Dari grafik gambar 4.5a terlihat bahwa Kekerasan Paving block berkisar antara 100
RHN – 90,9 RHN. Sedangkan nilai kekerasan paving block konvensional 120 BHN–
121 BHN 67 RHN-68 RHN. Dalam hal ini ada beberapa pencampuran fly ash
tertentu yang nilainya tetap yaitu pada pencampuran semen 100, 90, 80, dan 70 dari berat
fly ash, namun makin banyak campuran fly ashnya juga akan memperkecil nilai Kekerasannya.
Paving block telah memenuhi ketentuan kekerasan untuk
paving block konvensional.
4.5.2. Sampel B semen 80, fly ash 20, pasir, abu boiler, air
Hasil pengukuran kekerasan dari Paving block yang berbasis semen, fly ash,
pasir, dan air menggunakan Equotip Hardness Tester, diperlihatkan pada gambar 4.5b berikut :
Grafik Kekerasan VS Persentase Abu Boiler
106.7 104.2
102.4 97.6
96.8
90 92
94 96
98 100
102 104
106 108
110
2,5 5,0
7,5 10,0
12,0
Abu Boiler K
eker asan
R H
N
G
ambar 4.5b Grafik Kekerasan vs Persentase Abu Boiler, Sampel B.
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik gambar 4.5b terlihat bahwa Kekerasan Paving block berkisar antara 106,7
RHN–96,8 RHN. Sedangkan nilai kekerasan paving block konvensional 120 BHN–
121 BHN. Dalam hal ini karena pencampuran abu boiler maka bahan menjadi sedikit keras, artinya dengan penambahan abu boiler pada
fly ash akan memperbesar nilai kekerasan.
Makin banyak penambahan abu boiler dan penambahan fly ash akan memperkecil
pula nilai kekerasannya. Paving block telah memenuhi ketentuan kekerasan untuk
paving block konvensional.
4.5.3. Sampel C semen 70, fly ash 30, pasir, abu boiler, air Hasil pengukuran Kekerasan dari
Paving block yang berbasis semen, fly ash, pasir, dan air menggunakan Equotip Hardness Tester diperlihatkan pada gambar 4.5c
berikut :
Grafik Kekerasan VS Persentase Abu Boiler
104.3 100
92.7 91.7
90.8 90
92 94
96 98
100 102
104 106
108 110
2.5 5
7.5 10
12.5
Abu Boiler K
e ke
ra sa
n R
H N
Gambar 4.5c Grafik Kekerasan vs Persentase Abu Boiler, Sampel C
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik gambar 4.5c terlihat bahwa Kekerasan Paving block berkisar antara 104,3
RHN–90,8 RHN. Sedangkan nilai kekerasan paving block konvensional 120 BHN–
121 BHN. Dalam hal ini karena pencampuran abu boiler maka bahan menjadi sedikit lebih keras.
Paving block telah memenuhi ketentuan kekerasan untuk paving block konvensional.
4.5.4. Perbandingan antara sample B dengan sample C Grafik perbandingan sampel B dengan sampel C dapat dilihat pada gambar
4.5d seperti berikut :
Grafik Kekerasan VS Persentase Abu Boiler
106.7 104.2
102.4
97.6 96.8
104.30
100.00
92.70 91.70
90.80 90
92 94
96 98
100 102
104 106
108 110
2.5 5
7.5 10
12.5
Abu Boiler K
e ke
ra sa
n R
H N
Matrik 1Semen 80; Flash 20
Matrik 2 Semen 70; Flash 30
Gambar 4.5d Grafik Kekerasan vs Persentase Abu Boiler, Sampel B dan Sampel C.
Universitas Sumatera Utara
Dari dua grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pencampuran abu boiler grafik sampel B dan grafik sampel C hanya menunjukkan perbedaan yang sedikit
bahkan ada titik grafik yang berjauhan pada pencampuran abu boiler 7,5. Dalam hal ini karena pencampuran abu boiler maka bahan menjadi sedikit keras,
artinya dengan penambahan abu boiler pada fly ash akan memperbesar nilai
kekerasan. Namun makin banyak penambahan abu boiler dan penambahan
fly ash akan memperkecil pula nilai kekerasannya.
4.6. Pengamatan mikrostruktur sampel dengan menggunakan Mikroskop Optik Analisis yang dilakukan adalah mengamati sampel komposisi bahan semen,
fly ash, pasir, abu boiler, dan air. Mula-mula sampel diamati sebelum direndam dalam
keadaan kering difoto dengan pembesaran 100 kali dan 200 kali, berikutnya sampel
setelah di rendan dalam keadaan basah difoto dengan pembesaran 100 kali dan 200
kali .
Universitas Sumatera Utara
Foto-fotonya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.6a. : Sampel kering , Gambar 4.6b. : Sampel kering, pembesaran 100 kali. pembesaran 200 kali.
Gambar 4.6c. : Sampel basah, Gambar 4.6d. : Sampel basah, pembesaran 100 kali. pembesaran 200 kali
Universitas Sumatera Utara
BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil pengujian karakteristik