wajib pajaknya. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia, maka dari penghasilan yang diperoleh dari Indonesia akan dikenakan pajak oleh
pemerintah Indonesia. 3.
Asas Kebangsaan. Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak
adalah status kewarganegaraan dari orang pribadi atau badan yang memperoleh penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi
persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal.
4. Jenis-jenis Pajak
Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat terdiri dari beberapa jenis yang pembagiannya dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain :
1. Menurut Golongannya.
a Pajak Langsung adalah pajak yang dipungut secara periodik menurut
kohir daftar piutang pajak, yang pembebanannya langsung kepada wajib pajak , tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain, contohnya
Pajak Penghasilan. b
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pengenaannya atau pembebanannya dapat dilimpahkan kepada orang lain, contohnya PPN
dan Bea Materai.
2. Menurut Lembaga Pemungutnya
a Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan yang
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, contohnya Pajak
Universitas Sumatera Utara
Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah PPnBm.
b Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah menurut Undang- Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang
langsung dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah, tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak Daerah dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah.
Kriteria Pajak Daerah :
Kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak secara umum. Yang membedakan keduanya adalah pihak pemungutnya. Pajak Pusat
yang memungut adalah pemerintah pusat, sedangkan Pajak Daerah yang memungutnya adalah pemerintah daerah. Kriteria Pajak Daerah secara
spesifik diuraikan oleh K.J Davey 1998 dalam bukunya Financing Regional Government, yang terdiri dari 4 empat hal yaitu :
1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan
daerah sendiri. 2.
Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan pemerintah pusat, tetapi penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
3. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemeritah daerah.
4. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat,
tetapi hasil pungutannya diberikan kepada pemerintah daerah. Dari kriteria pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pajak
Daerah tersebut terdiri dari pajak yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah dan bagi hasil dengan pemerintah pusat, dalam literatur pajak dan public
finance. Pajak dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan, wewenang, sifat, dan lain sebagainya. Pajak Daerah termasuk klasifikasi pajak menurut wewenang
pemungutnya. Selanjutnya, Pajak Daerah ini dapat diklasifikasikan kembali menurut wilayah pemungutnya, maka Pajak Daerah dapat dibagi menjadi :
1. Pajak Provinsi, yang terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor PKB, Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air BBNKBKAA, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor PBBKB, dan
Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah dan Air Pemukaan PPABTAP. 2.
Pajak KotamadyaKabupaten, yang terdiri dari Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak
Pengambilan Bahan Galian Golongan C. Karena untuk laporan akhir, penulis akan membahas masalah Pajak
Kendaraan Bermotor. Maka, penulis akan menjelaskan tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
5. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor PKB