Dari grafik gambar 4.2a terlihat bahwa Penyerapan Air Paving block berkisar antara
9,55 hingga 11,6 , untuk agregat adalah 4,8 Asdirr ar, 2006 dan beton konvensional umumnya 5,5 Braga, CBD, 1985. Dari grafik dapat disimpulkan
bahwa dengan pengurangan semen dari 100 sampai 50 dan penambahan fly ash
0 sampai 50 nilai Penyerapan Air semakin naik, dalam hal ini bila terjadi penambahan
fly ash akan memperbesar nilai Serapan Airnya, dan belum memenuhi
persyaratan beton Konvensional.
4.2.2. Sampel B semen 80, fly ash 20, pasir, abu boiler, air
Hasil pengukuran Penyerapan Air dari Paving block yang berbasis semen, fly
ash, pasir, dan air menggunakan persamaan 2.4 diperlihatkan pada gambar 4.2b berikut :
Grafik Se rapan Air VS Pe rse ntase Abu Boile r
4.74 4.76
5.32 7.49
10.64
4 6
8 10
12 14
16
2,5 5,0
7,5 10,0
12,0
Abu Boiler S
e ra
pa n A
ir
Gambar 4.2b. Grafik Serapan Air vs Persentase Abu Boiler, Sampel B.
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik gambar 4.2b terlihat bahwa Penyerapan Air Paving block berkisar antara
4.74 hingga 10,64 , untuk agregat adalah 4,8 Asdirr ar, 2006 dan beton konvensional umumnya 5,5 Braga, CBD, 1985. Dari grafik dapat disimpulkan
bahwa dengan penggunaan semen 80 dan fly ash 20, serta penambahan abu
boiler 2,5 sampai 12,5 dari berat pasir, nilai Penyerapan Air semakin kecil. Dalam keadaan ini penambahan abu boiler dapat memperkecil nilai Penyerapan Air.
Paving block telah memenuhi syarat pada pencampuran abu boiler 2,5; 5; dan 7,5 dengan nilai serapan airnya 4,74; 4,76; dan 5,32.
4.2.3. Sampel C semen 70, fly ash 30, pasir, abu boiler, air Hasil pengukuran Penyerapan Air dari
Paving block yang berbasis semen, fly ash, pasir, dan air menggunakan persamaan 2.4 diperlihatkan pada gambar 4.2c
berikut :
Grafik Se rapan Air VS Pe rse ntase Abu Boile r
6.32 7.94
12.77 13.42
15.96
4 6
8 10
12 14
16
2.5 5
7.5 10
12.5
Abu Boiler Se
ra pa
n A ir
Gambar 4.2c Grafik Serapan Air vs Persentase Abu Boiler.
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik gambar 4.2c terlihat bahwa Penyerapan Air Paving block berkisar antara
6,32 hingga 15,96 , untuk agregat adalah 4,8 Asdirr ar, 2006 dan beton konvensional umumnya 5,5 Braga, CBD, 1985. Dari grafik dapat disimpulkan
bahwa dengan penggunaan semen 70 dan fly ash 30, serta penambahan abu
boiler 2,5 sampai 12,5 dari berat pasir, nilai Penyerapan Air semakin besar. Dalam hal ini makin banyak penambahan
fly ash dan abu boiler, makin besar pula nilai Penyerapan Airnya.
4.2.4. Perbandingan antara sample B dengan sample C Grafik perbandingan sampel B dengan sampel C dapat dilihat pada gambar
4.2d seperti berikut :
Grafik Serapan Air VS Persentase Abu Boiler
4.74 4.76
5.32 7.47
10.64
6.32 7.94
12.77 13.42
15.96
4.5 7
9.5 12
14.5 17
2.5 5
7.5 10
12.5
Abu Boiler S
e rap
a n
ai r
Matrik 1Semen 80; Flash 20
Matrik 2 Semen 70; Flash 30
Gambar 4.2d.Grafik Serapan Air vs Persentase Abu Boiler, Sampel B dan Sampel C.
Universitas Sumatera Utara
Dari dua grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pemakaian semen 80 dan fly ash 20 lebih baik dibandingkan dengan pemeakaian semen 70 dan fly ash
30. Pemakaian semen 80 dan fly ash 20 dengan penambahan abu boiler ada
yang memenuhi syarat paving block, sedangkan pemakaian semen 70 dan fly ash
30 dengan penambahan abu boiler belum memenuhi nilai persyaratan paving block. Dalam hal ini penambahan
fly ash dan penambahan abu boiler akan memperbesar
nilai serapan airnya.
4.3. Kuat Tekan Compressive Strength 4.3.1. Sampel A semen, fly ash, pasir, dan air