lunak ‘knock intensit’ lebih rendah dibanding sample fuel. Pengukuran kedua dari ‘knock intensity’ sampel fuel diperlukan ‘primary reference fuel’ dan
octane number sample dihitung dengan interpolasi dengan perbandingan terhadap perbendaan pembacaan rata rata ‘knock intensity’. Kondisi akhir yang
diperlukan, ketinggian silinder yang dipergunakan harus berada pada batas yang diterangkan disekeliling harga table petunjuk untuk perhitungan Octane
Number. Bracketing prsoedur rating bisa ditentukan mempergunakan kesetimbangan level fuel leinnya atau level rasio dinamika udara bahan bakar
yang bisa diterima
2.9 Compression Ratio Procedure prosedur perbandingan kompresi
kalibrasi ditampakkan untuk mematapkan standard knock intensity mempergunakan ketinggian silinder yang spesifik dengan petunjuk Tabel untuk
octane number dari primary reference fuel yang dipilih. Rasio udara dan bahan bakar sampel diatur untuk memaksimumkan knock intensity dibawah kondisi yang
setimbang, ketinggian silinder diatur sehingga standard knock intensity diperoleh. Kalibrasi dikonfir masikan ulang dan sample fuel diulangi untuk memantapkan
kondisi sebenarnya pada waktu yang kedua. Rata rata pembacaan ketinggian silinder untuk sample fuel dikompensasikan terhadap tekanan barometer,
dikonversikan secara langsung menjadi octane number mempergunakan Tabel petunjuk. Kondisi akhir dari rating diperlukan bahwa sampel fuel octane number
berada pada batas yang diterangkan disekeliling octane number dari blend primery reference fuel tunggal yang dipergunakan untuk mengkalibrasi mesin terhadap
Tabel petunjuk kondisi standard knock intensity. ASTM, 1992
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE , DATA , DAN PEMBAHASAN
31. Metode
3.1.1. Alat – alat
- Antiknock Testing Unit terdiri dari mesin dengan silinder tunggal
yang setiap saat perbandingan kompresinya dapat divariasikan, dengan mempergunakan peralatan serta instrument yang
melengkapinya dan dipasang pada landasan yang tidak bergerak. -
Gelas silinder kapasitas 500 ml -
Botol transparan kapasitas 500 ml -
Kompresor
3.2. Bahan-bahan
- Premium TT Tanpa Timbal No.Tank ex.42T 301 AG
- Premium TT Tanpa Timbal No.Tank ex. 42T 301G
- ASTM 87 Octan Number
- ASTM 89 Octan Number
Universitas Sumatera Utara
3.3. Prosedur 3.3.1 Prosedur Apit – Bracketing Procedure
Untuk sampel Premium TT Tanpa Timbal No.Tank ex.42T 301 AG -
Dihubungkan CFR Engine dengan arus listrik -
Dinyalakan tombol kearah “ON” dan pastikan mesin menyala -
Dibersihkan silinder sample ‘fuel system’ dengan hembusan udara kering bertekanaan yang berasal dari kompresor.
- Dimasukkan 250 ml sampel
- Diputar panel kearah silinder IV
- Ditunggu hingga suhu silinder IV mencapai 210
° C -
Diputar Compration Ratio sampai didapat ketukan standart -
Diamati Knock Meter hingga mencapai angka 50 -
Dilihat dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh Compration Ratio -
Dicocokkan pada tabel ASTM-2699 terlampir -
Diperoleh angka oktan sementara -
Dimasukkan pengapit yang mendekati angka oktan sementara yaitu ASTM 89 Octan Number kedalam silinder II
- Diputar panel ke silinder II
- Diputar panel Knock Meter sampai menunjukkan angka 50, apabila
tidak mencapai angka 50 atau melebihi , maka diputar Meter Reading sampai mencapai angka 50
- Diputar panel ke silinder IV
- Diputar kembali Knock Meter hingga mencapai angka 50
- Dibaca angka yang ditunjukkan oleh Compration Ratio
- Dicocokkan pada tabel ASTM-2699 terlampir
Universitas Sumatera Utara
- Diperoleh angka oktan sementara
- Dimasukkan pengapit yang mendekati angka oktan sementara yaitu
ASTM 87 Octan Number kedalam silinder I -
Dibaca Knock Meter yang diarahkan ke silinder I -
Dicatat angka maksimal yang ditunjukkan oleh Knock Meter -
Dibaca Knock Meter yang diarahkan ke silinder II -
Dicatat angka stabil yang ditunjukkan oleh Knock Meter
Untuk sampel Premium TT Tanpa Timbal No.Tank ex.42T 301 G Karena sampel yang digunakan berjenis sama yaitu Premium, dan
memiliki “ring” nilai oktan yang tidak jauh berbeda maka langsung masuk ketahap pembacaan Knock Meter.
- Dimasukkan sampel kedalam silinder III
- Dibaca Knock Meter sampel
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Hasil analisis penentuan angka oktan dengan menggunakan metode ASTM D-2699 sebagai berikut :
Tabel Reseach Octane Number RON Premium TT Tanpa Timbal No.Tank ex.42T 301 AG
Sampel
Knockmeter
Reseach Octane Number RON
I II
III RFB 87
63 63
63 88.3
Sampel 50
50 50
RFB 89 43
43 43
Tabel Reseach Octane Number RON Premium TT Tanpa Timbal No.Tank ex.42T 301 G
Sampel
Knockmeter
Reseach Octane Number RON
I II
III RFB 87
63 63
63 88.1
Sampel 52
52 52
RFB 89 43
43 43
Universitas Sumatera Utara
4.2. Perhitungan