5.2. Pengolahan Data
Ideal Cycle Time ditentukan berdasarkan lamawaktu mesin dalam menghasilkan produk
Perhitungan Availability yaitu rasio waktu operation time terhadap loading time-nya
Perhitungan Performance Efficiency yaitu rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus
idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi operation time
Perhitungan Rate of Quality Product yaitu rasio produk yang baik good product yang sesuai dengan spesifikasi
kualitas produk yang telah ditentukan terhadap jumlah produk yang diproses
Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE yaitu perkalian nilai-nilai availability, performance efficiency
dan rate of quality product yang sudah diperoleh
Perhitungan OEE Six Big Losses yaitu menghitung : 1. Breakdown Loss,
2. Set up and Adjustment Losses, 3. Idling and Minor Stoppages,
4. Reduced Speed Losses, 5. Rework Loss
6. Yieldscrap Losses
Gambar. 5.1. Block Diagram Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.2.1. Penentuan Ideal Cycle Time ICT
Ideal Cycle Time ditentukan berdasarkan pada lamawaktu mesin dalam menghasilkan produk. Kapasitas mesin dalam sehari terdapat 4000 ton tebu yang
masuk ke dalam mesin Cane Cutter I. Maka perhitungan Ideal Cycle Time adalah sebagai berikut:
Ideal Cycle Time mesin Cane Cutter I = 24 jam 4000 ton = 0.006 jamton
5.2.2. Perhitungan Availability
Availability adalah rasio waktu operation time terhadap loading time-nya. Untuk menghitung nilai availability digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
= time
Loading time
Operation ty
Availabili
Loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau per bulan dikurangi dengan downtime mesin yang direncanakan. Perhitungan loading time ini dapat dituliskan
dalam formula matematika, sebagai berikut : Loading time = Total Available Time – Planned Down Time
Operation time adalah total waktu proses yang efektif. Dalam hal ini operation time adalah hasil pengurangan loading time dengan downtime mesin.
Formula matematikanya adalah : Operation time = Loading time – Downtime
Downtime = Breakdown + Set up
Universitas Sumatera Utara
Nilai availability mesin Cane Cutter I untuk Januari 2009 adalah sebagai berikut :
Loading Time = 624 – 48 = 624 Downtime = 12,5 + 2 = 14,5
Operation time = 624 – 14,5 = 609,5 Availability =
624 5
, 609
x 100 = 97,68 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability sampai
periode Februari 2009 – Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Availability mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan
Loading time jam
Total Downtime
Jam Operation
time jam
Availability
Februari 624
14,5 609,5
97,68 Maret
696 15,4
680,6 97,79
April 672
15,9 656,1
97,63 Mei
720 14,2
705,8 98,03
Juni 696
16,7 679,3
97,60
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.3. Perhitungan Performance Efficiency
Performance effeciency adalah rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk
melakukan proses produksi operation time. Untuk menghitung nilai performance effeciency digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
= Time
Operation Time
Cycle Ideal
x Amount
Processed Efficiency
e Performanc
Universitas Sumatera Utara
Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Performance effeciency =
5 ,
609 0,006
x ,
54 ,
91630
x 100 = 90,20 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung Performance Efficiency
sampai periode Februari 2009 - Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Performance Efficiency Mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009
Bulan Total
Product Processed
ton Ideal Cycle
Time jamton
Operation time jam
Performance Efficiency
Februari 91630,54
0,006 609,5
90,20 Maret
82471,29 0,006
680,6 72,70
April 75340,19
0,006 656,1
68,90 Mei
88472,8 0,006
705,8 75,21
Juni 83271,4
0,006 679,3
73,55
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.4. Perhitungan Rate of Quality Product
Rate of Quality Product adalah rasio produk yang baik good products yang sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan terhadap
jumlah produk yang diproses. Perhitungan rate of quality product menggunakan data produksi pada Tabel 5.4 yaitu gross product dan total broke. Dalam
perhitungan rasio rate of quality product ini. process amount adalah total product processed sedangkan defect amount adalah total broke. dengan rumusan sebagai
berikut : 100
× =
Amount Processed
Amount Defect
- Amount
Processed Product
Quality of
Rate
Universitas Sumatera Utara
Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Rate of Quality Product =
13 ,
6184 13
, 6184
54 ,
91630 −
x 100 = 93,25 Perhitungan rate of quality product mesin Cane Cutter I dari periode
Februari 2009 – Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Rate of Quality Product Mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 – Juni 2009
Bulan Total Products
processed ton
Total Srap ton
Rate of Quality Product
Februari 91630,54
6184,13 93,25
Maret 82471,29
5852,35 92,90
April 75340,19
5635,72 92,52
Mei 88472,8
5748,72 93,50
Juni 83271,4
3748,72 95,50
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.5. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE
Setelah nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product pada mesin Cane Cutter I diperoleh maka dilakukan perhitungan nilai
overall equipment effectiveness OEE untuk mengetahui besarnya efektivitas penggunaan mesin Cane Cutter I di Pabrik Gula Sei Semayang.
Perhitungan OEE adalah perkalian nilai-nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product yang sudah diperoleh.
OEE = Availability × Performance Rate × Quality Rate Untuk mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 :
OEE = 0,9768x 0,9020x 0,9325 x 100 = 82,16 Dengan perhitungan yang sama. maka nilai OEE mesin Cane Cutter I pada
periode Februari 2009 sampai periode Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE Mesin CaneCutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009
Bulan Availability
Performance Efficiency
Rate of Quality Product
OEE
Februari 0,9768
0,9020 0,9325
82,16 Maret
0,9779 0,7270
0,9290 66,04
April 0,9763
0,6890 0,9252
62,23 Mei
0,9803 0,7521
0,9350 68,93
Juni 0,9760
0,7355 0,9550
68,55
Sumber : Hasil Pengolahan Data
.
5.2.6. Perhitungan OEE Six Big Losses 5.2.6.1. Downtime Losses
Downtime adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin equipment
failures mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya. Dalam perhitungan overall equipment effectiveness OEE.
equipment failures dan waktu setup and adjustment dikategorikan sebagai kerugian waktu downtime downtime losses
1. Equipment Failures Breakdowns
Kegagalan mesin melakukan proses equipment failure atau kerusakan breakdown yang tiba-tiba dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian
yang terlihat jelas. karena kerusakan tersebut akan mengakibatkan mesin tidak menghasilkan output.
Besarnya persentase efektivitas mesin yang hilang akibat faktor breakdown loss dapat dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
100 ×
= Time
Loading time
Breakdown Total
Loss Breakdown
Dengan menggunakan rumusan di atas. maka diperoleh perhitungan breakdown loss sebagai berikut :
Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Breakdown Loss =
624 5
, 12
x 100 = 2 Dengan cara perhitungan yang sama maka nilai persentase breakdown loss
mesin Cane Cutter I dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Breakdown Loss pada mesin Cane Cutter I
Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan
Total Breakdown jam
Loading Time jam
Breakdown Loss
Februari 12.5
624 2
Maret 12.7
696 1.82
April 13
672 1.93
Mei 11.9
720 1.65
Juni 14.2
696 2.04
Sumber : Hasil Pengolahan Data
.
2. Setup dan Adjustment
Kerusakan pada mesin maupun pemeliharaan mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut harus dihentikan terlebih dahulu. Sebelum
mesin difungsikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut yang dinamakan dengan waktu setup dan adjustment mesin. Dalam
perhitungan setup dan adjustment loss dipergunakan data waktu setup mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan di mesin Cane
Cutter I.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui besarnya persentase downtime loss yang diakibatkan oleh waktu setup and adjustment tersebut digunakan rumusan sebagai berikut
100 ×
= time
Loading time
ustment Setupadj
Total Loss
stment Setupadju
Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Setup and Adjustment Loss =
624 2
x 100 = 0.32 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat
dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Set up and Adjustment Losses di mesin Cane Cutter I
Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan
Set up Time jam
Loading Time
jam Set up and
Adjustment Losses
Februari 2
624 0,32
Maret 2,7
696 0,39
April 2,9
672 0,43
Mei 2,3
720 0,32
Juni 2,5
696 0,36
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.6.2. Speed Loss
Speed loss terjadi pada saat mesin tidak beroperasi sesuai dengan kecepatan produksi maksimum yang sesuai dengan kecepatan mesin yang
dirancang. Faktor yang mempengaruhi speed losses ini adalah idling and minor stoppages dan reduced speed.
Universitas Sumatera Utara
1. Idling dan Minor Stoppages
Idling dan minor stoppages terjadi jika mesin berhenti secara berulang- ulang atau mesin beroperasi tanpa menghasilkan produk. Jika idling dan minor
stoppages sering terjadi maka dapat mengurangi efektivitas mesin. Untuk mengetahui besarnya faktor efektivitas yang hilang karena faktor idling dan minor
stoppages digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
= time
Loading time
ive Nonproduct
stoppages minor
and Idling
Nonproductive time = Operation time – Actual Production time Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 :
Nonproductive time = 695,7 – 695,7 = 0 Idling dan Minor Stoppages =
624
x 100 = 0 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat
dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Idling an Minor Stoppages di Mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009
Bulan Loading Time
jam Nonproductive
Time jam
Idling and Minor Stoppages
Februari 624
Maret 696
April 672
Mei 720
Juni 696
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
2. Reduced Speed
Reduced speed adalah selisih antara waktu kecepatan produksi aktual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Untuk mengetahui besarnya
persentase faktor reduced speed yang hilang. maka digunakan rumusan berikut :
100 -
100 ×
× =
× =
time Loading
process product
Total time
cycle Ideal
time production
Actual time
Loading time
production Ideal
- time
production Actual
loss speed
Reduce
Reduced Speed Time = Actual production time – Ideal Production time Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 :
Ideal Production Time = 0,006 x 91630,54 = 549,78 Reduced Speed Loss =
624 78
, 549
7 ,
695 −
x 100 = 23,38 Reduced Speed Time = 695,7 – 549,78 = 145,92
Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Reduced Speed Loss di Mesin Cane Cutter I PeriodeFebruari 2009 - Juni 2009
Bulan Total
Product Process
ton Actual
Production Time
jam Ideal
Cycle Time
jamton Ideal
Production Time
Jam Loading
Time jam
Reduced Speed
Time jam
Reduced Speed
Loss
Februari 91630,5
695,7 0,006
549,78 624
145,92 23,38
Maret 82471,3
711,9 0,006
494,82 696
217,08 31,19
April 75340,2
699,5 0,006
452,04 672
247,46 36,82
Mei 88472,8
703,5 0,006
530,83 720
172,67 23,98
Juni 83271,4
705,8 0,006
499,62 696
206,18 29,62
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.2.6.3. Defect Loss
Defect loss artinya adalah mesin tidak menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditentukan dan scrap
sisa hasil proses selama produksi berjalan. Faktor yang dikategorikan ke dalam defect loss adalah rework loss dan yieldscrap loss.
1. Rework Loss
Rework Loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang.
Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
× =
time Loading
Rework time
cycle Ideal
loss Rework
Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009: Rework Loss =
624 x
006 ,
x 100 = 0 Dikarenakan hasil rework tidak ada maka Rework Loss bernilai 0
Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Rework Loss Mesin Cane Cutter I Periode Feb 2009 - Mei 2009
Bulan Loading
Time jam
Ideal Cycle Time
jamton Rework
ton Rework
Time jam
Rework Loss
Februari 624
0.006 Maret
696 0.006
April 672
0.006 Mei
720 0.006
Juni 696
0.006
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
2. YieldScrap Loss
Yieldscrap loss adalah kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai
dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil. sehingga produk yang dihasilkan pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidak memenuhi
spesifikasi kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui persentase faktor yieldscrap loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan
rumusan sebagai berikut :
100 ×
× =
time Loading
Scrap time
cycle Ideal
loss p
Yieldscra
Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Yieldscrap loss =
624 6184.1
x 006
,
x 100 = 5,95 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat
dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14.Yieldscrap Loss Mesin Cane Cutter I Periode Feb 2009 - Juni 2009
Bulan Loading
Time jam
Ideal Cycle Time
jamton Scrap
ton Scrap
Time jam
Yieldscrap Loss
Februari 624
0,006 6184,1
37,10 5,95
Maret 696
0,006 5852,4
35,11 5,05
April 672
0,006 5635,7
33,81 5,03
Mei 720
0,006 5748,7
34,49 4,79
Juni 696
0,006 3748,7
22,49 3,23
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISA DAN EVALUASI
6.1. Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE