Pengolahan Data Analisis Faktor-Faktor Six Big Losses Pada Mesin Cane Catter I Yang Mempengaruhi Efesiensi Produksi Pada Pabrik Gula PTPN II Sei Semayang

5.2. Pengolahan Data

Ideal Cycle Time ditentukan berdasarkan lamawaktu mesin dalam menghasilkan produk Perhitungan Availability yaitu rasio waktu operation time terhadap loading time-nya Perhitungan Performance Efficiency yaitu rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi operation time Perhitungan Rate of Quality Product yaitu rasio produk yang baik good product yang sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan terhadap jumlah produk yang diproses Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE yaitu perkalian nilai-nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product yang sudah diperoleh Perhitungan OEE Six Big Losses yaitu menghitung : 1. Breakdown Loss, 2. Set up and Adjustment Losses, 3. Idling and Minor Stoppages, 4. Reduced Speed Losses, 5. Rework Loss 6. Yieldscrap Losses Gambar. 5.1. Block Diagram Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.2.1. Penentuan Ideal Cycle Time ICT

Ideal Cycle Time ditentukan berdasarkan pada lamawaktu mesin dalam menghasilkan produk. Kapasitas mesin dalam sehari terdapat 4000 ton tebu yang masuk ke dalam mesin Cane Cutter I. Maka perhitungan Ideal Cycle Time adalah sebagai berikut: Ideal Cycle Time mesin Cane Cutter I = 24 jam 4000 ton = 0.006 jamton

5.2.2. Perhitungan Availability

Availability adalah rasio waktu operation time terhadap loading time-nya. Untuk menghitung nilai availability digunakan rumusan sebagai berikut : 100 × = time Loading time Operation ty Availabili Loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau per bulan dikurangi dengan downtime mesin yang direncanakan. Perhitungan loading time ini dapat dituliskan dalam formula matematika, sebagai berikut : Loading time = Total Available Time – Planned Down Time Operation time adalah total waktu proses yang efektif. Dalam hal ini operation time adalah hasil pengurangan loading time dengan downtime mesin. Formula matematikanya adalah : Operation time = Loading time – Downtime Downtime = Breakdown + Set up Universitas Sumatera Utara Nilai availability mesin Cane Cutter I untuk Januari 2009 adalah sebagai berikut : Loading Time = 624 – 48 = 624 Downtime = 12,5 + 2 = 14,5 Operation time = 624 – 14,5 = 609,5 Availability = 624 5 , 609 x 100 = 97,68 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability sampai periode Februari 2009 – Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Availability mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan Loading time jam Total Downtime Jam Operation time jam Availability Februari 624 14,5 609,5 97,68 Maret 696 15,4 680,6 97,79 April 672 15,9 656,1 97,63 Mei 720 14,2 705,8 98,03 Juni 696 16,7 679,3 97,60 Sumber : Hasil Pengolahan Data

5.2.3. Perhitungan Performance Efficiency

Performance effeciency adalah rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi operation time. Untuk menghitung nilai performance effeciency digunakan rumusan sebagai berikut : 100 × = Time Operation Time Cycle Ideal x Amount Processed Efficiency e Performanc Universitas Sumatera Utara Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Performance effeciency = 5 , 609 0,006 x , 54 , 91630 x 100 = 90,20 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung Performance Efficiency sampai periode Februari 2009 - Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Performance Efficiency Mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan Total Product Processed ton Ideal Cycle Time jamton Operation time jam Performance Efficiency Februari 91630,54 0,006 609,5 90,20 Maret 82471,29 0,006 680,6 72,70 April 75340,19 0,006 656,1 68,90 Mei 88472,8 0,006 705,8 75,21 Juni 83271,4 0,006 679,3 73,55 Sumber : Hasil Pengolahan Data

5.2.4. Perhitungan Rate of Quality Product

Rate of Quality Product adalah rasio produk yang baik good products yang sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan terhadap jumlah produk yang diproses. Perhitungan rate of quality product menggunakan data produksi pada Tabel 5.4 yaitu gross product dan total broke. Dalam perhitungan rasio rate of quality product ini. process amount adalah total product processed sedangkan defect amount adalah total broke. dengan rumusan sebagai berikut : 100 × = Amount Processed Amount Defect - Amount Processed Product Quality of Rate Universitas Sumatera Utara Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Rate of Quality Product = 13 , 6184 13 , 6184 54 , 91630 − x 100 = 93,25 Perhitungan rate of quality product mesin Cane Cutter I dari periode Februari 2009 – Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Rate of Quality Product Mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 – Juni 2009 Bulan Total Products processed ton Total Srap ton Rate of Quality Product Februari 91630,54 6184,13 93,25 Maret 82471,29 5852,35 92,90 April 75340,19 5635,72 92,52 Mei 88472,8 5748,72 93,50 Juni 83271,4 3748,72 95,50 Sumber : Hasil Pengolahan Data

5.2.5. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE

Setelah nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product pada mesin Cane Cutter I diperoleh maka dilakukan perhitungan nilai overall equipment effectiveness OEE untuk mengetahui besarnya efektivitas penggunaan mesin Cane Cutter I di Pabrik Gula Sei Semayang. Perhitungan OEE adalah perkalian nilai-nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product yang sudah diperoleh. OEE = Availability × Performance Rate × Quality Rate Untuk mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : OEE = 0,9768x 0,9020x 0,9325 x 100 = 82,16 Dengan perhitungan yang sama. maka nilai OEE mesin Cane Cutter I pada periode Februari 2009 sampai periode Juni 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE Mesin CaneCutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan Availability Performance Efficiency Rate of Quality Product OEE Februari 0,9768 0,9020 0,9325 82,16 Maret 0,9779 0,7270 0,9290 66,04 April 0,9763 0,6890 0,9252 62,23 Mei 0,9803 0,7521 0,9350 68,93 Juni 0,9760 0,7355 0,9550 68,55 Sumber : Hasil Pengolahan Data . 5.2.6. Perhitungan OEE Six Big Losses 5.2.6.1. Downtime Losses Downtime adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin equipment failures mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya. Dalam perhitungan overall equipment effectiveness OEE. equipment failures dan waktu setup and adjustment dikategorikan sebagai kerugian waktu downtime downtime losses

1. Equipment Failures Breakdowns

Kegagalan mesin melakukan proses equipment failure atau kerusakan breakdown yang tiba-tiba dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian yang terlihat jelas. karena kerusakan tersebut akan mengakibatkan mesin tidak menghasilkan output. Besarnya persentase efektivitas mesin yang hilang akibat faktor breakdown loss dapat dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 100 × = Time Loading time Breakdown Total Loss Breakdown Dengan menggunakan rumusan di atas. maka diperoleh perhitungan breakdown loss sebagai berikut : Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Breakdown Loss = 624 5 , 12 x 100 = 2 Dengan cara perhitungan yang sama maka nilai persentase breakdown loss mesin Cane Cutter I dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Breakdown Loss pada mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan Total Breakdown jam Loading Time jam Breakdown Loss Februari 12.5 624 2 Maret 12.7 696 1.82 April 13 672 1.93 Mei 11.9 720 1.65 Juni 14.2 696 2.04 Sumber : Hasil Pengolahan Data .

2. Setup dan Adjustment

Kerusakan pada mesin maupun pemeliharaan mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut harus dihentikan terlebih dahulu. Sebelum mesin difungsikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut yang dinamakan dengan waktu setup dan adjustment mesin. Dalam perhitungan setup dan adjustment loss dipergunakan data waktu setup mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan di mesin Cane Cutter I. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui besarnya persentase downtime loss yang diakibatkan oleh waktu setup and adjustment tersebut digunakan rumusan sebagai berikut 100 × = time Loading time ustment Setupadj Total Loss stment Setupadju Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Setup and Adjustment Loss = 624 2 x 100 = 0.32 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Set up and Adjustment Losses di mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan Set up Time jam Loading Time jam Set up and Adjustment Losses Februari 2 624 0,32 Maret 2,7 696 0,39 April 2,9 672 0,43 Mei 2,3 720 0,32 Juni 2,5 696 0,36 Sumber : Hasil Pengolahan Data

5.2.6.2. Speed Loss

Speed loss terjadi pada saat mesin tidak beroperasi sesuai dengan kecepatan produksi maksimum yang sesuai dengan kecepatan mesin yang dirancang. Faktor yang mempengaruhi speed losses ini adalah idling and minor stoppages dan reduced speed. Universitas Sumatera Utara

1. Idling dan Minor Stoppages

Idling dan minor stoppages terjadi jika mesin berhenti secara berulang- ulang atau mesin beroperasi tanpa menghasilkan produk. Jika idling dan minor stoppages sering terjadi maka dapat mengurangi efektivitas mesin. Untuk mengetahui besarnya faktor efektivitas yang hilang karena faktor idling dan minor stoppages digunakan rumusan sebagai berikut : 100 × = time Loading time ive Nonproduct stoppages minor and Idling Nonproductive time = Operation time – Actual Production time Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Nonproductive time = 695,7 – 695,7 = 0 Idling dan Minor Stoppages = 624 x 100 = 0 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Idling an Minor Stoppages di Mesin Cane Cutter I Periode Februari 2009 - Juni 2009 Bulan Loading Time jam Nonproductive Time jam Idling and Minor Stoppages Februari 624 Maret 696 April 672 Mei 720 Juni 696 Sumber : Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

2. Reduced Speed

Reduced speed adalah selisih antara waktu kecepatan produksi aktual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Untuk mengetahui besarnya persentase faktor reduced speed yang hilang. maka digunakan rumusan berikut : 100 - 100 × × = × = time Loading process product Total time cycle Ideal time production Actual time Loading time production Ideal - time production Actual loss speed Reduce Reduced Speed Time = Actual production time – Ideal Production time Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Ideal Production Time = 0,006 x 91630,54 = 549,78 Reduced Speed Loss = 624 78 , 549 7 , 695 − x 100 = 23,38 Reduced Speed Time = 695,7 – 549,78 = 145,92 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Reduced Speed Loss di Mesin Cane Cutter I PeriodeFebruari 2009 - Juni 2009 Bulan Total Product Process ton Actual Production Time jam Ideal Cycle Time jamton Ideal Production Time Jam Loading Time jam Reduced Speed Time jam Reduced Speed Loss Februari 91630,5 695,7 0,006 549,78 624 145,92 23,38 Maret 82471,3 711,9 0,006 494,82 696 217,08 31,19 April 75340,2 699,5 0,006 452,04 672 247,46 36,82 Mei 88472,8 703,5 0,006 530,83 720 172,67 23,98 Juni 83271,4 705,8 0,006 499,62 696 206,18 29,62 Sumber : Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

5.2.6.3. Defect Loss

Defect loss artinya adalah mesin tidak menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditentukan dan scrap sisa hasil proses selama produksi berjalan. Faktor yang dikategorikan ke dalam defect loss adalah rework loss dan yieldscrap loss.

1. Rework Loss

Rework Loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang. Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut : 100 × × = time Loading Rework time cycle Ideal loss Rework Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009: Rework Loss = 624 x 006 , x 100 = 0 Dikarenakan hasil rework tidak ada maka Rework Loss bernilai 0 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Rework Loss Mesin Cane Cutter I Periode Feb 2009 - Mei 2009 Bulan Loading Time jam Ideal Cycle Time jamton Rework ton Rework Time jam Rework Loss Februari 624 0.006 Maret 696 0.006 April 672 0.006 Mei 720 0.006 Juni 696 0.006 Sumber : Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara

2. YieldScrap Loss

Yieldscrap loss adalah kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil. sehingga produk yang dihasilkan pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui persentase faktor yieldscrap loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut : 100 × × = time Loading Scrap time cycle Ideal loss p Yieldscra Untuk Mesin Cane Cutter I bulan Februari 2009 : Yieldscrap loss = 624 6184.1 x 006 , x 100 = 5,95 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14.Yieldscrap Loss Mesin Cane Cutter I Periode Feb 2009 - Juni 2009 Bulan Loading Time jam Ideal Cycle Time jamton Scrap ton Scrap Time jam Yieldscrap Loss Februari 624 0,006 6184,1 37,10 5,95 Maret 696 0,006 5852,4 35,11 5,05 April 672 0,006 5635,7 33,81 5,03 Mei 720 0,006 5748,7 34,49 4,79 Juni 696 0,006 3748,7 22,49 3,23 Sumber : Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara BAB VI ANALISA DAN EVALUASI

6.1. Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE