Gudang Peralatan Kesehatan Gupalkes Gudang Transit Gutrans Sediaan cair: Sirup Deflugen, Sirup Difenhidramin-DMP, sirup

3.4. Gudang Peralatan Kesehatan Gupalkes

Gupalkes di Lafiau merupakan salah satu gudang yang kedudukannya berada dibawah bagian pergudangan Lafiau. Kegiatan penyimpanan dan pengendalian peralatan kesehatan merupakan kelanjutan dari kegiatan penerimaan peralatan kesehatan. Tujuan penyimpanan dan pengendalian peralatan kesehatan ini adalah untuk memelihara mutu, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan serta menjaga keseimbangan antara persediaan dan penggunaan peralatan kesehatan. Bekkes yang termasuk dalam kategori peralatan kesehatan adalah barang, instrumen atau alat yang digunakan dalam pemeliharaan dan peralatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan dan pencegahan penyakit, kelaianan badan atau gejala yang terjadi pada manusia, dan tidak termasuk dalam golongan obat.

3.5. Gudang Transit Gutrans

Bekal kesehatan yang dikirim dari rekanan ke Laifau akan diterima di gudang transit untuk dikarantina menunggu pemeriksaan dari panitia penerimaan barang selesai. Untuk bahan baku atau obat jadi yang diberi label kuning karantina menandakan bahwa obat jadi atau bahan baku tersebut masih lama dalam uji pemeriksaan laboratorium Ujibang.

3.6. Gudang Penyaluran Gulur

Pengeluaran barang dari Gupalkes atau Guhanjabaku dan embalage dilakukan di Gulur setelah ada SPPB dari Kadiskesau kepada Kalafiau yang disertai dengan bentuk Bentuk berisi tentang barang yang dibutuhkan oleh satker. Bentuk 051 haruslah dipisahkan untuk setiap Satker dan dibuat rangkap Universitas Sumatera Utara delapan untuk arsip Gupalkes, arsip Guhanjabaku dan embalage, arsip Gulur, arsip Suburminbekkes sebelum dikirim bersama dengan bekkes dengan rincian yaitu setelah ditandatangani penerima 1 rangkap arsip penerima, 1 rangkap dikirim ke Maffaskesau sebagai bukti bekkes telah diterima, dan 1 rangkap dikirim kembali ke Suburminbekkes Lafiau sebagai bukti bekkes telah diterima. Berdasarkan bentuk 051, barang dikeluarkan dari Guhanjabaku dan embalage, serta Gupalkes sebelum dikirim ke Satker akan disimpan ke Gulur. Di Gulur ini barang akan dikemas dan didistribusikan untuk Satker di seluruh Indonesia. Untuk Satker di Pulau Jawa pengirimannya dapat menggunakan jasa angkutan darat sedangkan untuk Satker di luar Pulau Jawa pengirimannya menggunakan armada udara milik Angkatan Udara. Kalafiau dapat mengeluarkan SPPB kepada Ka Unit Pergudangan setelah menerima SPL dan bentuk 051 dari Kadiskesau. SPL mempunyai 2 jenis yaitu Log A untuk obat-obatan dan Log B untuk peralatan kesehatan. Tahap-tahap penyaluran Material Kesehatan: a. Material kesehatan diturunkan dari rak penyimpanan dan dicek sesuai bentuk 40501 menyangkut jumlah dan nomor kodefikasinya. b. Material Kesehatan tersebut dikirimkan ke Gudang Penyaluran oelh petugas gudang penyimpanan dan diserah terimakan dengan petugas gudang penyaluran sambil mengecek kembali jumlah dan nomor kodefikasinya. c. Material Kesehatan beserta daftar koli dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disegel, kemudian dimasukkan dalam dus ditutup, dilakban Universitas Sumatera Utara dan diberi plat ezer. Material Kesehatan siap dikirmim ke tempat tujuan melalui darat dan udara.

3.6.1 Penerimaan

Anggota KPB dari unit gudang, unit produksi dan unit litbang. Panitia ini bertanggungjawab kepada Kadiskesau dan dibentuk setahun sekali. Perbekalan kesehatan yang dikirimkan ke Lafiau diterima oleh Panitia Penerimaan Barang PPB. Semua barang yang diterima oleh Lafiau harus diperiksa, dan selama menunggu pemeriksaan, barang-barang tersebut diletakkan dalam gudang transit. Sebelum diuji barang diberi label berwarna kuning atau label “karantina”, yang berisi: nama barang, jumlah, nomor batch nomor order, tanggal terima, unit penerimaan, dan tanda tangan penerima. Semua barang tersebut akan diperiksa oleh Komite Penerimaan Barang KPB. KPB anggotanya ditunjuk oleh Kalafiau dan diangkat oleh Kadiskesau. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi spesifikasi barang, jumlah, ukuran dan bentuk. Komite penerimaan barang bertugas memeriksa perbekalan farmasi sesuai standar kefarmasian dan surat perjanjian Jual Beli SPJB. Pengujian dilakukan dilaboratorium, barang yang diterima juga dicocokkan dengan surat pengantar barang dan surat pemesanan. Setelah semua perbekalan kesehatan diepriksa dan telah memenuhi spesifikasi sesuai dengan perjanjian, PPB akan mengeluarkan berita acara sebagai bukti penerimaan barang dan sebagai dokumen untuk mencairkan dana bagi rekanan. Berita acara penerimaan barang akan ditandatangani oleh PPB, Kepala Gudang diketahui oleh Kalafiau. Barang yang diterima lolos ujimemenuhi kriteria, diberi label “Diluluskan” yang berwarna hijau, label tersebut berisi: nama barang, tanggal terima, jumlah Universitas Sumatera Utara pembuatpenyalur, nomor batch asal, dan data yang diisi oleh petugas unit uji coba. Data tersebut berisi tanggal uji, nomor lot, tanda tangan, dan tanggal berlaku. Barang tersebut akan disimpan di gudang sesuai dengan spesifikasinya. Barang yang berupa oabt jadi, bahan baku dan embalage akan disimpan di gudang alat kesehatan. Barang yang tidak memenuhi kriteria diberi Label”Ditolak” berwarna merah, berisi nama barang, jumlah, nomor batchnomor order, tanggal diterima, dan tanda tangan unit uji coba. Barang yang ditolak akan ditempatkan tersendiri dan unit uji coba akan membuat surat penolakan kepada pemasokdengan menyebutkan alasan penolakkan. Contoh berita acara penerimaan barang dan label dapat dilihat pada lampiran.

3.6.2 Penyimpanan

Penyimpanan mencakup kegiatan penyusunan, pengawetan, dan pengadministrasian materiil secara tertib dan teratur sesuai dengan sifat fisika, kimi, dan biologi dari bekal kesehatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilingkungan pergudangan. Sasaran penyimpanan adalah materiil dapat disimpan dan dipelihara dengan baik sehingga memudahkan dalam pemeliharaan, pengawasan yang baik secara fisik maupun administratif Penyimpanan barang menggunakan FIFI First In First Out sesuai dengan sifat dan klasifikasi barang. Barang yang disimpan diatur dengan kodifikasi meliputi jenis barang, alfabetis, sehingga memudahkan dalam pengambilan dan menghindari kekeliruan pengembalian barang. Barang yang mudah terbakar disimpan di gudang tahan api yang letaknya terpisah dari gudang bahan baku berdasarkan perbedaan konsistensi, bahan padat Universitas Sumatera Utara dam kering terpisah dari bahan cair. Perlatan kesehatan palkes disimpan di gudang Palkes berdasar urutan barang yang akan disalurkan ke satker di seluruh Indonesia. Obat jadi golongan narlotika disimpan di lemari khusus yang dilengkapi kunci sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Obat jadi dan bahan baku yang memerlukan suhu kelembaban terkendali seperti cairan infus dan cangkan kapsul, disimpan di ruang khusus yang dilengkapi dengan AC. Beberapa obat injeksi yang memerlukan suhu penyimpanan yang rendah sisimpan dilemari es.

3.6.3 Distribusi

Distribusi bekal kesehatan keseluruh jajaran satker kesehatan Angkatan Udara seluruh Indonesia dilakukan oleh bagian Gupusfi yang meliputi rumah sakit, seksi kesehatan, Lakespra dan lakesgilut Dasar dalam penyaluran pembekalan farmasi adalah surat perintah logistik SPL dalam bentuk 051 oleh Kadiskesau kepada kalafiau yang kemudian dikeluarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang SPPB. Sedangkan administrasinya dilakukan oleh bagian Minbekkes untulk diteruskan ke bagian produksi dan pergudangan. Bentuk 051 dibuat rangkap 7, yang berisikan tentang penjabaran atau rincian SPL, 1 lembar untuk Minbekkes, 3 lembar untuk pergudangan, 3 lembar untuk penerima atau satler, 1 lembar sebagai arsip, 1 lembar dikirim lagi ke Minbekkes dan 1 lemabr dikirim ke Diskesau. Kegiatan pengeluaran barang terbagi dalam 2 kegiatan yaitu:

3.6.3.1 Rutin

Pendistribusian rutin dilakukan alokasi kebutuhan 6 bulan sekali. Satker mengajukan kebutuhan dan sisa persediaan ke Diskesau, Diskesau lalu akan Universitas Sumatera Utara menunjuk Matfaskes untuk mengeluarkan rencaran surat perintah logistik RSPL ke Minbekkes. Minbekkes akan mencocokkan dengan kartu stok dan melaporkan ke Diskesau, sebagai acuan SPL. Dengan SPL, Kalafiau mengeluarkan surat perintah Pengeluaran SPPB ke gudang. Penyaluran barang dari gudang penyaluran menggunakan jalur darat dan udara. Penyaluran dilakukan pada: semester I pada bulan Januari dan Semester II pada bulan Juni.

3.6.3.2 Non Rutin

Pengeluaran non rutin Suplisi adalah pengeluaran barang yang dilakukan mendadak, diluar SPL seperti bencana alam, bakti sosial, dan operasi militer. Pengeluaran suplisi dilakukan dengan menggunakan bon sementara yang disetujui oleh Kalafiau kepada unit pergudangan. Pengeluaran bahan baku berdasarkan atas Surat Perintah Produksi SPP dari Kalafiau, ke bagian produksi, dan mengajukan permintaan bahan baku ke Diskesau. Diskesau akan mengeluarkan SPL bahan baku produksi dan embalage ke bagian produksi. Setelah itu, berdasarkan SP3 produksi

3.6.4 Penghapusan

Penghapusan materiil kesehatan adalah usaha untuk membebaskan bendaharawan materiil dari tuntutan pertanggungjawaban materiil yang berkaitan dengan administrasi perbendaharaan berdasarkan ketentuan yang berlaku serta memanfaatkan materiil tersebut dalam bentuk lain. Materiil kesehatan yang akan dihapuskan harus memenuhi kriteria: barang yang dinyatakan tecela; rusaktidak dapat diperbaiki lagi, rusak atau masih dapat diperbaiki lagi namun tidak ekonomis, berbahaya jika disimpan lama, kadalauarsa berlebih, tidak dapat digunakan karena alasan tertentu. Sedangkan barang yang Universitas Sumatera Utara dinyatakan sah untuk dihapuskan, apabila: telah dikeluarkan surat keputusan penghapusan, telah diterbitkan surat perintah pelaksanaan penghapusan, berita acara penghapusan yang ditandatangani panitia bendaharawan dan ordonatur, telah dikeluarkan dari buku inventarisperbendaharaan.

3.6.5 Pelaporan

Laporan persediaan barang dilakukan oleh bagian administrasi Perbekalan Kesehatan Minbekkes. Pertanggung jawaban persediaan barang ini dilaporkan tiap satu bulan dan triwulan. Laporan satu bulanan berisi: nomor, kode, nama, satuan, jumlah baikrusak, tanggal kadaluarsa, sedangkan laporan triwulan berisi: nomor, tujuan, hargaalkesobat, jumlah, tangal SPL, No. Reg, jumlah item, jumlah berat, jumlah isi dan keterangan. Bagian Minbekkes akan memasukkan data barang yang diterima ke dalam kartu stok sesuai dengan berita acara. Laporan barang dilaporkan ke Diskesau setiap bulan dan tiga bulan. Laporan ini meliputi jumlah dan keadaan fisik barang yang tersisa dan barang- barang yang mendekati ED. Laporan satu bulanan berisi: nomor, kode, nama, satuan, jumlah baikrusak, tanggal kadaluarsa, sedangkan laporan triwulan berisi: nomor, tujuan, hargaalkesobat, jumlah, tangal SPL, No. Reg, jumlah item, jumlah berat, jumlah isi dan keterangan. Laporan ini juga berguna untuk mengontrol jumlah barang dan keperluan atau alokasi setiap semester. Stok opname dilakukan tiap akhir semester. Perbekalan kesehatan yang diterima dari Diskesau atau Puskes Angkatan Udara maupun hasil produksi Lafiau selanjutnya di simpan di gudang untuk di alokasikan ke satker-satker AU seluruh Indonesia. Universitas Sumatera Utara 3.7. Unit Produksi Lembaga Farmasi Angkatan Udara 3.7.1 Tata Letak dan Klarifikasi Ruang Produksi Gedung produksi Lafiau terdiri dari dua bagian, yaitu bagian produksi Obat beta laktam dan non beta laktam. Ruang-ruang produksi terpisah satu sama lain sesuai dengan jenis produksi. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi antara produk yang satu dengan yang lain. Ruangan dirancang berurutan sesuai dengan urutan proses produksi. Berdasarkan tingkat kebersihan ruangan, ruang produksi Lafiau dibagi menjadi dua kelas yaitu: 1 Black Area daerah hitamkelasIV Daerah ini meliputi kamar ganti pakaian, toilet, kamar mandi, ruang pengemasan, ruang pencetakan nomor batch, ruang mesin cuci botol, ruang administrasi produksi, ruang istrirahat, dan gudang produksi. 2 Grey daerah abu-abukelas III Daerah ini meliputi ruang pengolahan dan pengemasan obat non steril, ruang timbang, pembuatan dan pencampuran sirup dan salebkrim, ruang pencampuran, pembuatan granul, pencetakan tablet, pengisian kapsul, ruang in process Control, penyalutan coating, srtipping, dan ruang penyimpanan obat setengah jadi. Pakaian yang digunakan di daerah ini adalah pakaian khusus produksi yang terbuat dari bahan dengan serat yang tidak mudah lepas dan dilengkapi dengan sarung tangan, penutup kepala, serta penutup hidung dan mulut.

3.7.2 Produksi Obat

Produksi di Lafiau dilakukan berdasarkan adanya Surat Perintah Produksi SPP yang dilakukan oleh Kadiskesau kepada Kalafiau kemudian Kalafiau Universitas Sumatera Utara mengeluarkan SP3 kepada Kabagprod dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kaunit Kepala Unit berdasarkan Surat Perintah Kerja. Produksi obat terdiri dari 3 sub unit, yaitu: 1. Sub Unit Produksi Tablet Unit produksi tablet bertanggung jawab dalam memproduksi tablet dan kaplet baik antibiotik maupun non antibiotik. 2. Sub Unit Produksi Kapsul Unit Produksi tablet bertanggung jawab dalam memproduksi kapsul. Kegiatan produksi kapsul dimulai dengan penimbangan bahan baku, diayak dan dicampurkan. Selanjutnya dilakukan pengisian kapsul lalu dikemas. Pada setiap tahap mulai dari tahap pencampuran sampai tahap pengemasan dilakukan pengemasan mutu oleh unit uji coba. 3.Sub Unit Produksi Khusus Unit Produksi khusus Lafiau memproduksi sediaan cair baik untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar, sediaan semisolid salebkrim

3.7.3 Unit Pemeriksaan In Process Control dan Pengujian Obat Jadi

Pemeriksaan in process control IPC dan pengujian obat jadi dilakukan pada bentuk sediaan tablet, kapsul, sirup, dan saleb a. Sediaan Tablet Pemeriksaan tablet pada saat IPC dilakukan terhadap granul meliputi pemeriksaan kadar air dan zat aktifnya. Setelah proses pencetakan, tablet diperiksa diameter, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, disolusi dan kadar zat berkasiat. Universitas Sumatera Utara b. Sediaan Kapsul Pemeriksaan IPC dilakukan setelah pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan meliputi pemeriksaan kadar zat aktifnya.Kapsul diperiksa kadar air, keseragaman bobot dan waktu hancur. c. Sediaan Sirup Pemeriksaan IPC dilakukan setelah pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan meliputi pemeriksaan kadar zat aktifnya, berat jenis, viskositas, Ph. Setelah pengisian ke wadah meliputi pemeriksaan keseragaman volume, kadar zat aktif. d. Sediaan Saleb Pemeriksaan IPC dilakukan setelah pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan meliputi pemeriksaan kadar zat aktifnya dan pada saat pengisian saleb, pemeriksaan dilakukan terhadap bobot rata-rata isi tube dan kadarnya.

3.7.4 Pengemasan

Proses pengemasan sediaan obat di Lafiau sebagai berikut: a. Tablet, tablet salut, dan kapsul Pengemasan dilakukan dengan cara stripping kemudian sejumlah tertentu dimasukkan ke dalam dus disertai ke dalam kantong plastik kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik. b. Saleb Saleb dikemas dalam tube kemudian tube yang telah diberi nomor batch dimasukkan kedalam kardus disertai brosur. Sejumlah kardus tertentu dikemas dalam kotak karton. Universitas Sumatera Utara c. Sirup Botol-botol sirup diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kardus. Untuk semua jenis obat yang telah dikemas baik berupa tablet, kapsul, saleb, dan sirup dilakukan pemeriksaan secara manual terhadap kemasan obat untuk melihat apakah terdapat kerusakan pada kemasan.

3.7.5 Pengujian Sampel Pertinggal

Sampel pertinggal yang disimpan adalah obat jadi yang telah dikemas. Sampel disimpan lengkap dengan etiket yang memuat nama sampel, nomor batch, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa. Sampel disimpan selama lima tahun dan jika ada keluhan dari konsumen, maka dilakukan pengujian terhdap sampel tersebut. Setelah lima tahun, sampel dapat dimusnahkan.

3.7.6 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu terhadap obat jadi, bahan baku, dan embalage di Lafiau dilakukan dalam suatu Laboratorium yang sama. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, maka dibutuhkan pengujian yang dilakukan mulai bahan baku diterima sampai obat jadi yang siap untuk didistribusikan.

3.7.7 Sanitasi dan Higiene

Lafiau memiliki sarana pengolahan limbah, baik untuk limbah padat berupa debu-debu yang tersebar di daerah produksi maupun limbah cair dari pencucian peralatan. a. Pengelolahan Limbah Padat Pengelolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan dust controller untuk debu-debu yang tersebar di ruang produksi yang ditempatkan di atas Universitas Sumatera Utara ruangan, vacum cleaner untuk debu-debu yang berserakan pada peralatan dan lantai. b. Pengelolahan Limbah Cair Pengelolahan limbah cair terdiri dari proses destruksi, penetralan, pengendapan, dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan satu sama lain berdasarkan proses pengelolahan. Proses pengolahan limbah beta dan non laktam yaitu: 1 Limbah dari produksi obat beta laktam dilahirkan ke kolam pertama, kemudian ditambahkan asambasa kuat untuk memecah cincin beta laktam. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua diendapkan. 2 Cairan dari limbah kolam kedua dialirkan ke kolam ketiga. Limbah dari produksi obat non beta laktam masuk ke kolam ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan pH=7 namun jika asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan HCL dan pengenceren dengan penambahan air. 3 Limbah dari kolam ketiga dialirkan ke kolam keempat untuk proses pengendapan kedua. 4 Cairan dari limbah kolam keempat dialirkan ke kolam kelima dimana proses aerasi, yaitu penambahan oksigen yang bertujuan untuk menurunkan biologycal oxygen demand BOD dan chemical oxygen demand COD dari limbah tersebut. Air kolam kemudian diuji di laboratorium untuk penentuan nilai BOD, COD, dan kadar ion. Persyaratan kualitas limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke Universitas Sumatera Utara 5 Limbah dari kolam kelima dialirkan ke kolam keenam yang merupakan kolam kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan sebagai bio indicator, apabila air pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum. Denah bak pengolahan air limbah dapat dilihat pada bagian lampiran. Untuk pengolahan limbah laboratorium pada dasarnya sama dengan pengolahan limbah produksi. Untuk limbah yang mengadung mikroorganisme terlebih dahulu harus didestruksi dengan tujuan untuk mematikan mikroorganisme tersebut. Penanganan limbah berada pada wewenang dan tanggung jawab Kepala Unit Produksi Khusus. 3.8.Produk Obat-obatan yang telah diproduksi oleh Lafiau hingga saat ini antara lain sebagai berikut: a. Kaplet dan Tablet Antibiotik : kaplet Amoxicillin, kaplet Rifampisin, tablet Bactrim AU dan tablet Sefadroksil. b.Kaplet dan Tablet non Antibiotik : kaplet Afostan, tablet Antalgin, tablet Antiflu, tablet Asetilet, tablet CTM, tablet Vitamin B-12, tablet B- Kompleks, tablet Dekstrometorphan, kaplet Energic-C, tablet INH Plus, tablet Vitamin C, tablet Prednison, dan lain-lain. c. Kapsul antibiotik: kapsul Amoxicillin, kapsul Erytromisin, dan kapsul Chloramphenicol. Universitas Sumatera Utara d.Kapsul non antibiotik : kapsul Afostan e. Sediaan saleb: saleb kulit Chloramfenicol, salaem detoksimetason, salaep ketokonazol, saleb kulit Terracort dan krim Tetrasiklin.

f. Sediaan cair: Sirup Deflugen, Sirup Difenhidramin-DMP, sirup

Difenhidramin-Exp, sirup Chloramphenicol, tetes telinga Chloramphenicol, larutan antiseptik Lafiodine, minuman kesehatan Hawk 2000, sirup kering Amoxicillin. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KEGIATAN PRAKTEK PROFESI DI LEMBAGA FARMASI

ANGKATAN UDARA Praktek Kerja Profesi PKP yang diselenggarakan di Lembaga Farmasi Angkatan Udara Lafiau berlangsung mulai 31 Maret 2010-25 april 2010. Pihak Lafiau telah banyak melakukan hal untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta kerja praktek mengenai industri farmasi antara lain dengan melibatkan peserta kerja praktek dalam pelaksanaan dan pemantauan proses produksi, kegiatan pengawasan mutu, pengembangan formula dan perbekalan kesehatan serta diskusi mengenai CPOB dan industri farmasi secara keseluruhan dan khususnya di Lafiau. Dalam Kerja Praktek ini, peserta diberi kesempatan untuk mengetahui dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang didapat dalam kegiatan kerja di Lafiau. Berikut ini adalah berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama masa kerja Praktek di Lafiau berdasarkan bidang kegiatannya:

4.1. Pengenalan Bagian Pengujian dan Pengembangan Ujibang

Bagian pengujian dan pengembangan lafiau memiliki 3 unit yaitu unit uji coba, unti penelitian dan pengembangan litbang serta unit pendidikan dan pelatihan diklat.Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek dibagian ujibang adalah: Unit uji coba bertugas melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Unit penelitian obat yang telah atau akan dibuat oleh Lafiau. Unit pendidikan dan pelatihan bertugas mengatur pendidikan dan pelatihan terhadap anggota Lafiau dan pelajar atau pun Mahasiswa yang sedang PKL di Lafiau. Universitas Sumatera Utara