna internet, dengan pembuktian situs jejaring sosial facebook (FB) berada pada tingkat 1 website yang paling banyak diakses di indonesia (Kindarto,2010).

Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang


(14)

ditawarkan oleh sejumlah provider telepon seluler. Menurut Bill Tancer (2008) mengungkapkan bahwa semakin meluasnya audience pengguna internet, mengungkap fakta bahwa trafik pencarian untuk situs jejaring sosial atau situs pertemanan seperti Friendster, FB, MySpace, Hi5, Orkut, tagged dan sebagainya, telah mengalahkan para pencari situs porno. Namun saat ini, seiring dengan menjamurnya situs-situs jejaring sosial, internet juga dapat dipergunakan sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi, salah satunya yang sedang berkembang saat ini adalah FB.

FB adalah salah satu situs pertemanan atau jejaring sosial yang paling terkenal dan paling banyak digunakan oleh orang-orang seluruh dunia dibanding situs pertemanan lainnya. Seperti yang diberitakan oleh eBizMBA (The eBusiness knowledebase) dalam situsnya, FB menduduki peringkat teratas Top 15 Most popular social networking sites di atas twitter, lenkedin, myspace, dan google. FB sendiri adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan interaksi dengan orang lain.

Keistimewaan FB terletak pada fasilitasnya yang variatif dan cenderung mudah dipelajari. FB menyediakan beragam fasilitas yang dapat mempermudah komunikasi para penggunanya di belahan bumi manapun. Keunggulan FB memudahkan para penggunanya menemukan teman-teman lamanya, tagging (menandai foto), menambahkan teman, chatting, membuat notes, mengirim pesan, memperbaharui profil, membuat event dan bermain games (Dirgayuza,2009).


(15)

Saat ini penggunaan FB di Indonesia sudah menjadi rutinitas sehari‐hari, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pengusaha, pengacara, politisi, artis, tokohtokoh dunia dan lainlain, dan dari berbagai kelas dan golongan karena masalah penggunaan internet sudah bukan barang yang mahal. Sekarang ini Indonesia telah menjadi “the Republic of the FB”. Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan FB oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 64,5% pada tahun 2008. Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai “the Fastest Growing Country on FB in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna FB di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008 dalam juditha, 2010). Pertumbuhan pengguna FB di Indonesia dari tahun ketahun meningkat terus, tahun 2008 adalah 64,5% dengan 831.000 pengguna di akhir tahun, menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan pengguna tertinggi di Asia. Hingga September 2010 data pengguna FB di Indonesia yang dirilis situs InsideFB.com per 2 September 2010, jumlah pengguna Indonesia mencapai 27.800.160. Jumlah ini mendudukan Indonesia sebagai pengguna facebook terbanyak ke3 di dunia setelah Amerika Serikat dan Inggris dan dari jumlah ini 53% diantaranya adalah remaja yang berusia dibawah 18 tahun. Menurut quintly.com per 28 desember 2012, pengguna FB mengalami peningkatan 17,18 % dalam 6 bulan terakhir, walaupun terjadi penurunan peringkat, Indonesia menjadi posisi ke-4 namun pengguna FB mengalami peningkatan dengan total pengguna sebanyak 51.362.000 (Kompasiana.com).


(16)

Ada beberapa kasus di Indonesia seperti penculikan anak dibawah umur, dan perilaku tidak sopan pelajar terjadi berawal karena penggunaan situs jejaring sosial FB. Seorang remaja putri di Jawa Timur nekat lari ke Jakarta meninggalkan orang tuanya. Penyebabnya remaja tersebut berkenalan dengan teman baru di Tanggerang melalui FB. Hingga tahun 2010, Komnas Perlindungan Anak telah menerima lebih dari 100 laporan remaja hilang. Bahkan di Lampung, 4 pelajar remaja diberhentikan dari sekolahnya karena di nilai telah menghina guru mereka di FB serta 21 Kasus seks komersial dan 6 kasus pelampiasan seks melalui FB.

Peneliti melakukan survey awal terhadap 7 remaja pengguna aktif FB yang berusia 13-15 tahun. Berdasarkan survey awal diketahui bahwa 7 remaja dengan persentase 42% memanfaatkan FB untuk menambah informasi. 57% dari 7 remaja tersebut menunjukan bahwa FB dapat mempengaruhi proses belajar ketika di akses sesuai keinginan mereka. Berdasarkan Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Juditha 2010 menyebutkan bahwa FB dapat menimbulkan perubahan perilaku remaja baik itu positif maupun negatif. Perilaku remaja dalam bentuk positif yaitu memperoleh teman, memperoleh informasi, menambah pengetahuan, serta menghibur. Perilaku negatifnya yaitu banyak waktu yang terbuang, kecanduan serta lupa waktu. Remaja yang masih berjiwa labil dan emosional sering salah menafsirkan apa yang mereka dapatkan baik dari media massa maupun dari situs pertemanan. Keadaan yang seperti demikian menjadikan remaja sering terpancing rasa keingintahuannya untuk mencoba apa yang ditawarkan kepada mereka melalui media‐media tersebut yang kemudian


(17)

memunculkan perubahan perilaku baik itu yang positif maupun negatif pada diri remaja.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, FB adalah salah satu situs pertemanan atau jejaring sosial yang paling terkenal dan disenangi oleh pengguna internet di Indonesia khususnya remaja. Perubahan perilaku remaja akibat penggunaan FB ada yang berdampak positif maupun negatif, sehingga alasan peneliti melakukan penelitian ini, ingin mengetahui perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB. Maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu Bagaimanakah perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan.

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

2. Untuk mengetahui sikap remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

3. Untuk mengetahui tindakan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan


(18)

1.4. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan :

1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan informasi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori perilaku remaja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi

1.4.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Dapat mengetahui lebih dalam mengenai perkembangan perilaku remaja sehingga dapat membantu di dalam pemberian pelayanan yang tepat apabila berhadapan dengan penggunaan jasa pelayanan keperawatan khususnya remaja

1.4.3. Bagi Penelitian

Sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB

1.4.4. Bagi Masyarakat

Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dan dapat lebih memperhatikan agar proses perkembangan remaja berjalan seoptimal mungkin


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku

2.1.1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari (Robert Kwik, 1974 sebagaimana di kutip oleh Notoadmojo, S, 1997). Selanjutnya menurut Myers (1983) perilaku adalah sikap yang diekspresikan (expressed attitudes). Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

2.1.2. Ciri-Ciri Perilaku Remaja

Ciri-ciri perilaku remaja memiliki karakteristik yang khusus, dimana masa remaja adalah masa peralihan. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak merasa lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Menurut Harlock (1980) ciri-ciri masa remaja seperti dibawah ini : 1. Masa remaja sebagai periode yang penting

Perkembangan fisik dan psikis yang sama cepat memerlukan remaja untuk menyesuaikan diri di dalam sikap dan mental remaja tersebut. Hal ini dikarenakan adanya perubahan dari anak-anak ke remaja. 2. Masa remaja sebagai periode peralihan

Masa remaja adalah sebagai periode peralihan. Adanya peralihan dari masa kanak-kanak ke remaja akan menimbulkan suatu perubahan sikap


(20)

dan perilaku dari anak-anak ke menuju dewasa. Hal ini berarti bahwa bekas-bekas pada masa kanak-kanak akan sangat mempengaruhi remaja nantinya.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada beberapa perubahan dan bersifat universal yaitu meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran, perubahan nilai-nilai yang diakibatkan perubahan minat dan peran dan perubahan pada adanya keinginan kebebasan dan mereka takut bertanggungjawab terhadap sikap-sikapnya.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar diselesaikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah. Hal ini yang menyebabkan remaja sulit mengatasi masalah-masalahnya.

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas,

Karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya. mereka lambat laun akan mendambakan identitas diri mereka sendiri yang merasa berbeda dengan teman- temannya, dengan menggunakan simbol-simbol yang menurut mereka pantas dibanggakan kepada semua teman-teman sebanyanya.


(21)

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Adanya anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya. 7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagaimana kenyataannya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambah pengalamannya.

2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah faktor genetik, meliputi: jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan dan inteligensi. Selanjutnya adalah faktor dari luar individu: faktor lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi, kebudayaan dan faktor-faktor lain.

2.1.4. Karakteristik Perilaku

Ada beberapa karakteristik perilaku yaitu : perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu, jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang itu merupakan karakteristik perilakunya, perilaku mempunyai satu atau lebih individu yang dapat diukur yaitu frekuensi, durasi, dan intensitasnya, perilaku dapat


(22)

diobservasi, dijelaskan dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlibat dalam perilaku tersebut, perilaku mempengaruhi lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, perilaku dipengaruhi lingkungan (lawful), perilaku bisa tampak, perilaku yang tidak tampak bisa di observasi oleh orang lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal. (http://www.docstoc.com/docs/18468555/ PengantarModifikasiPerilaku).

2.1.5. Domain Perilaku

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2012), membagi perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan) yaitu ranah kognitif (kognitive), ranah affektif (affective), dan ranah psikomotor (psychomotor).

Dalam perkembangannya, teori bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu :

2.1.5.1. Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.


(23)

2. Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.

5. Sintesa

Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. 6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.

Menurut Lukman (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat. Sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga, metode pembelajaran, masyarakat atau lingkungan. 2.1.5.2. Sikap (attitude)

Menurut Notoadmojo (2012), sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan


(24)

suatu tindakan ataupun aktivitas, namun merupakan predisposisi tindakan atau prilaku. Menurut Allport, seperti dikutip Notoadmojo (2012), sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: 1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, dan media massa.

2.1.5.3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata


(25)

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu :

1. Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat pertama. 2. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat kedua.

3. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.2. Definisi Remaja

Masa remaja (adolescence) merupakan masa dimana terjadi transisi masa kanak-kanak menuju dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun. Istilah adolescence merujuk kepada kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk pada saat dimana telah ada kemampuan reproduksi. Masa remaja dapat dibagi menjadi tiga subtipe yaitu masa remaja awal ( usia 11 sampai 14 tahun), masa remaja akhir (usia 15 sampai 17 tahun), masa remaja akhir (usia 18 sampai 20 tahun) (Potter & Perry 2009). Sedangkan Menurut Santrock (2003:26) bahwa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak


(26)

dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

2.2.1. Proses Biologis ( biological processes)

Proses ini mencakup perubahan-perubahan dalam hakikat fisik individu. Perkembangan fisik, yang dimaksud adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik ( Papalia dan Olds, 2011).

Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada masa remaja. Kematangan seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder. Terdapat banyak variasi pada masa perubahan fisik yang dihubungkan dengan pubertas antara lawan jenis dan sesama jenis. Pada remaja sangat sensitif terhadap perubahan fisik yang akan membuat mereka berbeda dari kelompok (Perry & Potter, 2009). Anak perempuan umumnya lebih dulu mengalami perubahan fisik dibandingkan anak laki-laki, yaitu sekitar dua tahun lebih awal (santrock,2003). Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alatalat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada lakilaki) dan tandatanda seksual sekunder yang tumbuh (Santrock,2003).

2.2.2. Proses Kognitif

Berdasarkan teori perkembangan piaget, kemampuan kognitif remaja berada pada tahap formal operational. Remaja harus mampu mempertimbangakan


(27)

semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dan mempertanggungjawabkannya. Remaja memperoleh kemampuan memperkirakan suatu kemungkinan, mengurutkannya, memecahkan masalah dan mengambil kepurusan secara logis. Mereka bisa berpikir secara abstrak dan dapat mengatasi hipotesis. Di saat seperti ini, remaja akan mengalami kemajuan proses berpikir yang sebelumnya masih bersifat fisik/konkret menjadi bersifat abstrak (Perry & Potter,2009). Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam (Kusmiran,2011). Berkaitan dengan perkembangan kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah laku sebagai berikut :

a. Kritis

segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja cenderung mempertanyakan kembali aturan-aturan yang diterimanya

b. Rasa ingin tahu

Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya kebutuhan/ kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/ dipecahkan

c. Jalan pikiran egosentris

Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis dan egosentris, menyebabkan remaja cenderung sulit menerima pola pikir yang berbeda dengan pola pikirnya


(28)

d. Imagery audience

Remaja merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain menyebabkan remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya dan dapat mempengaruhi konsep dirinya

e. Personal fables

Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbeda dengan orang lain. Tercapainya tahap perkembangan ini ditandai dengan individu mampu : a. Berpikir secara kontra faktual (contra-factual), artinya ia menyadari

bahwa realitas dan pikiran tentang realitas bisa berbeda, juga bisa memaknai suatu realitas sesuai kehendaknya.

b. Realitas adalah kondisi nyatanya (objektif) sedangkan pikiran tentang realitasnya adalah kondisi subjektif (persepsi).

2.2.3. Proses Sosial-Emosi

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2006).

Pada proses sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari


(29)

konteks sosial dalam perkembangan (Santrock,2003). Remaja berusaha memisahkan unsur emosional dari pihak orang tua sambil tetap mempertahankan hubungan keluarga. Selain itu mereka harus membangun sistem etis yang berdasarkan nilai-nilai pribadi (Perry & Potter,2009). Mereka akan membuat keputusan mengenai karir, pendidikan di masa depan, dan gaya hidup. Kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka (Perry & Potter, 2009).

2.3. Tugas- Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurts 1988 (dalam Kusmiran,2011), ada tugas- tugas yang harus diselesaikan dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal- hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial.

Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupakan tuntutan bagi remaja dalam bertingkah laku. Adapun tugas perkembangan pada remaja menurut Havighurts (dalam Kusmiran,2011) adalah :

1. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif

2. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin ( sebagai laki-laki dan perempuan )

3. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis


(30)

5. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya

6. Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi

7. Menyiapkan diri ( fisik dan psikis ) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan keluarga

8. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan ( dalam bidang pendidikan atau pekerjaan )

9. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

2.4. Situs Jejaring Sosial

Jejaring sosial adalah sebutan lain web community. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Ada berbagai macam situs jejaring sosial yang digunakan seseorang diantaranya adalah MySpace, FB, Windows Live Spaces, Friendster, Twitter, dan lain sebagainya ( Kindarto,2010).

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat,


(31)

messaging, email, video, audio chat, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Situs- situs dari jejaring sosial seperti FB, Twitter, Youtube atau Yahoo Messenger. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling berbagi informasi didalamnya. Situs jejaring sosial yang paling terkenal dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yaitu FB.

Keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk berinteraksi dengan mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Selain itu, dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Namun, tidak menutup kemungkinan, kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun. Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih praktis. Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini membuat anak muda tidak mengakses internet. Dalam kadar yang berlebihan, situs jejaring sosial ini secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti kecanduan (addiksi) yang berlebihan dan terganggunya privasi seseorang.

2.5. Facebook

Facebook (FB) merupakan situs web jaringan sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg yang berusia 21 tahun, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. FB adalah


(32)

website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Seseorang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

Pengguna jejaring sosial FB sudah mencapai 300 juta orang, kurang lebih setara dengan jumlah penduduk Amerika Serikat. Pengguna FB salah satunya adalah remaja. Remaja menggunakan FB untuk berinteraksi dengan teman-temannya atau mencari teman baru, dan menikmati berbagai layanan yang disediakan FB.

Keistimewaan FB terletak pada fasilitasnya yang variatif dan cenderung mudah dipelajari. Bahkan kini, FB menjadi hosting foto terbesar, mengalahkan situs foto seperti Flickr atau Picasso (Enda Nasution, 2008 dalam judhita,2010). Lebih dari sekadar mencari teman dan memasukkannya dalam friendlist, situs ini bisa menawarkan lebih dari itu. Sharing untuk media seperti audio, video, foto, dan notes, merupakan salah satu wujud kebebasan yang memungkinkan siapa saja dapat mengunggah apa saja dengan segala resiko yang juga ada. Sedang untuk jaminan keamanannya bisa diatur untuk foto dan profil dalam privacy setting.

Remaja biasanya mengakses FB melalui handphone yang mendukung adanya aplikasi FB. Selain itu, biasanya mereka mengakses melalui internet langsung. Seringnya remaja mengakses FB, membuat perilaku remaja biasanya berubah, mereka terkadang suka lupa waktu dan lebih sering meluangkan waktu


(33)

untuk membuka FB disaat mereka sedang melakukan aktivitas sekolah atau kegiatan lainnya.

Meski begitu, menurut survei consumer report bulan mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun FB dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.

Pada september 2012 FB memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum di buka untuk siswa sekolah menengah atas dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia 13 tahun. FB dapat mempengaruhi perilaku penggunanya. Pengguna FB terdiri dari berbagai kalangan dari kalangan remaja sampai dengan orang dewasa.

2.6. Pengaruh Penggunaan FB

2.6.1. Pengaruh Positif Penggunaan FB

Dalam perilaku sosialnya, remaja adalah periode dimana teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting. Mereka ikut dalam kelompok-kelompok, klik-klik, atau gang-gang sebaya atau peer group yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang dipelajarinya di rumah. Oleh karena itu, pada umumnya remaja menggunakan situs FB untuk menjalin persahabatan lebih luas dengan teman-teman yang telah dikenal maupun teman-teman-teman-teman baru di seluruh dunia.


(34)

Adanya FB memberikan pengaruh positif terhadap perilaku remaja. Menurut Julianita (2012) berikut adalah manfaat yang dapat diambil dari penggunaan FB :

1. Mempermudah komunikasi

Sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan interaksi dengan orang lain dan interaksi tersebut dapat terjalin dengan baik melalui adanya komunikasi. Manusia modern tidak perlu sibuk membuat coretan atau lukisan untuk komunikasi. Tak perlu juga selalu bertemu dan bertatap muka langsung untuk berkomunikasi karena berbagai media canggih telah tersedia. Kini seseorang bisa berkomunikasi dengan orang dari berbagai benua hanya dengan Handphone ataupun internet. FB menyediakan beragam fasilitas yang dapat mempermudah komunikasi seperti status, wall, grup, message halaman, acara, catatan, dan chat FB. 2. Menambah teman

Dalam hidup ini, seseorang butuh teman dan pergaulan. Semakin banyak teman hidup akan semakin berwarna. Dengan adanya FB, seseorang bisa menambah teman sebanyak yang dia mau dengan mudah. Tentu tidak semua orang bisa kita jadikan teman, kita pun harus selektif dan berhati-hati dalam mencari teman di dunia maya. Jika kita menemukan teman yang baik, kita bisa menindaklanjuti pertemanan tersebut di dunia nyata. 3. Sebagai sarana curhat (curahan hati)

Sebagian besar facebookers mengaku senang curhat di FB. Curhat di FB tentu lebih menyenangkan dibanding curhat di diary karena kita bisa


(35)

mendapatkan respon dari banyak orang berbeda dengan buku diary hanya bisa diam membisu.

4. Mempermudah menyampaikan informasi

Sebagian besar facebookers mengaku FB memudahkan menyampaikan mendapatkan informasi sesuai kebutuhan misalnya informasi mendapatkan beasiswa, lowongan kerja dan sebagainya. Apalagi jika facebookers sudah tergabung dalam sebuah grup.

5. Sebagai sarana mencari hiburan

FB bisa menjadi tempat hiburan yang menyenangkan dan murah, mampu menghilangkan kejenuhan di tengah rutinitas. FB menyediakan beragam permainan yang bisa di nikmati seperti Farm Ville, mafia wars, cafe world, treasure isle dan lain-lain.

6. Memudahkan mengetahui riwayat seseorang

Saat ini FB memunculkan tampilan baru berupa kronologi yang memudahkan untuk mengetahui riwayat seseorang karena dengan kronologi, seseorang dapat mengetahui bagaimana kisah seseorang dimasa lalu semenjak dia bergabung di FB.

2.6.2. Pengaruh Negatif Penggunaan FB

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan FB antara lain :

1. Tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya

Orang yang sudah kecanduan FB terlalu asyik dengan dunianya sendiri (dunia yang diciptakannya) sehingga tidak peduli dengan orang lain dan


(36)

lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan FB sering mengalami hal ini, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dunianya berubah menjadi dunia FB.

2. Berkurangnya sosialisasi di dunia nyata

Berkurangnya sosialisasi di dunia nyata ini dampak dari terlalu sering dan terlalu lama bermain FB. Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial remaja. Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman teman FBnya yang rata rata membahas sesuatu yang tidak penting yang mengakibatkan kemampuan verbal remaja menurun.

3. Menghamburkan uang

Akses internet untuk membuka FB jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan terlebih jika mengakses dari warnet. Dan biaya internet di Indonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain. Hal ini sudah bisa dikategorikan sebagai pemborosan, karena tidak produktif.

4. Mengganggu kesehatan

Terlalu lama di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang, telat makan dan tidur tidak teratur. Obesitas (kegemukan), penyakit lambung (pencernaan), dan penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.


(37)

5. Berkurangnya waktu belajar

Hal ini akan terjadi jika seseorang tidak bisa membagi waktunya dengan baik. Terlalu lama bermain FB akan mengurangi jatah waktu belajar si anak sebagai pelajar. Bahkan banyak diantara pelajar yang belajar sambil bermain FB saat di sekolah.

6. Berkurangnya perhatian untuk keluarga

Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para facebookers. Bagi mereka teman teman di FB adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang.

7. Tersebarnya data pribadi

Beberapa facebookers memberikan data data mengenai dirinya dengan sangat detail. Biasanya ini untuk orang yang baru kenal internet hanya sebatas FB saja. Mereka tidak tahu resikonya menyebarkan data pribadi di internet.

8. Mudah menemukan sesuatu yang berbau pornografi dan sex

Mudah sekali bagi para facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan sex. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. Inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenet Indonesia, hanya menggunakan internet untuk mencari hal-hal yang berbau negatif. Di FB akan sangat mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian dan lain-lain.


(38)

9. Rawan terjadinya perselisihan

Tidak adanya kontrol dari pengelola FB terhadap para anggotanya dan ketidakdewasaan pengguna FB itu sendiri membuat perselisihan antar facebookers sering sekali terjadi.

10.Penipuan

Seperti media media lainnya, FB juga rawan terhadap penipuan. Apalagi bagi anak anak yang kurang mengerti tentang seluk beluk dunia internet.


(39)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep

Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informatika (TIK) terbukti telah dapat mempengaruhi masyarakat secara global baik itu perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang secara signifikan berlangsung demikian cepat. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling ketergantungan antar satu dengan yang lain. Untuk dapat menyampaikan maksud dan tujuanya maka manusia perlu berkomunikasi.

Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati melalui penelitian yaitu perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB memiliki karakteristik, perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu, jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang itu merupakan karakteristik perilakunya, perilaku mempunyai satu atau lebih individu yang dapat diukur yaitu frekuensi, durasi, dan intensitasnya, perilaku dapat diobservasi, dijelaskan dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlibat dalam perilaku tersebut, perilaku mempengaruhi lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, perilaku dipengaruhi lingkungan (lawful), perilaku bisa tampak, perilaku yang tampak bisa di observasi oleh orang lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal. Hasil penelitian akan menggambarkan perilaku remaja dalam 3 domain perilaku yakni pengetahuan, sikap dan tindakan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB.


(40)

Pada skema kerangka penelitian dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Swasta Raksana MEDAN dimana peneliti akan mengidentifikasi perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB. Skema 1. Kerangka Penelitian Perilaku Remaja yang Menggunakan

Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan Perilaku remaja yang

menggunakan FB : Pengetahuan

Sikap

Tindakan

− Baik − Cukup − Kurang

− Positif − Negatif

− Baik − Tidak Baik


(41)

3.2. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1 Perilaku

remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB Seperangkat tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh remaja yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penggunaan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan Kuesioner dengan jumlah 30 pertanyaan tertutup yang terdiri dari 3 komponen yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner a. Perilaku Positif b. (50-100%) c. Perilaku Negatif (<50%) Ordinal

1.1 Pengetahuan Sesuatu yang diketahui remaja yang berasal dari pengalaman maupun pengamatan dalam penggunaan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan Kuesioner dengan jumlah 10 pertanyaan tertutup yang terdiri dari 2 pilihan jawaban yaitu :

0 = Salah 1 = Benar

Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner a. Baik: (80%-100%) bila responden menjawab benar 8-10 soal. b. Cukup: (40%-70%) bila responden menjawab benar 4-7 soal. c. Kurang: (<40%) bila responden menjawab 1-3 soal Ordinal


(42)

1.2 Sikap Pandangan atau perasaan remaja yang merupakan hasil evaluasi dari yang diketahuinya dalam penggunaan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan Kuesioner dengan jumlah 10 pertanyaan tertutup terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu : 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Setuju 4 = sangat setuju Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner a. Sikap Positif (25-40) bila menjawab 6-10 soal b. Sikap Negatif (10-24) bila menjawab < 5 soal

Ordinal

1.3 Tindakan Kegiatan yang dilakukan remaja berdasarkan pengetahuan dan sikapnya dalam penggunaan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan Kuesioner dengan jumlah 10 pertanyaan terbuka yang terdiri dari 4 yaitu : 0 = Tidak pernah 1 = Kadang-kadang 2 = Sering 3 = Sangat Sering Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

a. Baik (15-30) bila menjawab 5-10 soal b. Tidak baik

bila menjawab < 5 soal (<15)


(43)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2006). Menurut data yang diperoleh berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Swasta Raksana Medan pada tanggal 23 desember 2013 didapatkan populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Swasta Raksana Medan dengan jumlah populasi 645 orang.

4.2.2.Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Arikunto,2006). Penentuan jumlah sample menggunakan rumus (Notoatmodjo) dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% :

n = �

��2+1 n = 645

645.(0,12)+1

n = 87

Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak untuk dijadikan sampel maka digunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Penggunaan


(44)

teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil tetapi dipilih sebagai sampel (Rahmat, 2004) dengan rumus :

n = ����

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat di hitung sampel yang terpilih di setiap kelas adalah :

No Kelas Populasi Teknik Penarikan Sampel Sampel

1 X 152 87 � 152

645

20

2 XI 220 87 � 220

645

30

3 XII 273 87 � 273

645

37

Total 645 87

Adapun Kriteria sampel yang dipilih adalah remaja yang memiliki akun situs jejaring sosial FB selama > 1 tahun, bersekolah di SMA Swasta Raksana Medan, dan bersedia menjadi responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 87 orang.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Raksana Medan. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah lokasi tersebut dapat dijangkau oleh peneliti, adanya sampel memadai, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret 2014.


(45)

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan rekomendasi dari Kepala Sekolah SMA Swasta Raksana Medan.

Lembar persetujuan diberi kepada responden, tujuannya adalah responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama mengumpulkan data. Apabila responden bersedia untuk diteliti, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghargai haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner), tetapi hanya mencantumkan inisial yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin peneliti. Data-data yang diperoleh dari responden penelitian hanya digunakan untuk penelitian saja.

4.5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti akan menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB. Kuesioner ini terdiri dari 30 pertanyaan tertutup tentang perilaku remaja yang terdiri dari 1-10 pernyataan positif tentang pengetahuan, 1-10 pernyataan tentang sikap yang terdiri dari pernyataan positif


(46)

(soal no, 2,3,4,5,6,7,8,9) dan pernyataan negatif (soal no 1 dan 10), dan 1-10 pernyataan tentang tindakan yang terdiri dari pernyataan positif (soal no 9) dan pernyataan negatif (soal no 1,2,3,4,5,6,7,8,dan 10) dan 10 pertanyaan tertutup tentang pola penggunaan FB. Akan di hitung skornya dengan menggunakan skala guttman dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu untuk pengetahuan yaitu benar (skor 1), salah (skor 0), dan skala likert untuk sikap yaitu sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), setuju (skor 3), sangat setuju (skor 4) dan untuk tindakan yaitu tidak pernah (skor 0), kadang-kadang (skor 1), sering (skor 2) dan sangat sering (skor 3). Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian akan menentukan perilaku remaja pada siswa-siswi tersebut. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list (√) pada jawaban yang tersedia.

4.6.Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang dapat di ukur (Danim,2003). Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu keputusan tentang bagaimana instrumen dengan baik mewakili karakteristik yang diteliti. Pengujian validitas isi telah dilakukan oleh ahlinya yaitu dosen Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini uji validitas dilakukan sebelum penelitian.


(47)

Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diketahui dengan melakukan uji reliabilitas dengan uji KR-20 pada instrumen penelitian pengetahuan dan dengan uji cronbach alpha pada instrumen penelitian sikap dan tindakan. Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada 30 orang di luar sampel yang memiliki kriteria yang sama dengan kriteria sampel penelitian yaitu siswa-siswi SMA yang memiliki akun situs jejaring sosial FB. Instrumen yang dikatakan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0.70 (Polit & Hungler, 1995).

Hasil uji reliabilitas KR-20 pada instrumen penelitian pengetahuan didapatkan nilai reliabilitas 0,70. Dari hasil uji reliabilitas dengan cronbach alpha pada instrumen penelitian sikap didapatkan nilai reliabilitas 0,73 dan pada instrumen penelitian tindakan didapatkan nilai reliabilitas 0,72. Karena nilai uji reliabilitas lebih dari 0.70 maka instrumen penelitian ini dinyatakan reliable. 4.7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada institusi pendidikan di SMA Swasta Raksana Medan yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.


(48)

3. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Kepala Sekolah SMA Swasta Raksana Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

4. Pada saat pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pelaksanaan penelitian. Calon responden yang bersedia menjadi sampel penelitian, maka responden harus menandatangani informed consent (surat persetujuan). Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden selanjutnya responden dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pernyataan yang terdiri dari identitas responden, kuesioner penggunaan situs jejaring sosial FB, kuesioner pengetahuan remaja, kuesioner sikap remaja dan kuesioner tindakan remaja.

5. Selama pengisian kuesioner, peneliti mendampingi responden dan responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pernyataan yang tidak dimengerti. Peneliti memberikan waktu 20-25 menit kepada responden untuk mengisi semua kuesioner yang diberikan.

6. Setelah kuesioner selesai diisi oleh responden, peneliti mengumpulkan kuesioner dan dengan terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisis.


(49)

4.8. Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data untuk menentukan perkembangan perilaku remaja akibat FB pada responden sehingga didapat sampel penelitian, kemudian melakukan analisa data melalui beberapa tahap antara lain :

1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuesioner telah diisi sesuai petunjuk.

2. Coding yaitu memberikan kode tertentu pada kuesioner yang telah dibuat untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi dan analisa data. 3. Tabulating yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan dan

pengambilan kesimpulan

Dilakukan dengan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat, dimana data univariat untuk menampilkan identitas responden, perilaku remaja yang meliputi pengetahuan remaja tentang FB, sikap remaja tentang FB, tindakan remaja tentang FB dan penggunaan situs jejaring sosial FB dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(50)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain tentang : deskripsi identitas responden, deskripsi penggunaan situs jejaring sosial FB, deskripsi pengetahuan remaja terhadap FB, deskripsi sikap remaja terhadap FB dan deskripsi remaja terhadap FB di SMA Swasta Raksana Medan.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini di dapat dari pengambilan data yang dilakukan selama 2 minggu yaitu dari tanggal 27 Februari 2014 sampai dengan 11 Maret 2014 dengan jumlah responden sebanyak 87 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi, penggunaan situs jejaring sosial FB, pengetahuan remaja terhadap FB, sikap remaja terhadap FB dan tindakan remaja terhadap FB di SMA Swasta Raksana Medan.

5.1.1 Data Identitas Responden

Deskripsi identitas responden terdiri dari usia, jenis kelamin, dan kelas. Pada data identitas responden ini hanya digunakan untuk melengkapi data responden siswa saja. Berdasarkan hasil penelitian dari 87 responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok usia 16 -17 tahun (100%), sedangkan distribusi ditinjau dari jenis kelamin responden mayoritas berjenis kelamin perempuan (66,7%), dan Sebagian besar responden menduduki kelas XII (42,5%). Untuk lebih jelasnya, gambaran karakteristik identitas responden dapat di lihat pada tabel berikut:


(51)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Identitas Responden di SMA Swasta Raksana Medan

Identitas Responden Frekuensi Persentase Usia

16 – 17 tahun 87 100%

Jenis Kelamin

Laki-laki 29 33,3%

Perempuan 58 66,7%

Kelas

X 20 23%

XI 30 34,5%

XII 37 42,5%

5.1.2. Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial FB

Dalam penelitian ini perilaku remaja dibagi dalam 3 domain yaitu : pengetahuan, sikap, dan tindakan.

5.1.2.1. Pengetahuan Remaja Terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 87 responden terdapat 65 responden (74,7%) memiliki pengetahuan baik, 21 responden (24,2%) memiliki pengetahuan cukup dan sekitar 1 responden (1,1%) memilki pengetahuan kurang. Distribusi frekuensi dan persentasi pengetahuan remaja terhadap situs jejaring sosial FB dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini :


(52)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pengetahuan Remaja Terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Pengetahuan Remaja Frekuensi Persentase

Baik 65 74,7%

Cukup 21 24,2%

Kurang 1 1,1%

Total 87 100%

5.1.2.2 Sikap Remaja Terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 87 responden terdapat 74 responden (85,1%) memiliki sikap yang positif dan 13 responden (14,9%) memiliki sikap yang negatif. Distribusi frekuensi dan persentasi sikap remaja terhadap situs jejaring sosial FB dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Gambaran Sikap Remaja Terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Sikap Remaja Frekuensi Persentase

Positif 74 85,1%

Negatif 13 14,9%

Total 87 100%

5.1.2.3. Tindakan Remaja Terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 87 responden terdapat 75 responden (86,2%) memiliki tindakan yang baik dan 12 responden (13,8%) memiliki tindakan yang tidak baik. Distribusi frekuensi dan persentase tindakan remaja terhadap situs jejaring sosial FB dapat di lihat pada tabel di bawah ini :


(53)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Tindakan Remaja Terhadap Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Tindakan Remaja Frekuensi Persentase

Baik 75 86,2%

Tidak Baik 12 13,8%

Total 87 100%

5.1.2.4. Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab benar kuesioner yang meliputi 30 bagian pertanyaan, perilaku responden dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu: positif dan negatif. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja di SMA Swasta Raksana Medan memiliki perilaku positif yaitu 82 responden (94,3%) dan memiliki perilaku negatif yaitu 5 responden (5,7%). Distribusi frekuensi dan persentasi perilaku remaja terhadap situs jejaring sosial FB dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Total Berdasarkan Perilaku Remaja Yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan

Perilaku Remaja Frekuensi Persentase

Perilaku Positif (46-80) 82 94,3%

Perilaku Negatif (0-40) 5 5,7%


(54)

5.2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial yang terdiri dari mendapatkan gambaran pengetahuan remaja, mendapatkan gambaran sikap remaja dan mengetahui tindakan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan.

5.2.1. Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial FB 5.2.1.1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB terdapat 65 responden (74,7%) memiliki pengetahuan baik, 21 responden (24,2%) memiliki pengetahuan cukup dan sekitar 1 responden (1,1%) memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan remaja yang bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat. Sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga, metode pembelajaran, masyarakat atau lingkungan. Dari hasil penelitian diatas salah satu yang mempengaruhi pengetahuan remaja yaitu lingkungan (teman), dimana remaja mendapatkan informasi tentang perkembangan teknologi dan informasi khususnya penggunaan FB. Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmojo 2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.


(55)

Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh teman, berita dari internet, obrolan di chat room/ ruang diskusi, dan hasil dari mesin pencarian, hal ini sesuai dengan pendapat Lukman (2007) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan hasil peneliti bahwa mayoritas remaja 82 responden (94,3%) menjawab benar tentang FB yaitu FB merupakan salah satu media yang mempermudah menjalin interaksi sosial terhadap orang lain dan keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian Niranti (2013) dan Kapang (2009) bahwa FB sangat berguna untuk media komunikasi jarak jauh yang ampuh karena tidak harus bertemu muka kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang kita inginkan dan situs jejaring sosial yang memungkinkan para penggunanya untuk berinteraksi dengan orang lain.

5.2.1.2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 87 responden terdapat 74 responden (85,1%) memiliki sikap yang positif dan 13 responden (14,9%) memiliki sikap yang negatif dalam mengggunakan FB. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap


(56)

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2012). Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, dan media massa.

Menurut Rahayuningsih (2008), pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional. Dari persentase diatas sikap responden baik dalam memahami bahwa penggunaan sosial media ini hanya digunakan untuk menambah teman, mengekspresikan diri dan menyalurkan potensi, memberikan informasi dan media yang memudahkan komunikasi jarak jauh. Hal ini sesuai dengan penelitian juditha (2010) bahwa perilaku remaja dalam memanfaatkan FB dapat terwujud dalam bentuk menambah teman, memperoleh informasi, menambah pengetahuan, serta menghibur.

Dapat dilihat juga dari hasil penelitian bahwa sebagian besar remaja 37 responden ( 42,5%) menjawab sangat setuju mengenai sikap menggunakan FB secara berlebihan akan mengakibatkan hal yang buruk bagi remaja, oleh karena itu hal ini dapat diasumsikan bahwa mayoritas dari remaja memiliki sikap yang positif, karena remaja mampu memahami dampak atau efek yang ditimbulkan FB jika digunakan secara berlebihan.

5.2.1.3. Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas remaja dari 87 responden terdapat 75 responden (86,2%) memiliki tindakan baik dan 12 responden (13,8%) memiliki tindakan yang tidak baik dalam menggunakan FB.


(57)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2012).

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa pengetahuan yang baik akan menghasilkan suatu tindakan yang baik pula, walaupun masih ada sebagian kecil responden memiliki tindakan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena kurang optimalnya remaja dalam mengaplikasikan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya dalam bentuk tindakan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas remaja 66 responden (74,9%) menjawab tidak pernah mengenai tindakan bertemu langsung dengan orang yang baru dikenalnya melalui FB, hal ini dapat diasumsikan bahwa mayoritas dari remaja memiliki tindakan yang positif, karena remaja memahami dampak negatif yang akan ditimbulkan FB.

Berdasarkan hasil penelitian untuk tindakan 24 responden (27,6%) menjawab sering memberikan komentar dan balasan terhadap teman-teman sesama pengguna FB, hal ini menunjukkan bahwa remaja cenderung mencoba melakukan segala kegiatan untuk menunjukkan eksistensi dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain. Ini merupakan perwujudan dari pemenuhan tugas-tugas perkembangan remaja dalam pemanfaatan FB.


(58)

5.2.1.4. Perilaku

Perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB di SMA Swasta Raksana Medan terdiri dari tiga kelompok pernyataan yaitu : pengetahuan remaja terhadap situs jejaring sosial FB, sikap remaja terhadap situs jejaring sosial FB, tindakan remaja terhadap situs jejaring sosial FB, di dapatkan hasil bahwa mayoritas remaja memiliki perilaku positif yaitu 82 responden (94,3%) dan memiliki perilaku negatif yaitu 5 responden (5,7%) dalam menggunakan FB. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan diantaranya tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman dalam menggunakan FB. Jika dikaitkan dengan karakteristik responden, mayoritas responden berada pada tingkat pendidikan SMA dan kelompok usia 16 tahun 38 (43,7%), hal ini menunjukkan bahwa remaja pada usia 16-18 tahun telah memiliki pemikiran operasional formal dan logis. Di saat seperti ini, remaja mengalami kemajuan proses berpikir lebih asbstrak untuk menginterprestasikan penggunaan FB sebagai hal yang positif karena dapat memenuhi kebutuhan psikologis dan menjalani tugas perkembangan.

Jika dilihat secara menyeluruh perilaku responden 82% positif yaitu pengetahuan responden 74% baik, sikap seluruh responden 85% positif dan 86% tindakan responden baik. Remaja menggunakan FB hanya untuk memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu mencari kepuasan dengan menggunakan fitur yang ada di situs media ini, dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian Diina (2013) menyatakan bahwa remaja memiliki


(59)

persepsi sangat positif terhadap penggunaan FB dalam membantu memenuhi kebutuhan psikologis remaja dan menjalani tugas perkembangan remaja.

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa fitur FB yang sering digunakan remaja adalah fitur update status, sekitar 42,5% remaja selalu mengupdate status, hal ini menunjukkan bahwa update status merupakan sebagai bentuk pengekspresian diri remaja. Hal ini didukung oleh pernyataan Pikunnas 1976 (dalam diina, 2013) bahwa pemanfaatan FB sebagai media untuk menyalurkan ekspresi diri dapat mendukung remaja untuk memenuhi tugas perkembangannya sehingga remaja memiliki kepercayaan diri, menerima diri sendiri, serta mengandalkan kemampuan yang dimilikinya.


(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 87 siswa di SMA Swasta Raksana Medan sebagai berikut :

1. Perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB mayoritas memiliki perilaku positif responden yakni 82 responden (94,3%) terhadap dan 5 responden (5,7%) memiliki perilaku negatif.

2. Pengetahuan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yakni 65 responden (74,7%), memiliki pengetahuan cukup 21 responden (24,2%) sedangkan 1 responden (1,1%) memiliki pengetahuan kurang.

3. Sikap remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB mayoritas memiliki sikap positif yakni 74 responden (85,1%) dan 13 responden (14,9%) memiliki sikap yang negatif.

4. Tindakan remaja yang menggunakan situs jejaring sosial FB mayoritas responden memiliki tindakan baik 75 responden (86,2%) sedangkan 12 responden (13,8%) memiliki tindakan yang tidak baik.


(61)

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Peneliti menyarankan kepada lembaga pendidikan keperawatan khususnya bagi pendidik keperawatan Anak untuk lebih banyak memberikan pengetahuan mengenai perilaku khususnya remaja terkait masalah penggunaan teknologi dan informasi, guna mengoptimalkan perilaku remaja terhadap penggunaan situs jejaring sosial khususnya FB.

6.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini mengidentifikasikan perilaku terhadap penggunaan situs jejaring sosial khususnya FB bagi remaja di SMA Swasta Raksana Medan, oleh karena itu diharapkan bagi pelayanan keperawatan khususnya di bidang keperawatan anak dapat lebih optimal dalam memberikan pelayanan khususnya dalam bidang perkembangan perilaku bagi remaja.

6.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan situs jejaring sosial FB terhadap perkembangan perilaku remaja. Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah saja dengan sampel 87 responden. Oleh sebab itu pada peneliti selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk mengambil variabel dari beberapa sekolah, sehingga hasilnya lebih baik dan datanya lebih respentatif.


(62)

6.2.4 Bagi Masyarakat

Disarankan kepada masyarakat khususnya orang tua untuk lebih memperhatikan dan mengawasi perilaku anak-anak mereka terkait tentang masalah penggunaan internet atau teknologi dan informasi khususnya penggunaan situs jejaring sosial FB, sehingga perilaku anak-anak tersebut berjalan secara optimal.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Edisi revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta.

Artikel Iptek dan Arkeologi, (2010). Menimbang Manfaat Situs Jejaring Sosial,http://smartblog92.blogspot.com/ diakses tanggal 22 oktober 2013 10.00 Wib.

Bill Tancer, 2008. Click: What Millions of People are Doing Online and Why It Matters. USA.

Diina, Nirmala. (2013). Jurnal ilmiah persepsi remaja dan orang tua terhadap penggunaan facebook Vol.2. No.1

eBizMBA article.2012. Top 15 Most popular social networking sites. Terarsip di

pada tanggal 29 oktober pukul 15.15 Wib.

Gunawan. (2009). Fenomena Facebook di Indonesia.

http://grelovejogja.wordpress.com/2009/03/29/fenomena-facebook-di-indonesia/online 18 Februari 2010.

Gunarsah, Singgih. D. (2001). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Gunung Mulia

http://www.docstoc.com/docs/18468555/ PengantarModifikasiPerilaku

Hurlock, E. B. (2000). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. (Terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo), edisi 5, Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan, Suatu Rentang Kehidupan (Terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo), Edisi 5, Jakarta: Erlangga Julianita, W. (2012). Be a smart good facebookers. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Juditha, Christiany. (2011). Journal hubungan penggunaan situs jejaring sosial facebook terhadap perilaku remaja di kota makasar Vol 13, No 1.

Kapang, F.Y. (2009). Planet facebook : 6 jurus menguasai facebook. Yogyakarta : Cemerlang Publishing

Kindarto, A. (2010). Efektif blogging dengan aplikasi facebook. Jakarta: PT elex Media Komputindo.


(64)

Kusmiran, E. (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita: Jakarta: Salemba Medika.

Livingstone, Sonia. (2002). Young people and new media : Childhood ang the changing Media Environtment. London : SAGE Publications.

Monk, F. J., Knoers, A. M. P. & Handitomo, S. R. (1994). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Niranti, Dian. F. (2013). Jurnal pola perilaku penggunaan facebook (studi deskriptif kualitatif tentang motivasi penggunaan facebook dan dampaknya bagi kepribadian pengguna facebook di kalangan pelajar sekolah menengah tas dalam komunitas facebook tawangwangu adem) Notoadmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Papalia, Diane. E., Olds, Sally. W., & Feldman, Ruth. D. (2011). Human Development. New York: McGraw-Hill, inc.

Potter & Perry. (2009). Fundamentals of nursing: Fundamental keperawatan, Edisi 7, Jakarta: Salemba Medika.

Pollit & Hungler. (1995). Nursing research: Principles and method (5 th ed). Philadelphia: J.B. Lippincott company.

Rahayu, Ningsih. (2008). Sikap (attitude). Di buka pada website

Restu, Nugroho. (2012). 10 dampak negatif kecanduan bagi para pelajar dan remaja. http://rieztoshare.blogspot.com/2012/04/10-dampak-negatif-kecanduan-facebook.

Sahana. 2008. Facebook Indonesia Outpaces Southeast Asian Counterparts in 2008. http://www.insidefacebook.com/2008/12/31/facebook-indonesia-outpaces-southeast-asian-counterparts-in-2008/ di akses tanggal 28 september 2013 pukul 15.00 Wib

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja. (Terjemahan oleh Soedjarwo), Jakarta: Erlangga.


(65)

Setiawan, Dirgayuza, (2009). Gaul Ala Facebook Untuk Pemula. Jakarta: Media Kita.

Valentino. (2013). Mengapa masyarakat indonesia menyukai facebook.

12 oktober 2013 pukul 18.00 Wib.

Weber, Larry. (2009). Marketing To The Social Web : How Digital Customer Communities Build Your Bussiness Second Edition, New Jersey: John Wiley & Sons, inc.

Wikipedia, (2011). Facebook, http://www. id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses pada tanggal 20 oktober 2013 pukul 20.00 Wib.


(66)

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook di SMA Swasta Raksana Medan

Oleh : Lyilyi Alfianti

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku remaja yang menggunakan situs jejaring sosial facebook di SMA Swasta Raksana Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi saudara/i dalam memberikan jawaban atas kuesioner sesuai dengan pendapat saudara/i tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban saudara/i. Informasi yang diberikan hanya dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat suka rela dan bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara/i menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/i.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i untuk penelitian ini.

Peneliti Medan, Februari

2014

Responden


(67)

Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU REMAJA YANG MENGGUNAKAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data terhadap subjek yang memenuhi kriteria penelitian.

Ada 5 bagian yang termasuk dalam kuesioner ini yaitu: Bagian 1. Identitas Responden

Bagian 2. Kuesioner Pengetahuan Remaja terhadap FB Bagian 3. Kuesioner Sikap Remaja terhadap FB

Bagian 4. Kuesioner Tindakan Remaja terhadap FB I. Kuisioner Identitas Responden

Petunjuk pengisian: isilah data di bawah ini dengan lengkap. Berilah tanda cek (√) pada tanda kurung yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini.

No Responden (di isi peneliti) a. Inisial nama :

b. Usia : ( ) 16 tahun ( ) 17 tahun ( ) 18 tahun c. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki

( ) Perempuan d. Kelas : ( ) X

( ) XI ( ) XII


(68)

III. Kuesioner Pengetahuan Remaja

Petunjuk pengisian : Berilah tanda cek (√) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan yang anda ketahui, dimana B = Benar dan S = Salah.

No Pernyataan B S

1 FB merupakan salah satu media yang mempermudah menjalin interaksi sosial terhadap orang lain dan keluarga

2 Memberikan komentar negatif di FB merupakan hal yang mengakibatkan perselisihan antar sesama pengguna 3 Apabila terlalu sering membuka FB dapat mengganggu

waktu belajar

4 Ketika seseorang mengakses FB terlalu lama, maka dapat mengabaikan lingkungan sekitar

5 Sebagian remaja beranggapan bahwa FB dapat membuang waktu sia-sia

6 Teman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan FB

7 FB memudahkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain tanpa bertemu langsung

8 FB dapat menjadi sumber informasi yang dibutuhkan bagi remaja

9 FB memberikan peluang bagi remaja untuk mengekpresikan diri

10 FB memberikan dampak buruk terhadap remaja seperti tingkat kecanduan yang cukup tinggi, mengganggu konsentrasi belajar, membuat malas belajar dan banyak waktu yang terbuang sia-sia


(69)

IV. Kuesioner Sikap Remaja

Petunjuk pengisian: isilah data di bawah ini dengan lengkap. Berilah tanda cek (√) pada tanda kurung yang tersedia sesuai dengan pendapat anda, dimana STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya selalu mengupdate status di account FB 2 Saya merasa senang dan mendapat kepuasan untuk

mengembangkan kemampuan diri setelah mengakses FB

3 Mengakses FB secara berlebihan merupakan hal yang buruk

4 Mengakses FB saja membuat saya malas beraktivitas dan belajar

5 Dengan FB Saya mempunyai banyak teman 6 Dengan FB saya bebas mengekspresikan diri dan

menyalurkan potensi diri

7 FB dapat memberikan manfaat yaitu memudahkan untuk menjalin interaksi dengan teman dan keluarga 8 Fasilitas-fasilitas yang tersedia di situs FB dapat

memberikan informasi yang saya butuhkan

9 FB merupakan salah satu media yang memudahkan komunikasi jarak jauh

10 Saya menjadi lupa waktu untuk melakukan kegiatan lain setelah mengakses FB


(70)

V. Kuesioner Tindakan Remaja

Petunjuk pengisian : isilah data di bawah ini dengan lengkap. Berilah tanda cek (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda, dimana: TP = Tidak Pernah, KK = Kadang-Kadang, S = Sering, SS = Sangat Sering

No Pernyataan TP KK S SS

1 Setiap hari saya mengupdate status dan berkomentar di FB

2 Saya memanfaatkan FB sambil bermain game 3 Saya menerima permintaan pertemanan kepada

siapa saja walaupun saya tidak mengenalnya 4 Saya mengakses FB setiap hari sesuai

keinginan saya

5 Saya mengakses FB tanpa memperhatikan waktu yang digunakan

6 Saya mudah terpancing untuk menggunakan FB ketika ada teman saya mengakses FB 7 Saya sering memberikan komentar dan

memberikan balasan terhadap teman-teman sesama pengguna FB

8 Saya bertemu langsung dengan orang yang mengajak saya ketemuan meskipun saya baru mengenalnya melalui FB

9 Saya menjadi lebih percaya diri setelah mengakses FB

10 Saya lupa waktu ketika sudah mengakses FB sehingga jarang berkomunikasi atau tatap muka langsung dengan orang lain


(71)

No Aktifitas Penelitian Septemb er 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul

Penelitian 2 Menyusun

BAB 1 3 Menyusun

BAB 2 4 Menyusun

BAB 3 5 Menyusun

BAB 4 6

Menyerahkan Proposal Penelitian 7 Ujian Sidang

Proposal 8 Revisi Proposal 9 Uji Validitas

dan Reliabilitas 10

Pengumpulan Data

Responden 11 Analisa Data 12

Pengajuan Sidang Proposal 13 Ujian Sidang


(72)

Lampiran 4 Frequencies

Hasil Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi dan Perilaku Remaja yang Menggunakan Situs Jejaring Sosial Facebook

Statistics Usia Jenis Kelamin Kela s Pengetahuan RemajaTerhad apFacebook Sikap Remaja Terhadap Facebook Tindakan RemajaTerhada p Facebook Perilaku Remaja yang Menggunakan Facebook

N Valid 87 87 87 87 87 87 87

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean

16.75 6.94 22.76

1 3 . 7 9 38.64

Median 17.00 8.00 25.00 16.00 41.00

Mode 16 8 25 16 41

Std. Deviation .750 1.876 5.379 5.549 9.598

Frequency Table

Usia

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 16 38 43.7 43.7 43.7

17 33 37.9 37.9 81.6

18 16 18.4 18.4 100.0


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)