terlihat dan hanya dengan sinar yang langsung dan terang dapat terlihat. Timbulnya koplik’s spot hanya berlangsung sebentar, kurang lebih 12 jam,
sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis.
Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya demam. Ruam dimulai sebagai erupsi makulopapula eritematosa, dan
mulai timbul pada bagian samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut di kepala dan meluas ke dahi. Kemudian menyebar ke bawah ke seluruh
muka dan leher dalam waktu 24 jam jam. Seterusnya menyebar ke ekstremitas atas, dada, daerah perut dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Bagian
yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi daripada yang terkena kemudian. Setelah tiga atau empat hari, lesi teersebut berubah menjadi berwarna
kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak memucat dengan penekanan. Dengan menghilangnya ruam, timbul perubahan
warna dari ruam , yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan
Ranuh, 2008.
2.4 Mekanisme penyebaran penyakit campak
Virus campak ditularkan melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral biasanya mempunyai masa inkubasi yang lebih
singkat Djauzi, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Virus campak ditularkan secara langsung dari droflet infeksi, dan agak jarang dengan penularan lewat udara airborne spread. Virus campak sangat
sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahab pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus
mempunyai jangka waktu hidup yang pendek short survival time yaitu kurang dari dua jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik
adalah pada suhu -70°C Ranuh, 2008.
2.5 Cara pemberian imunisasi campak
Di Indonesia, digunakan vaksin campak yang dilemahkan yaitu TCID50 sebanyak 0,5 ml, untuk vaksin hidup pemberian dengan 20 TCID50 mungkin
sudah dapat memberikan hasil yang baik. Vaksin campak diberikan pada bayi umur sembilan bulan secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara
intramuskular. Daya proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai berbagai macam cara, salah satu indikator pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah
penurunan angka kejadian kasus campak sesudah pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD atau yang disebut
dengan program BIAS Ranuh, 2008.
2.6 Efek samping pemberian imunisasi campak
Efek samping imunisasi campak diantaranya adalah demam tinggi suhu lebih dari 39,4° C yang terjadi 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung
selama sekitar 24-48 jam insiden sekitar 2, dan ruam selama sekitar 1-2 hari
Universitas Sumatera Utara
insiden sekitar 2. Efek samping yang lebih berat seperti ensefalitis sangat jarang terjadi, kurang dari 1 setiap 1-3 juta dosis yang diberikan. SSPE subakut
scleosing panenchepalitis tidak pernah ditemukan lagi di negara-negara yang telah melaksanakan program imunisasi campak dengan efektif sangat kecil sekali
kemungkinan vaksin mengakibatkan SSPE Gold dalam Wahab, 2002.
2.7 Kontraindikasi pemberian imunisasi campak