memperoleh dan mengendalikan manfaat tersebut.
B. Jenis-Jenis Aset Tetap
Aset tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu:
1.
Substansi
Aset yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan ke dalam
dua kategori yaitu aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Penggolongan aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud adalah
sebagai berikut:
a. Aset tetap yang berwujud
tangible fixed assets
Aset tetap berwujud merupakan aset berwujud yang bersifat jangka panjang dan aktivitas operasi perusahaan. Didalamnya meliputi:
tanah, bangunan, dan peralatan. b.
Aset tetap tidak berwujud
intangible fixed assets
Aset tetap tidak berwujud merupakan aset tidak termasuk keuangan yang tidak memiliki bentuk fisik. Harta tak berwujud meliputi
seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli. 2.
Umur Pengkategorian aset tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu
tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.
Berdasarkan umurnya aset tetap terdiri dari: a.
Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti: tanah b.
Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aset sejenis. Misalnya: bangunan, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.
c. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis. Misalnya: sumber-sumber alam yang tidak dapat diperbarui seperti
minyak tanah, gas bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya. Menurut Mulyadi 2001:593 aset tetap berwujud yang dimiliki oleh
suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut: 1.
Tanah dan pematangan tanah
land and land improvement
2. Gedung dan perbaikan gedung
3. Mesin
4. Meubel
5. Kendaraan-kendaraan
Perum Bulog Divre Sumut Medan mengkategorikan jenis aset tetapnya kedalam aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Adapun pada aset
tetap berwujud dikelompokkan kedalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan, yaitu: 1.
Tanah 2.
Bangunan Gudang Bulog BGB 3.
Unit Penggilingan GabahBeras UPGB 4.
Gedung Kantor Divre, Sub Divre, Kansilog 5.
Gedung Tempat Tinggal Rumah Dinas
Adapun pada aset tetap tidak berwujud meliputi peraturan pemerintahkebijakan terkait perBulogan, dll.
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aset tetap, maka seluruh kategori yang ada
pada Perum Bulog Divre Sumut telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Dimana aset tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aset yang berwujud yang
bersifat jangka panjang meliputi: tanah dan bangunan.
C. Cara Perolehan Aset Tetap