Pencampuran Bahan Pembentukan Sampel Untuk membuat sampel A : Pengujian Sampel

3.6.2. Pencampuran Bahan

Bahan yang telah diayak dan ditimbang dicampur dengan komposisi seperti sampel A tabel 3.1, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari fly ash terhadap semen, sampel B tabel 3.2 dan sampel C tabel 3.3 untuk melihat jumlah optimun abu boiler PKS yang dapat diisikan ke dalam Paving block .

3.6.3 Pembentukan Sampel Untuk membuat sampel A :

Dimasukkan semen, fly ash, dan pasir ke dalam baskom plastik kemudian diaduk dengan sendok semen sampai campuran merata. Kemudian ditambahkan air kedalam adukan dan didiamkan ± 4 menit kemudian adukan diaduk sampai homogen. Siap untuk dicetak. Untuk membuat sampel B dan sampel C caranya sama : Dimasukkan semen, fly ash, pasir, dan abu bioler ke dalam baskom plastik kemudian diaduk sampai campuran rata. Kemudian ditambahkan air kedalam adukan dan didiamkan ± 4 menit kemudian adukan diaduk sampai homogen. Siap untuk dicetak. Bahan-bahan yang telah dicampur secara merata dimasukkan kedalam cetakan berbentuk kubus ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dan cetakan berbentuk balok ukuran Universitas Sumatera Utara 12 cm x 3 cm x 3 cm. Bahan – bahan tersebut di dalam cetakan dipadatkan secara manual dengan alat tekan dari kayu. Setelah benda uji dicetak kemudian dikeringkan di udara selama 28 hari. terlebih dahulu diberi nomor untuk membedakan sampel .Departemen Pekerjaan Umum, SK SNI M-111-1990-03, BAB II. Sampel uji yang di uji Densitas dan di uji Serapan air dilakukan : a. Penimbangan dalam keadaan sampel uji kering. b. Penimbangan dalam keadaan sampel uji basah. c. Penimbangan sampel uji dalam zat cair. Sampel uji yang di uji Tekan, uji Patah, dan uji Kekerasan, sampel uji dalam keadaan kering yang di ujikan. Untuk uji Patah, sampel uji berbentuk balok ukuran 12 x 3 x 3 cm 3 . Untuk uji Tekan dan uji Kekerasan, sampel uji berbentuk kubus ukuran 5 x 5 x 5 cm 3 .Untuk uji Densitas dan uji Serapan Air, sampel uji berbentuk kubus ukuran 5x5x5 cm 3 . Universitas Sumatera Utara

3.6.4 Pengujian Sampel

Pengujian Densitas Density Cara kerja pengujian Densitas diamati dengan menggunakan prinsip Archimedes dan mengacu pada standar ASTM C-00-2005, prosedur yang dilakukan adalah : 1. Sampel uji kering berbentuk kubus ukuran 5 x 5 x 5 cm 3 terlebih dahulu ditimbang di udara dan angkanya dicatat disebut dengan massa kering Wk. 2. Sampel uji lalu direndam selama 24 jam dan dikeringkan dengan kertas koran lalu ditimbang di udara dan angkanya dicatat disebut dengan massa basah Wb. 3. Sampel uji ditimbang dalam air dan angkanya dicatat disebut dengan massa dalam air Wda. Setelah diketahui nilainya, maka Densitas sampel dapat dihitung dengan rumus 2.3. Pengujian Serapan Air Cara pengujian Serapan Air mengacu pada standar ASTM C-20-00-2005, prosedur yang dilakukan adalah : 1. Sampel uji kering berbentuk kubus ukuran 5 x 5 x 5 cm 3 terlebih dahulu ditimbang dan angkanya dicatat disebut dengan massa kering Wk. 2. Sampel uji lalu direndam selama 24 jam dan dikeringkan dengan kertas koran lalu ditimbang dan angkanya dicatat disebut dengan massa basah Wb. Universitas Sumatera Utara Setelah diketahui nilainya, maka Serapan Air sampel dapat dihitung dengan rumus 2.4. Pengujian Kuat Tekan Cara pengujian Kuat Tekan mengacu pada standar ASTM C 270 – 2004 dan ASTM C – 780 , prosedur yang dilakukan adalah : 1. Sampel kubus ukuran 5 x 5 x 5 cm 3 yang telah berumur 28 hari diletakkan dibawah pemberat di dalam mesin UTM UTM = Universal Testing Machine 2. Dipastikan permukaan sampel yang diuji bersentuhan dengan pemberat. 3. Diarahkan switch on-off ke arah on , maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan. 4. Dibaca skala maksimum yang ditunjukkan pada panel display, saat sampel pecah. 5. Digunakan rumus 2.1 untuk menentukan kuat tekan. Pengujian Kuat Patah Cara pengujian kuat patah mengacu pada standar ASTM C 133 – 97 dan ASTM C 348 –2002, prosedur yang dilakukan menggunakan alat UTM Universal Testing Machine adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Sampel berbentuk balok ukuran 12 x 3 x 3 cm 3 , kemudian diatur jarak titik tumpu sebagai dudukan sampel. 2. Diatur tegangan supply sebesar 40 volt untuk menggerakkan motor ke arah atas maupun bawah., kemudian diarahkan switch ke arah on, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak. 3. Apabila sampel uji telah patah, diarahkan swith ke arah off agar motor berhenti. Dicatat besar gaya yang ditampilkan panel display. 4. Dengan menggunakan persamaan 2.2 , ditentukan kuat patah. Pengujian Kekerasan Cara pengujian Kekerasan menggunakan alat ukur Equatip Hardnessn Tester, hasil pengujian sampel langsung tertera di monitor alat, sampel diukur sampai tiga kali dan diambil rata-ratanya yang satuannya dinyatakan dalam satuan BH Brinell Hardness Universitas Sumatera Utara BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini ada dua tahapan untuk menghasikan Paving blok yang diinginkan ,yaitu tahapan pertama dibuat campuran bahan semen, fly ash, pasir dan air untuk mendapatkan karakteristik optimum dari fly ash, tahapan kedua dipilih dua karakteristik optimim dari fly ash lalu bahannya dicampur dengan abu boiler dan diharapkan dapat dibuat paving block yang masih memenuhi kriteria Paving Block. Paving block yang telah dibuat adalah campuran dari semen, fly ash, pasir, abu boiler PKS, dan air setelah dicetak dikeringkan selama 28 hari . Kemudian diuji sifat karakteristiknya. Karakteristik paving block sangat ditentukan oleh komposisi perekat semen dan fly ash , agregat pasir dan abu boiler serta air dan pengeringannya. Untuk mengetahui karakteristiknya dilakukan pengujian yang meliputi pengujian fisisnya densitas dan serapan air dan pengujian mekanik kuat tekan, kuat patah, dan kekerasan serta analisis mikro strukturnya menggunakan mikroskop optik. Universitas Sumatera Utara

4.1. Densitas Density