Untuk penelitian ini digunakan mikrokontroler jenis AT Mega-8535 yang berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. Dengan ukuran memori flash 8 KB,
SRAM sebesar 512 byte, EEPROM sebesar 512 byte. Dilengkapi dengan fitur ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel, port komunitas serial USART
dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. Mikrokotroler AT Mega-8535 memiliki mode sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik.
Gambar mikrokontroler ATMega 8535 dapat dilihat dibawah ini:
Gambar2.6 Alat Mikrokontoler AT Mega 8535
2.6. Alat Uji Emisi Dengan Sensor IR
Alat uji emisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merek STARGAS GLOBAL DIAGNOSTIC SYSTEM 898. Alat ini dilengkapi dengan sensor CO yang
dilengkapi dengan infra red, AD Converter dan display. Display merupakan layar sentuh touch screen tempat pembacaan konsentrasi gas CO. Satuan konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
yang tertampil pada display adalah persen. Kelebihan dari alat ini, dapat diketahui dengan cepat konsentrasi gas CO yang dinginkan dengan hanya menyentuh layar
pada display. Salah satu kelemahan dari alat ini adalah bentuknya yang besar dan berat sehingga mengakibatkan kurang praktis untuk dibawa serta harganya mahal.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat-alat yang digunakan:
Alat uji emisi gas buang merk STARGAS GLOBAL DIAGNOSTIC
SYSTEM 898
Sensor TGS 2201 keluaran Figaro
Erlenmeyer Vacum dengan satu pipa saluran Pyrex
Mikrokontroler ATMega 8535
Komputer
Tutup Erlenmeyer
Pipa kaca
Selang plastik tahan panas
Lem PIC
Solatip kaca
Vakum mobil
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Bahan-bahan yang digunakan:
Asap mobil kijang LSX tahun 2001, 1800CC
Asap mobil kijang LGX tahun 2004,1800 CC
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pengukuran Konsentrasi gas CO dengan alat uji emisi gas buang
kendaraan bermotor.
a. Penggunaan Alat Uji Emisi Kendaraan Bermotor Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
¾ Alat di ON kan.
¾ Pilih standar test.
¾ Kemudian, dilakukan pengukuran dengan menyentuh layar.
¾ Masukkan probe ke dalam knalpot mobil.
¾ Kemudian tunggu sampai konsentrasi CO di display sampai stabil.
b. Untuk pengukuran konsentrasi gas CO dilakukan dengan langkah berikut : -
Mobil dipanaskan selama 120 detik, kemudian probe dari alat uji emisi dimasukkan ke knalpot mobil. Pada rpm 1000 dibaca konsentrasi gas CO.
Selanjutnya mesin mobil dimatikan dan alat uji emisi dikalibrasi sampai menunjukkan angka nol.
- Untuk memeriksa konsentrasi gas CO yang kedua,mobil dihidupkan
kembalidan probe alat uji emisi dimasukkan kedalam knalpot, lalu alat uji emisi di on kan. Pada pembacaan rpm 1950-2050 dicatat berapa persen
konsentrasi CO yang tertera pada monitor alat uji emisi. Setelah selesai mesin
Universitas Sumatera Utara
mobil dimatikan kembali, alat uji emisi dikalibrasi sampai angka nol. Pengukuran konsentrasi gas CO pada rpm 20950-3050,3950-4050, dan
4950-5050 dapat dilakukan seperti pengukuran konsentrasi gas CO pada rpm 1950-2050.
- Diagram penelitian penggunaan alat uji emisi gas CO dapat dilihat pada
gambar berikut :
Probe
Display AD Converter
Sensor CO
Asap mobil dari knalpot
Selang plastik
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Uji Emisi Gas CO 3.3.2. Proses Pembuatan Kurva Kalibrasi
3.3.2.1. Pembuatan kurva kalibrasi untuk mobil jenis LSX 2001
4.6.1 Pengukuran konsentrasi CO dari asap kendaraan bermotor dengan alat uji
emisi IR. 4.6.2
Pengambilan asap mobil dengan selang dihubungkan ke erlenmeyer Vakum.
4.6.3 Erlenmeyer dihubungkan ke sensor dan mikrokontroler.
4.6.4 USB pada mikrokontroler dihubungkan ke laptop untuk pembacaan data
hingga diperoleh kurva kalibrasi.
Universitas Sumatera Utara
Langkah-langkah pengukuran resistansi sensor agar diperoleh kurva kalibrasi adalah sebagai berikut:
a. Terlebih dahulu diperiksa harga tegangan sensor dari udara ambien pada
komputer. Setelah diperoleh harga yang konstan, maka sensor dapat digunakan untuk pengukuran tegangan sensor setelah terdeteksi gas CO.
b. Mobil dipanaskan selama 120 detik, kemudian selang dari erlenmeyer
vakum dihubungkan ke knalpot mobil bersamaan dengan probe alat uji emisi.
c. Pada rpm 1000 dilakukan pembacaan konsentrasi pada alat uji emisi, pada
saat yang bersamaan dlakukan pengambilan data tegangan pada komputer. Setelah selesai mesin mobil dimatikan, selang dan probe
dicabut kemudian erlenmeyer divakum dengan vacum mobil. d.
Setelah divakum mobil dihidupkan kembali, selang dan probe dimsukkan ke dalam knalpot mobil dan pada rpm 1950-2050 dilakukan pembacaan
konsentrasi CO pada alat uji emisi dan saat bersamaan dilakukan pengambilan data tegangan pada komputer.
e. Untuk pengukuran data tegangan sensor pada rpm 2950-3050,
3950-4050, dan 4950-5050 dapat dilakukan seperti langah c dan d. f.
Setelah diperoleh data tegangan dengan 5 lima variasi konsentrasi maka dapat dihitung tegangan keluaran dan resistansi sensor hingga diperoleh
kurva kalibrasi.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.2.Pengukuran kurva kalibrasi mobil kijang LGX 2004
1. Pengukuran konsentrasi CO dari asap kendaraan bermotor dengan alat uji
emisi. 2.
Pengambilan asap mobil dengan selang dihubungkan ke erlenmeyer vakum.
3. Erlenmeyer dihubungkan ke sensor dan mikrokontroler.
4. USB pada mikrokontroler dihubungkan ke komputer untuk pembacaan
data hingga diperoleh kurva kalibrasi. Langkah-langkah pengukuran resistansi sensor agar diperoleh kurva kalibrasi adalah
sebagai berikut: a.
Terlebih dahulu diperiksa harga tegangan sensor pada komputer. Setelah diperoleh harga yang konstan, maka sensor dapat digunakan.
b. Mobil dipanaskan selama 120 detik,kemudian selang dari erlenmeyer
vakum dihubungkan ke knalpot mobil bersamaan dengan probe alat uji emisi.
c. Pada rpm 950-1050 dilakukan pembacaan konsentrasi pada alat uji
emisi,pada saat yang bersamaan dlakukan pengambilan data tegangan pada komputer. Setelah selesai mesin mobil dimatikan, selang dan probe
dicabut kemudian erlenmeyer divakum dengan vakum mobil. d.
Setelah divakum mobil dihidupkan kembali, selang dan probe dimsukkan ke dalam knalpot mobil dan pada rpm 1950-2050 dilakukan pembacaan
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi CO pada alat uji emisi dan saat bersamaan dilakukan pengambilan data tegangan pada komputer.
e. Untuk pengukuran data tegangan sensor pada rpm 2950-3050, 3950-
4050, dan 4950-5050 dapat dilakukan seperti langah c dan d. f.
Setelah diperoleh data tegangan dengan 5 lima variasi konsentrasi maka dapat dihitung tegangan keluaran dan resistansi sensor hingga diperoleh
kurva kalibrasi
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini dapat dilihat gambar rangkaian pengukuran resistansi sensor:
Gbr. 3.2 Rangkaian Pengukuran Resistansi Sensor
31
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengambilan data pada komputer, dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3.3 Program Ambil Data dari Sensor
Program ambil data dilakukan pada saat pengambilan asap mobil sedang berlangsung yaitu pada kondisi dengan konsentrasi tertentu ppm. Pada sensor 1
akan tertera angka yang menunjukkan data tegangan sensor. Selanjutnya setelah muncul perintah program ambil data selesai, maka diklik tombol selesai lalu data
tegangan disimpan pada komputer. Perlakuan ini dilakukan secara berulang untuk lima kali variasi konsentrasi dari masing-masing jenis mobil.
3.3.3. Pengolahan Data
Data yang diperoleh berupa bilangan berinterval antara 0-1024. Data ini mewakili besar tegangan 0-5 Volt. Data-data ini diubah menjadi nilai resistansi
sensor TGS 2201 berdasarkan rangkaian pembagi tegangannya. Dari data-data
Universitas Sumatera Utara
resistansi yang diperoleh dapat dibuat grafik perubahan konsentrasi gas CO dari gas buang kendaraan bermotor yang sudah ditentukan sebelumnya terhadap
perubahan resistansinya tadi . Profil gas CO dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini. kalibrasi
● ●
● ●
●
Gbr 3.4 .Profil Kalibrasi Gas CO dari gas buang kendaraan bermotor.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian