BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah tangganya sendiri, berdasarkan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
aspirasi masyarakatnya. Hal ini memberikan dampak, dimilikinya sejumlah kewenangan bagi daerah sebagai wujud nyata dari otonomi yang dimiliki oleh
daerah. Pelaksanaan kewenangan tersebut harus dilakukan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga masing-masing daerah disamping
mengakomodasikan kepentingan daerahnya sendiri, juga dapat mengakomodasikan kepentingan yang lebih luas bagi daerah lainnya maupun secara nasional.
Daerah provinsi juga memiliki kewenangan sebagaimana layaknya daerah otonom, sehingga daerah provinsi dapat melakukan prakarsa sendiri untuk
kepentingan masyarakatnya. Kewenangan untuk melakukan prakarsa sendiri harus diterjemahkan bahwa daerah provinsi memiliki kewewenangan dan kemampuan
untuk mendefenisikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian, disamping kewenangan-kewenangan yang secara inisiatif diberikan oleh
pemerintah pusat kepada daerah provinsi, maka apabila masyarakat menghendaki dan membutuhkan, kewenangan tersebut dapat dikembangkan.
Demikian pula halnya dengan kewenangan daerah provinsi untuk memungut pajak daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah. Maka kebutuhan dan
tuntutan masyarakat terhadap pembangunan akan lebih dinamis dan berkualitas,
Universitas Sumatera Utara
dimana hal ini harus difasilitasi oleh daerah provinsi. Untuk dapat memberikan fasilitas tersebut, maka kewenangan daerah provinsi harus melakukan prakarsa
sendiri berdasarkan kebutuhan masyarakatnya, agar masyarakat mendapat banyak keuntungan.
Konsep otonomi sebagaimana disebutkan di atas memberikan warna kegiatan pembangunan di daerah, terutama pembangunan di bidang ekonomi. Namun perlu
diingat bahwa kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di bidang ekonomi pada dasarnya bersifat stimulan untuk memacu kegiatan ekonomi
dalam masyarakat. Pada akhirnya, maka pemerintah daerah berfungsi sebagai fasilitator.
Salah satu objek yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pajak kendaraan bermotor. Pajak
kendaraan bermotor adalah pajak yang dikenakan terhadap kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan
beroda dua atau lebih, serta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor dan peralatan lainnya yang
berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.
Suandy, 2002:262 Dengan adanya praktik kerja lapangan mandiri PKLM ini, mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor, serta kendala-kendala yang dihadapi oleh Kantor SAMSAT Medan Utara. Praktik kerja
Universitas Sumatera Utara
lapangan mandiri ini juga dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa, karena dengan kegiatan tersebut mahasiswa lebih memahami dunia kerja.
Dalam mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor, terdapat suatu konsep yang berguna untuk mengatur besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh
si pemilik kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis kendaraan bermotor yang ditentukan. Jenis-jenis kenderaan yang dimaksud adalah :
a Jenis kendaraan darat, contohnya : truk,sedan,sepeda motor,bus,dll.
b Jenis kendaraan air, contohnya : boat,kapal penumpang ferry,dll.
Kendaraan bermotor tersebut di atas, dikenakan pajak kendaraan bermotor karena bertenaga mesin . Maka jenis kendaraan yang menggunakan motor wajib dikenakan
pajak kendaraan bermotor dan hasil pendapatan dari pajak kendaraan bermotor tersebut, dimasukkan ke dalam pendapatan daerah yang digunakan untuk
pembangunan fasilitas-fasilitas yang berguna bagi masyarakat umum,terutama pemilik kendaraan bermotor tersebut.Suandy,2002:265
Prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor tersebut adalah :
a Pemilik kendaraan bermotor tersebut harus membayar pajak kendaraan
bermotor dengan jumlah yang sudah ditetapkan oleh Kantor SAMSAT, sesuai dengan jenis kendaraan bermotor setiap tahunnya.
b Apabila pemilik kendaraan bermotor terlambat ataupun tidak membayar pajak
tersebut sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, maka pemilik kendaraan tersebut akan dikenakan sanksi ataupun denda sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
c Pemilik diwajibkan untuk mengurus surat-surat penting kepemilikan
kendaraan bermotor seperti : STNK, SIM, dan lain-lain sebagai syarat-syarat dalam penggunaan kendaraan bermotor untuk kehidupan sehari-hari.
Untuk melaksanakan mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor, pemerintah tidaklah selalu berhasil, karena sering terjadi kendala atau masalah seperti
banyaknya pemilik kendaraan bermotor yang tidak taat pajak dan adanya kepemilikan kendaraan secara tidak sah ilegal.
Selain masyarakat, kadang-kadang pemerintah juga mengalami masalah yaitu dengan adanya kenaikan pajak kenderaan bermotor dari tahun ke tahun akibat krisis
moneter yang terjadi di Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri PKLM, dengan mengambil judul tentang “MEKANISME PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR
SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP SAMSAT MEDAN UTARA”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM. 1. Tujuan PKLM