penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan ketiga peneliti yang lain tersebut yaitu peneliti menggunakan priode empat tahun berturut-turut. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan sampel perusahaan yang lebih baik lagi. Karena komitmen perusahaan tersebut dalam memberikan dividen. ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh ketiga peneliti yang lain. Ketiga peneliti tersebut hanya menggunakan tiga priode waktu berturut-turut. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan baru buat investor, masyarakat maupun peneliti yang lain.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara laba
akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-
2008?.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas baik secara parsial dan simultan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005- 2008.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini ditujukan untuk Akademisi, investor dan emiten.
1. Akademisi, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar modal
khususnya mengenai kebijakan dividen, 2.
Investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham
bedasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi laba akuntansi dan laba tunai yang dilaporkan perusahaan,
3. Emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen
a. Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa earning available for common stockholders yang dibagikan kepada para
pemegang saham biasa dalam bentuk tunai Warsono, 2003: 271. Menurut Hanafi 2004:361 menyatakan bahwa “Dividen merupakan kompensasi yang
diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba
perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan
pimpinan”.
b. Jenis-Jenis Dividen
Menurut Skousen 2004: 907 dividen dilihat dari alat pembayarannya dibagi menjadi lima jenis yaitu:
1 Dividen tunai Cash Dividend
Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang
saham.besar kecilnya pembagian dividen tergantung pada pembatasan-
Universitas Sumatera Utara
pembatasan, undang-undang, kontrak-kontrak dan jumlah uang yang dimiliki atau tersedia dalam perusahaan.
2 Dividen saham Stock Dividend
Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham tanpa diminta pembayaran
dan dalam jumlah saham yang sebanding dengan saham yang dimiliki. 3
Sertifikat dividen Script Dividend Dividen dalam bentuk skrip maksudnya perusahaan tidak membayar pada
saat itu tetapi memilih membayar pada masa yang akan datang karena saldo kas yang ada di tangan tidak mencukupi. Dividen ini dibagikan
dengan tujuan agar perusahaan tetap dapat mempertahankan citra dan nama baik perusahaan.
4 Dividen harta
Aktiva yang dibagi dapat berupa surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan lain,barang-barang persedian lain atau aktiva lain.
5 Dividen likuiditas
Dividen likuiditas merupakan pembayaran kembali modal yang disetor atau ditanam. Pembagian dividen dalam bentuk ini biasanya berasal dari
selain laba ditahan.
c. Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya adalah sebagai berikut Brigham Houston, 2001: 84:
1 Tanggal pengumumandeclaration date,
Universitas Sumatera Utara
2 Tanggal pencatatan pemegang sahamholder of record date,
3 Tangal pemisahan dividen ex-dividen date,
4 Tanggal pembayaranpayment date.
2. Pengertian dan Teori Kebijakan Dividen a. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen dividen payout ratio
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan.akan tetapi dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih
besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen pada saat ini.jadi aspek utama dalam kebijakan dividen
perusahaan adalah menetukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan james, 2005: 270. Menurut
Sartono 1990: 281 “kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan guna pembiayan investasi dimasa datang”. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pendapatan earning antara pengunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus
ditahan didalam perusahaan Riyanto , 2001: 265.
Universitas Sumatera Utara
b. Teori Kebijakan Dividen
Bringham 2001: 66 menyebutkan terdapat tiga teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen dan dua isu teoritis lainnya yang dapat
mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
1 Dividend irrelevance theory
Dividend Irrelevance Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap
nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller M-M yang menyatakan bahwa nilai suatu
perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan laba bersih sebelum pajak EBIT dan risiko bisnis.
Dengan demikian kebijakan tidak relevan untuk dipersoalkan. 2
Bird in the hand-theory Bird In The Hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner
menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen
daripada capital gain. 3
Teori preferensi pajak Teori ini diajukan oleh lifzenberger dan ramaswamy. Mereka menyarankan
bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dari capital gain,para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda
pembayaran pajak.
Universitas Sumatera Utara
4 Hipotesis kandungan informasi atau pengisaratan
Hipotesis kandungan informasi atau pengisyaratan information content orsignaling hipothesis adalah teori yang menyatakan bahwa investor
menganggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas laba.
5 Pengaruh Klienclientele effect
Pengaruh Klien clientele effect adalah kecenderungan suatu perusahaan untuk menarik kelompok investor yang menyukai kebijkan dividennya.
3. Konsep Laba Akuntansi
Menurut Sofyan 2008: 304,”Laba akuntansi adalah perbedaan revenue antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada priode tertentu
dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada priode tersebut”. Menurut Sofyan 2008: 304, “dalam konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan
pandangan dalam menghitung laba Income. Disini diperkenalkan empat pendapat yaitu:
a. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip
Historical Cost yang sering disebut Historical Cost Accounting atau Conventional Accounting sebagaimana yang kita anut pada saat ini, yang
dinamakan Accounting Income, b.
Permikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan perubahan tingkat harga umum General Price Level dan tetap
mempertahankan prinsip historical cost yang ini dikenal dengan istilah
Universitas Sumatera Utara
General Price level Adjusted Historical Cost Acounting GPLA Historical Accounting dan perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income,
c. Pemikiran radikal, yang memilih harga sekarang current value sebagai
dasar penilaian bukan Historical Cost lagi dimana konsep ini dikenal dengan Current Value Accounting sedangkan perhitungan labanya disebut Current
Income, d.
Pemikiran neo radikal yng menggunakan Current Value tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum yang disebut GPLA Current Value
Accounting sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.”
Menurut Belkaouli 2000: 332, “defenisi tentang laba itu mengandung lima sifat sebagai berikut.
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi ,yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. b.
Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu,artinya merupakan prestasi perusahan itu pada perode tersebut.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. d.
Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinga hasil dikurangi
dengan biaya yang diterima dikeluarkan pada periode yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi sebagai berikut Sofyan, 2008:305.
a. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik.
b. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai
fenomena dan periodik yang dapat diukur. c.
Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa input dan output.
d. Oleh karena itu, perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa.
e. Dengan demikian, mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu
dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan. Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut
Sofyan, 2008: 305. a.
Dapat terus-menerus ditelusuri dan diuji. b.
Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi fakta dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa verifiability
c. Memenuhi konsep conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang
direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai. d.
Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
Para pendukung ini antara lain Ijiri,Kohler,Littleton dan Mautz. Namun, disamping adanya keistimewaannya ini,kelemahan yang terkandung didalamnya
adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari
kenaikan nilai. Kenaikan ini ada namun belum direalisai. b.
Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan Hal ini timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi
hasil dengan biaya. c.
Penerapan prinsip realisasi, Historical Cost dan Conservatisme dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.
Hendriksen 1992 dan Most 1982 memberikan kelemahan laba akuntansi sebagai berikut Sofyan, 2008: 306.
a. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori
akuntansi.Akuntansi dinilai: 1
Belum mampu memberikan ukuran yang terbaik untuk menentukan nilai arus jasa dan perubahan nilainya,
2 Belum sepakat mana yang masuk dan tidak masuk dalam perhitungan laba,
3 Ketidaksepakatan antara berbagai pihak siapa yang menjadi pemakai
informasi net income ini. b.
Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang berbeda-beda dan mengandung ketidakkonsistenan baik antar
perusahaan maupun dalam suatu periode tertentu. c.
Perubahan tingkat hargatelah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai historis sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum
diperhitungkan dalam laporan keuangan . d.
Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
e. Informasi lainnya di luar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor
dalam pengambilan keputusan. f.
Kurang informasi fisik dan perilaku yang membuat informasi laba semakin bermanfaat.
g. Beberapa konsep laba, perhitungan laba serta mereka yang membutuhkannya
disusun Hendriksen 1992:155 dalam tabel sebagai berikut. Tabel.2.1
Konsep laba, perhitungan dan penerimaan Konsep laba
Perhitungan laba Penerimaan informasi
Value Added Tambahan nilai
Harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi
harga pokok barang dan jasa yang dijual
Pegawai, pemilik,kreditor dan pemerintah.
Laba bersih perusahaan enterprise net income
Kelebihan hasil revenue dari biaya, seluruh
pendapatan gain dan rugi.biaya tidak termasuk
bunga, pajak dan bagi hasil Pemegang
saham,pemegang obligasi dan pemerintah
Laba bersih bagi investor
Sama seperti enterprise income tetapi setelah
dikurangi pajak penghasilan Pemegang saham,
pemegang obligasi dan kreditor jangka panjang.
Laba bersih bagi pemegang saham
residual residual equity holders
Laba bersi bagi pemegang saham dikurangi deviden
bagi pemegang saham preferen
Pemegang saham biasa sekarang dan yang
potensial terkecuali proritas pembayaran
tidak terpenuhi
Sumber : hendriksen, Elson S 1992 Accounting Theory ,Georgetown :Richard D Irwin,inc.hlm.155
4. Konsep Penyusutan Dalam Laba Tunai.
Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan
kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan Dyckman
Universitas Sumatera Utara
dkk, 1996: 590. Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya. Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus
diserap menjadi bagian kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan Suwardjono, 2005: 437. Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya
penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya. Terminologi akuntansi untuk proses ini berbeda-beda
tergantung pada kategori aktiva tersebut : a.
Penyusutan adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan.
b. Deplesi adalah alokasi periodik dari biaya sumber daya alam, seperti
cadangan mineral dan kayu, terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. c.
Amortisasi adalah alokasi periodik dari aktiva tak berwujud terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. Istilah amortisasi juga digunakan pada
aktiva keuangan dan kewajiban Depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik dan rasional
dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya
tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar
biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang
dipandang layak dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem
Universitas Sumatera Utara
biaya dibayar di muka. Akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau periode berjalan
Suwardjono, 2005: 437-438. Pengertian depresiasi dan amortisasi sebagai proses akumulasi dana didasari
bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya perusahaan harus
menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Dengan mengurangi pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi dan amortisasi yang
dibebankan. Depresiasi dan amortisasi adalah biaya tidak tunai karena depresiasi dan amortisasi tidak memerlukan pengeluaran kas. dianggap sebagai sumber dana
untuk menghitung sumber dana atau aliran kas masuk proceeds dengan cara menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi.
Suwardjono, 1989: 439. Cara menghitung semacam ini hanyalah salah satu teknik penghitungan
sumber dana dimana depresiasi dan amortisasi sebagai beban non kas yang artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa
depan. Sehingga pembebanan depresiasi ke dalam pendapatan serta menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi dapat
dikatakan sebagai teknik dalam menghitung sumber dana.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Elizabeth
2000 dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Laba Akuntansi Dan Laba
Universitas Sumatera Utara
Tunai Dengan Dividen Kas. Pada Perusahaan Yang Go Publik Di BEJ 1999-
2001”, Murtanto dan Febby 2004 dengan judul penelitian “Analisis Hubungan
Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas. Pada Perusahaan Yang Go Publik Di BEJ 1999-2001” dan Fitri Ariyanti 2007 dengan judul penelitian
“Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-
2004”.Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilhat pada tabel 2.2 sebagai berikut. Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu Nama peneliti
Tahun penelitian Variabel penelitian
Hasil penelitian Elizabeth2000
Variabel Independen : Laba Akuntansi,Laba Tunai
Variabel Dependen : Deviden kas
baik secara simultan ataupun secara parsial
variabel laba akuntansi dan laba tunai
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
deviden kas.
Murtanto dan Febby 2004
Variabel Independen : Laba Akuntansi,Laba Tunai
Variabel Dependen : Deviden kas
baik secara simultan ataupun secara parsial
variabel laba akuntansi dan laba tunai
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
deviden kas.
Fitri Ariyanti, 2007
Variabel Indevenden: Laba akuntansi, Laba tunai
Variabel Devenden:
Deviden kas. terdapat hubungan
antara variabel indevenden dengan
deviden kas. Variabel yang mempunyai
hubungan yang kuat dengan deviden kas
adalah variabel laba akuntansi
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual