1.2 Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara lain :
1. Apakah penggunaan CFR Engine dapat digunakan sebagai salah satu parameter
untuk mengetahui kualitas atau mutu dari Premium TT Tanpa Timbal berdasarkan standarisasi ASTM- 2699 American Society for Testing and
Material. 2.
Apakah Premium TT Tanpa Timbal yang merupakan produk unggulan dari PT. PERTAMINA Persero Balongan memiliki angka oktan yang sesuai dengan
ketentuan Direktorat Jendral Minyak dan Gas DIRJEN MIGAS Indonesia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode kerja CFR engine dalam mengukur dan menganalisa
nilai oktan dari mogas, dalam hal ini Premium TT Tanpa Timbal PT.PERTAMINA Persero RU-VI Balongan – Indramayu Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui apakah Premium TT Tanpa Timbal yang merupakan produk
unggulan dari PT. PERTAMINA Persero Balongan memiliki nilai oktan yang sesuai dengan ketentuan Direktorat Jendral Minyak dan Gas DIRJEN MIGAS
Indonesia.
1.4 Manfaat
CFR Engine ini digunakan untuk mengetahui angka oktan dari Premium. Angka oktan sangat mempengaruhi proses pembakaran pada mesin kendaraan bermotor.
Semakin tinggi nilai oktan maka semakin sempurna pembakaran terjadi, sehingga
Universitas Sumatera Utara
diharapkan pembaca dapat mengetahui nilai oktan dari bahan bakar yg digunakan demi menjaga performa mesin kendaraan yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak Bumi
Minyak bumi bukan merupakan bahan yang seragam, melainkan mempunyai kompisisi yang sangat bervariasi, bergantung pada lokasi lapangan
minyak dan juga kedalaman sumur. Minyak bumi merupakan senyawaan kimia yang terdiri dari unsur-
unsur karbon, hidrogen, sulfur, oksigen, halogenida dan logam. Senyawa yang hanya terdiri dari unsur karbon dan hidrogen dikelompokan ke dalam senyawa
hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon diklasifikasikan atas naftanik, parafinik dan aromatik sedangkan senyawa campuran antara unsur karbon, hidrogen,
halogenida dan logam, dikelompokan dalam senyawa non hidrokarbon.
2.1.1 Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi petroleum atau minyak mentah adalah campuran rumit senyawa alifatik dan aromatik termasuk pula semyawa sulfur dan nitrogen 1 – 6
.Menurut American Society for Testing and Material ASTM minyak bumi merupakan campuran yang terjadi di bumi, sebagian besar terdiri atas hidrokarbon,
sedikit belerang, nitrogen, oksigen yang dibebaskan dalam tanah dan disertai dengan zat-zat lain seperti garam anorganik dan impurities lain yang apabila
dipisah-pisahkan akan merubah sifat minyak .
Universitas Sumatera Utara
Minyak bumi mentah atau biasa disebut minyak mentah Crude Oil adalah suatu campuran kompleks dari hidrokarbon-hidrokarbon yang mengandung sedikit
senyawa-senyawa oksigen, nitrogen, belerang dan sedikit senyawa logam serta unsur-unsur organik. Minyak bumi terjadi dengan sendirinya di dalam alam.
Batasan secara tepat untuk minyak bumi sangat sulit diberikan, secara fisik bahan tersebut kelihatan sebagai suatu cairan berwarna coklat kemerahan atau
hitam tetapi sertingkali berwarna kehijauan atau fluoresensi kebiruan dan dalam sinar transmisi berwarna kekuning-kuningan, orange dan merah. Pada suhu biasa
minyak bumi berbentuk cairan yang sangat kental, setengah padat dan padat. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kadar parafin yang terkandung didalamnya.
2.1.2 Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi terdiri dari ribuan zat kimia, termasuk gas, cairan dan zat padat mulai dari metana sampai dengan asphalt. Komponen utama minyak bumi
terutama hidrokarbon 83 – 87 C, 11 – 14 H, senyawa nitrogen 0 – 0,58, S 0 – 6 dan oksigen 0 – 3,5.
2.1.3. Komponen Hidrokarbon
1. n-Parafin C
n
H
2n+2
n-parafin merupakan fraksi utama dari minyak mentah, gasoline yang dihasilkan dari “straight run distillation” terutama terdiri dari n-parafin.
Senyawa-senyawa ini mempunyai bilangan oktan rendah. 2.
Isoparafin C
n
H
2n+2
Senyawa ini dengan rantai cabang memberikan performansi yang lebih baik pada “internal combustion engne” hanya sejumlah kecil senyawa
Universitas Sumatera Utara
isoparafin terdapat dalam minyak mentah. Jumlah senyawa isoparafin dapat dinaikkan dengan proses perengkahan katalitik, alkilasi, isomerisasi
dan polimerisasi. 3.
Olefin C
n
H
2n
Senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi proses pada pengkilangan minyak bumi, misalnya proses perengkahan secara katalitik akan
menghasilkan senyawa-senyawa ini. Sifatnya tidak stabil, merupakan bahan baku yang baik untuk zat petrokimia.
4. Aromatik C
n
H
2n-6
Hanya sejumlah kecil senyawa-senyawa aromat yang ada dalam minyak mentah, tetapi senyawa-senyawa aromat diinginkan dalam gasolin karena mempunyai sifat
anti knock yang tinggi. Sering dipisahkan dari minyak bumi untuk bahan baku petrokimia.
5. Napthena C
n
H
2n
siklo heksana Senyawa-senyawa napthena merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tidak
reaktif seperti alkana. Senyawa-senyawa napthena merupakan senyawa kedua yang terdapat dalam minyak mentah. Senyawa napthena dengan berat molekul
rendah merupakan bahan bakar yang baik, sedangkan yang mempunyai berat molekul tainggi terdapat dalam fraksi gasoil dan minyak pelumas.
2.1.4. Komponen non hidrokarbon
Komponen non hidrokarbon di dalam molekulnya selain unsur karbon dan hidrogen terdapat pula unsur-unsur sulfur, nitrogen, oksigen, halogen dan logam.
Senyawa yang demikian disebut dengan senyawa hetero atam, keberadaan
Universitas Sumatera Utara
unsur-unsur tersebut dalam bentuk senyawa organik yaitu organik sulfur, organik nitrogen, organik oksigen, organik halogen dan organik logam dan
sebagian lagi dalam bentuk senyawa anorganik. Sebagai senyawa organik keberadaannya melarut dalam minyak bumi, sedang sebagai senyawa anorganik
tidak melarut dalam minyak bumi melainkan larut dalam air sebagai emulsi yang didalamnya terdapat garam-garam anorganik
Walaupun minyak bumi memiliki komposisi kimia dan fisik yang sangat beragam, namun memiliki komposisi dasar yang sempit. Komposisi dasar
minyak bumi dilihat pada tabel berikut. Jasji, E. 1996 Tabel 2.1.2 Komposisi Dasar Minyak Bumi.
Komposisi Presentase
Karbon 87,00 – 89,00
Hidrogen 11,00 – 15,00
Belerang 0,004 – 6,00
Oksigen 0,10 – 2,00
Nitrogen 0,01 – 2,00
Logam 0,00 – 0,10
Sumber : Jasji, E. 1996. Pengolahan Minyak Bumi. Lembaga Minyak dan Gas Jakarta
2.2 Produk-produk Minyak Bumi