Pengemasan Pengujian Sampel Pertinggal Pengawasan Mutu Sanitasi dan Higiene

b. Sediaan Kapsul Pemeriksaan IPC dilakukan setelah pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan meliputi pemeriksaan kadar zat aktifnya.Kapsul diperiksa kadar air, keseragaman bobot dan waktu hancur. c. Sediaan Sirup Pemeriksaan IPC dilakukan setelah pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan meliputi pemeriksaan kadar zat aktifnya, berat jenis, viskositas, Ph. Setelah pengisian ke wadah meliputi pemeriksaan keseragaman volume, kadar zat aktif. d. Sediaan Saleb Pemeriksaan IPC dilakukan setelah pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan meliputi pemeriksaan kadar zat aktifnya dan pada saat pengisian saleb, pemeriksaan dilakukan terhadap bobot rata-rata isi tube dan kadarnya.

3.7.4 Pengemasan

Proses pengemasan sediaan obat di Lafiau sebagai berikut: a. Tablet, tablet salut, dan kapsul Pengemasan dilakukan dengan cara stripping kemudian sejumlah tertentu dimasukkan ke dalam dus disertai ke dalam kantong plastik kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik. b. Saleb Saleb dikemas dalam tube kemudian tube yang telah diberi nomor batch dimasukkan kedalam kardus disertai brosur. Sejumlah kardus tertentu dikemas dalam kotak karton. Universitas Sumatera Utara c. Sirup Botol-botol sirup diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kardus. Untuk semua jenis obat yang telah dikemas baik berupa tablet, kapsul, saleb, dan sirup dilakukan pemeriksaan secara manual terhadap kemasan obat untuk melihat apakah terdapat kerusakan pada kemasan.

3.7.5 Pengujian Sampel Pertinggal

Sampel pertinggal yang disimpan adalah obat jadi yang telah dikemas. Sampel disimpan lengkap dengan etiket yang memuat nama sampel, nomor batch, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa. Sampel disimpan selama lima tahun dan jika ada keluhan dari konsumen, maka dilakukan pengujian terhdap sampel tersebut. Setelah lima tahun, sampel dapat dimusnahkan.

3.7.6 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu terhadap obat jadi, bahan baku, dan embalage di Lafiau dilakukan dalam suatu Laboratorium yang sama. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, maka dibutuhkan pengujian yang dilakukan mulai bahan baku diterima sampai obat jadi yang siap untuk didistribusikan.

3.7.7 Sanitasi dan Higiene

Lafiau memiliki sarana pengolahan limbah, baik untuk limbah padat berupa debu-debu yang tersebar di daerah produksi maupun limbah cair dari pencucian peralatan. a. Pengelolahan Limbah Padat Pengelolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan dust controller untuk debu-debu yang tersebar di ruang produksi yang ditempatkan di atas Universitas Sumatera Utara ruangan, vacum cleaner untuk debu-debu yang berserakan pada peralatan dan lantai. b. Pengelolahan Limbah Cair Pengelolahan limbah cair terdiri dari proses destruksi, penetralan, pengendapan, dan aerasi di dalam beberapa kolam yang saling berhubungan satu sama lain berdasarkan proses pengelolahan. Proses pengolahan limbah beta dan non laktam yaitu: 1 Limbah dari produksi obat beta laktam dilahirkan ke kolam pertama, kemudian ditambahkan asambasa kuat untuk memecah cincin beta laktam. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua diendapkan. 2 Cairan dari limbah kolam kedua dialirkan ke kolam ketiga. Limbah dari produksi obat non beta laktam masuk ke kolam ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan pH=7 namun jika asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan HCL dan pengenceren dengan penambahan air. 3 Limbah dari kolam ketiga dialirkan ke kolam keempat untuk proses pengendapan kedua. 4 Cairan dari limbah kolam keempat dialirkan ke kolam kelima dimana proses aerasi, yaitu penambahan oksigen yang bertujuan untuk menurunkan biologycal oxygen demand BOD dan chemical oxygen demand COD dari limbah tersebut. Air kolam kemudian diuji di laboratorium untuk penentuan nilai BOD, COD, dan kadar ion. Persyaratan kualitas limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke Universitas Sumatera Utara 5 Limbah dari kolam kelima dialirkan ke kolam keenam yang merupakan kolam kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan sebagai bio indicator, apabila air pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum. Denah bak pengolahan air limbah dapat dilihat pada bagian lampiran. Untuk pengolahan limbah laboratorium pada dasarnya sama dengan pengolahan limbah produksi. Untuk limbah yang mengadung mikroorganisme terlebih dahulu harus didestruksi dengan tujuan untuk mematikan mikroorganisme tersebut. Penanganan limbah berada pada wewenang dan tanggung jawab Kepala Unit Produksi Khusus. 3.8.Produk Obat-obatan yang telah diproduksi oleh Lafiau hingga saat ini antara lain sebagai berikut: a. Kaplet dan Tablet Antibiotik : kaplet Amoxicillin, kaplet Rifampisin, tablet Bactrim AU dan tablet Sefadroksil. b.Kaplet dan Tablet non Antibiotik : kaplet Afostan, tablet Antalgin, tablet Antiflu, tablet Asetilet, tablet CTM, tablet Vitamin B-12, tablet B- Kompleks, tablet Dekstrometorphan, kaplet Energic-C, tablet INH Plus, tablet Vitamin C, tablet Prednison, dan lain-lain. c. Kapsul antibiotik: kapsul Amoxicillin, kapsul Erytromisin, dan kapsul Chloramphenicol. Universitas Sumatera Utara d.Kapsul non antibiotik : kapsul Afostan e. Sediaan saleb: saleb kulit Chloramfenicol, salaem detoksimetason, salaep ketokonazol, saleb kulit Terracort dan krim Tetrasiklin.

f. Sediaan cair: Sirup Deflugen, Sirup Difenhidramin-DMP, sirup