BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gas-gas pencemar dari gas buang kendaraan bermotor seperti gas CO dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat
hemoglobin darah menghasilkan karboksi hemoglobin. Pengaruh dari reduksi ini mengakibatkan kapasitas darah mengangkut oksigen menurun. Kenaikan gas CO di
udara mengakibatkan menurunnya sistem saraf sentral, perubahan fungsi jantung dan paru-paru, mengantuk, koma, sesak nafas dan yang paling membahayakan dapat
menimbulkan kematian. Bahkan dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman, bangunan, dan bahan lainnya. Selain dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
manusia, gas CO dapat juga menimbulkan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global global warming issues saat ini sudah menjadi permasalahan dunia dan
mendapat perhatian serius di banyak negara. Pemanasan global sebagai salah satu penyebab perubahan iklim ini, sedang hangat dibicarakan oleh para pemimpin Negara
di dunia termasuk Indonesia pada KTT Perubahan iklim yang dilaksanakan pada tanggal 13-18 Desember 2009 di Kopenhagen Belanda. Pada KTT Perubahan Iklim
tersebut dinegosiasikan sebuah perjanjian yang akan menggantikan Protokol Kyoto dan menentukan target emisi karbon global. Dan sekretaris eksekutif UNFCC de
Universitas Sumatera Utara
Boer menawarkan pembiayaan teknologi bersih bagi negara-negara miskin. Penawaran itu mengacu pada visi jangka panjang yaitu pemotongan karbon secara
besar-besaran tahun 2050 mendatang. Pemanasan global terjadi akibat efek gas rumah kaca dan gas buang kendaraan bermotor Riyano, 2006. Salah satu gas
penyebab efek rumah kaca adalah gas karbon monoksida CO. Sejumlah besar karbon monoksida CO yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor,
memberikan kontribusi yang besar pada pemanasan global. Di atmosfer karbon monoksida CO akan teroksidasi menjadi karbon dioksida CO
2
. Menurut majalah Tempo 2007, dari hasil penelitian Zwiers akibat dari pemanasan global dapat
mengakibatkan kondisi cuaca yang ekstrim di bumi, sehingga dapat terjadi banjir dan kekeringan yang frekuensinya mengalami peningkatan. Selain dapat menimbulkan
pemanasan global, emisi gas buang kendaraan bermotor juga dapat menjadi sumber polusi udara.Kandungan bahan kimia dari gas buang kendaraan bermotor selain gas
CO dan CO
2,
ada juga gas sulfur dioksida SO
2
, nitrogen monoksida NO, nitrogen dioksida NO
2
, senyawa hidrokarbon dan partikulat. Jika gas-gas yang dihasilkan di atas melebihi ambang batas, akan dapat mengubah iklim lokal, regional dan global,
sehingga dapat menaikkan jumlah radiasi sinar ultra violet dari matahari ke permukaan bumi Darmono,2001.
Karena gas CO dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia dan berperan dalam pemanasan global, maka berbagai penelitian telah dilakukan terhadap proses
terjadinya gas karbon monoksida CO melalui analisa kualitatif dan kuantitatif dari gas buang kendaraan bermotor. Mohamad Hakam dan Djoko Sungkono 2006
Universitas Sumatera Utara
melakukan analisa tentang pengaruh penggunaan logam tembaga sebagai katalis pada saluran gas buang mesin bensin empat langkah terhadap konsentrasi polutan CO dan
hidrokarbon. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik guna mengurangi konsentrasi polutan CO dan hidrokarbon dari gas buang, maka
perlu ditambahkan katalis tembaga kedalam saluran gas buang. Metode yang dilakukan adalah dengan membuat saluran gas buang menjadi kelompok control dan
kelompok uji.Penelitian tentang gas CO juga dilakukan oleh Kris Tri Basuki 2007 tentang penurunan konsentrasi CO dan NO
2
pada emisi gas buang kendaraan dengan menggunakan media penyisipan TiO
2
lokal pada karbon aktif. Media karbon aktif yang dipasang pada panjang media 15 cm memiliki efisiensi penurunan konsentrasi
CO dan NO
2
yag lebih besar dibanding media karbon aktif yang dipasang pada media 5 cm dan 10 cm. Penelitian yang dilakukan ini memiliki kelemahan karena selain
membutuhkan waktu yang lama, juga biayanya besar. Maka untuk itu telah ditemukan suatu alat sensor semikonduktor untuk mendeteksi karbon monoksida
CO dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Penggunaan sensor gas semikonduktor lebih efektif karena memiliki dimensi yang kecil sehingga mudah
dirancang serta biayanya lebih murah. htpp:one.indoskripsi.comjudul-skripsi- makalah-tentangsemikonduktor-1. Sensor gas semikonduktor merupakan alat yang
mampu mendeteksi zat kimia seperti gas buang kendaraan bermotor melalui suatu mekanisme untuk kemudian diubah menjadi sinyal listrik.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian menggunakan sensor semikonduktor tehadap gas CO dilakukan oleh Zulkifli dan Wisnu.W2005. Mereka telah melakukan penelitian tentang fabrikasi
elemen sensor gas CO berbasis media aktif TiN Titanium nitrida dengan metode sputtering DC. Lapisan tipis TiN digunakan sebagai elemen sensor yang mampu
bekerja pada suhu kamar. Proses fabrikasinya menggunakan teknik sputtering DC dengan waktu dan konsentrasi gas yang bervariasi. Hasil analisis menunjukkan
respon lapisan tipis TiN terhadap gas CO berubah terhadap volume gas dan suhu. Hidayat, Tomin 2003, juga menggunakan sensor semikonduktor untuk meneliti alat
pendeteksi gas buang kendaraan bermotor. Sebagai sensor utama dalam mengenali gas buang kendaraan bermotor tersebut digunakan sensor TGS 2201. Dari penelitian
ini ternyata sensor TGS 2201 dapat digunakan untuk mengukur emisi berbagai jenis kendaraan mesin empat langkah dan dapat digunakan untuk panduan kelayakan
kendaraan bermotor terhadap emisi gas buang. Pada penelitiannya ia membandingkan emisi gas buang dari mobil bermesin diesel dan mesin bensin. Mikrokontroler yang
digunakan sebagai penyimpan data digunakan jenis AT89C51. Emisi gas buang yang diukur tidak untuk satu jenis gas melainkan untuk berbagai jenis gas yang tercampur
dalam gas buang. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini adalah karena saudara Hidayat Tomin
telah berhasil menggunakan sensor TGS 2201 untuk uji emisi gas buang kendaran bermotor. Maka dalam hal ini peneliti ingin mengembangkan penelitian tersebut lebih
mengarah kepada emisi gas buang yang lebih spesifik yaitu gas CO, dengan melibatkan tahun kendaraan dan ukuran silinder.
Universitas Sumatera Utara
Jenis sensor gas semikonduktor yang digunakan adalah keluaran Figaro dengan tipe TGS 2201. Sebagai pengubah data analog sensor TGS 2201 menjadi data digital
maka digunakan suatu alat mikrokontroler jenis ATMega 8535. Dari uraian diatas timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang
analisis karbon monoksida CO dalam emisi gas buang kendaraan bermotor dengan sensor gas semikonduktor. Jenis sensor gas semikonduktor yang digunakan ialah
keluaran Figaro dengan tipe TGS 2201. Sebagai pengubah data analog dari sensor TGS 2201 menjadi data digital, agar dapat diolah lebih lanjut menggunakan
komputer,maka digunakan suatu alat mikrokontroler.
1.2. Permasalahan