Penyusutan Aset Tetap Sistem Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada Perum Bulog Divre Sumut

dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan termasuk harga faktur untuk memperoleh pembelian itu. Jika ada potongan harga maka harus dikurangi nilai cost. 2. Diperoleh dari hadiah atau donasi Aset tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya dilakukan dengan mencatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal yang berasal dari donasi.

D. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002:16.2 yaitu “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat ”. Faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan suatu aset tetap untuk memberikan jasa dapat dibagi dalam dua bagian: 1. Penyusutan fisik yang disebabkan oleh pemakaian dan keausan karena penggunaan yang berlebihan. 2. Penyusutan fungsi yang disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta demands , dan adanya kemajuan teknologi yang mengakibatkan suatu aset tetap menjadi usang. Disamping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aset tetap. Menurut Harahap 2002:53, yang dimaksud dengan penyusutan adalah pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa penggunaannya. Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain adalah: 1. Depresiasi Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. Juga dapat dikatakan penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. 2. Deplesi Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam wasting asset yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. 3. Amortisasi Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah: 1. Harga perolehan aset Seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aset sampai keadaan siap pakai. 2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat nilai residu Taksiran realisasi penjualan melalui kas aset tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aset tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan depreciable cost adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban penyusutan. 3. Umur teknis Umur manfaat yang diperkirakan expected useful life atas aset tetap juga harus diestimasi pada saat tersebut mulai digunakan. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu: 1. Faktor Fisik Aus karena dipakai wear and tear , aus karena umur deteroralitation and deacay , dan kerusakan merupakan faktor fisik yang dapat mengurangi fungsi aset tetap. 2. Faktor Fungsional Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan teknologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai. 3. Pola Pemakaian Pola pemakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi. Dalam Perum Bulog Divre Sumut aset tetap yang mengalami penyusutan menimbulkan biaya yang cukup tinggi dan menjadi beban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Oleh karena itu harus dilakukan optimalisasi pemanfaatan aset. Aset yang tidak terpakai akan disewakan kepada pihak kedua dalam jangka waktu tertentu. Adapun faktor yang menimbulkan penyusutan aset tetap yaitu: 1. Bangunan Gudang Bulog GBB Mengalami penyusutan fisik karena usia bangunan yang sudah cukup tua. Rata-rata bangunan mengalami penurunan dan membutuhkan perawatan serta perbaikan agar meminimalisir terjadinya kerusakan yang signifikan. 2. Unit Penggilingan GabahBeras UPGB Mengalami penyusutan fisik dan fungsional. Karena secara fisik bangunan UPGB sudah cukup tua. Dan secara fungsional mengalami penyusutan karena letaknya yang tidak lagi strategis dahulunya berada di sentra produksi beras, namun seiring perkembangan zaman dan alih fungsi lahan, saat ini bangunan menjadi berada di tengah pemukiman penduduk, selain itu juga jauh dari sentra produksi pertanian. 3. Gedung Kantor dan Gedung Tempat Tinggal Gedung kantor dan gedung tempat tinggal mengalami penyusutan fisik. Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aset tetap. Empat metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode saldo menurun, metode jumlah angka tahunan, dan metode unit produksi. Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan: “Dua faktor itu adalah nilai aset tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan dasar penyusutan dan taksiran manfaat”. Metode penyusutan diklasifikasikn sebagai berikut: 1. Metode Garis Lurus Dalam metode garis lurus, beban penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aset tetap. 2. Metode Saldo Menurun Metode saldo menurun menganggap bahwa beban penyusutan akan merata sepanjang umur aset tetap dan menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aset. 3. Metode Jumlah Angka Tahunan Metode jumlah angka tahunan akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ketahun. Tetapi cara perhitungan penyusutan berbeda dengan metode saldo menurun. 4. Metode Unit Produksi Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian.

E. Penggantian Aset Tetap