dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian.
E. Penggantian Aset Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan penggunaan aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat
ditarik dari pemakaian.
Pengeluaran aset tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
antara lain:
1. Pengeluaran Modal
capital expenditures
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai
aset dikapitalisir.
Pengeluaran-pengeluaran yang
akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam
kategori ini. Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aset atau meningkatkan
kapasitas atau mutu produksi. Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debet pada akun: a
asset atau; b akumulasi penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya dicatat dalam akun aset.
Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aset dicatat sebagai debet akun akumulasi penyusutan.
2. Pengeluaran Pendapatan
revenue expenditures
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran - pengeluaran yang akan
mendatangkan manfaat untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai
beban. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan contoh dari pengeluaran ini.
Pada Perum Bulog Divre Sumut tidak adanya penggantian aset dikarenakan aset tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal dan dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu yang panjang serta memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun.
F. Pendayagunaan Aset Tetap
Pada Perum Bulog Divre Sumut, pendayagunaan aset tetap merupakan upaya optimalisasi pemanfaatan aset tetap Perum Bulog yang idle atau tidak
terpakai. Pendayaguna aset tetap dikelola oleh Usaha Bisnis – Optimalisasi
Aset UB-OPASET, Divre, Subdivre dan unit kerja tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan direksi. Pendayagunaan aset tetap dilakukan dengan cara, antara lain:
1.
Bangun Guna Serah BGS
2.
Bangun Serah Guna BSG
3.
Kerja Sama Operasi KSO
4.
Kerja Sama Usaha KSU
5.
Sewa
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor : PER- 13MBU092014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN.
Daftar aset tetap yang dioptimalisasikan pendayagunaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Tugas pendayagunaan aset tetap meliputi: 1.
Melakukan kajian bisnis pendayagunaan aset tetap 2.
Memasarkan aset tetap yang akan didayagunakan sebagaimana ditetapkan dalam daftar aset tetap
3. Melakukan seleksi calon mitra untuk pendayagunaan aset tetap
4. Mengadministrasikan dan melaporkan pelaksanaan pendayagunaan aset
tetap kepada pengelola aset tetap
G. Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap