pembuatpenyalur, nomor batch asal, dan data yang diisi oleh petugas unit uji coba. Data tersebut berisi tanggal uji, nomor lot, tanda tangan, dan tanggal
berlaku. Barang tersebut akan disimpan di gudang sesuai dengan spesifikasinya. Barang yang berupa oabt jadi, bahan baku dan embalage akan disimpan di gudang
alat kesehatan. Barang yang tidak memenuhi kriteria diberi Label”Ditolak” berwarna
merah, berisi nama barang, jumlah, nomor batchnomor order, tanggal diterima, dan tanda tangan unit uji coba. Barang yang ditolak akan ditempatkan tersendiri
dan unit uji coba akan membuat surat penolakan kepada pemasokdengan menyebutkan alasan penolakkan. Contoh berita acara penerimaan barang dan
label dapat dilihat pada lampiran.
3.6.2 Penyimpanan
Penyimpanan mencakup kegiatan penyusunan, pengawetan, dan pengadministrasian materiil secara tertib dan teratur sesuai dengan sifat fisika,
kimi, dan biologi dari bekal kesehatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilingkungan pergudangan. Sasaran penyimpanan adalah materiil dapat
disimpan dan dipelihara dengan baik sehingga memudahkan dalam pemeliharaan, pengawasan yang baik secara fisik maupun administratif
Penyimpanan barang menggunakan FIFI First In First Out sesuai dengan sifat dan klasifikasi barang. Barang yang disimpan diatur dengan kodifikasi
meliputi jenis barang, alfabetis, sehingga memudahkan dalam pengambilan dan menghindari kekeliruan pengembalian barang.
Barang yang mudah terbakar disimpan di gudang tahan api yang letaknya terpisah dari gudang bahan baku berdasarkan perbedaan konsistensi, bahan padat
Universitas Sumatera Utara
dam kering terpisah dari bahan cair. Perlatan kesehatan palkes disimpan di gudang Palkes berdasar urutan barang yang akan disalurkan ke satker di seluruh
Indonesia. Obat jadi golongan narlotika disimpan di lemari khusus yang dilengkapi
kunci sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Obat jadi dan bahan baku yang memerlukan suhu kelembaban terkendali seperti cairan infus dan
cangkan kapsul, disimpan di ruang khusus yang dilengkapi dengan AC. Beberapa obat injeksi yang memerlukan suhu penyimpanan yang rendah sisimpan dilemari
es.
3.6.3 Distribusi
Distribusi bekal kesehatan keseluruh jajaran satker kesehatan Angkatan Udara seluruh Indonesia dilakukan oleh bagian Gupusfi yang meliputi rumah
sakit, seksi kesehatan, Lakespra dan lakesgilut Dasar dalam penyaluran pembekalan farmasi adalah surat perintah logistik SPL dalam bentuk 051 oleh
Kadiskesau kepada kalafiau yang kemudian dikeluarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang SPPB. Sedangkan administrasinya dilakukan oleh bagian
Minbekkes untulk diteruskan ke bagian produksi dan pergudangan. Bentuk 051 dibuat rangkap 7, yang berisikan tentang penjabaran atau rincian SPL, 1 lembar
untuk Minbekkes, 3 lembar untuk pergudangan, 3 lembar untuk penerima atau satler, 1 lembar sebagai arsip, 1 lembar dikirim lagi ke Minbekkes dan 1 lemabr
dikirim ke Diskesau. Kegiatan pengeluaran barang terbagi dalam 2 kegiatan yaitu:
3.6.3.1 Rutin
Pendistribusian rutin dilakukan alokasi kebutuhan 6 bulan sekali. Satker mengajukan kebutuhan dan sisa persediaan ke Diskesau, Diskesau lalu akan
Universitas Sumatera Utara
menunjuk Matfaskes untuk mengeluarkan rencaran surat perintah logistik RSPL ke Minbekkes. Minbekkes akan mencocokkan dengan kartu stok dan melaporkan
ke Diskesau, sebagai acuan SPL. Dengan SPL, Kalafiau mengeluarkan surat perintah Pengeluaran SPPB ke gudang. Penyaluran barang dari gudang
penyaluran menggunakan jalur darat dan udara. Penyaluran dilakukan pada: semester I pada bulan Januari dan Semester II pada bulan Juni.
3.6.3.2 Non Rutin
Pengeluaran non rutin Suplisi adalah pengeluaran barang yang dilakukan mendadak, diluar SPL seperti bencana alam, bakti sosial, dan operasi militer.
Pengeluaran suplisi dilakukan dengan menggunakan bon sementara yang disetujui oleh Kalafiau kepada unit pergudangan.
Pengeluaran bahan baku berdasarkan atas Surat Perintah Produksi SPP dari Kalafiau, ke bagian produksi, dan mengajukan permintaan bahan baku ke
Diskesau. Diskesau akan mengeluarkan SPL bahan baku produksi dan embalage ke bagian produksi. Setelah itu, berdasarkan SP3 produksi
3.6.4 Penghapusan
Penghapusan materiil kesehatan adalah usaha untuk membebaskan bendaharawan materiil dari tuntutan pertanggungjawaban materiil yang berkaitan
dengan administrasi perbendaharaan berdasarkan ketentuan yang berlaku serta memanfaatkan materiil tersebut dalam bentuk lain.
Materiil kesehatan yang akan dihapuskan harus memenuhi kriteria: barang yang dinyatakan tecela; rusaktidak dapat diperbaiki lagi, rusak atau masih dapat
diperbaiki lagi namun tidak ekonomis, berbahaya jika disimpan lama, kadalauarsa berlebih, tidak dapat digunakan karena alasan tertentu. Sedangkan barang yang
Universitas Sumatera Utara
dinyatakan sah untuk dihapuskan, apabila: telah dikeluarkan surat keputusan penghapusan, telah diterbitkan surat perintah pelaksanaan penghapusan, berita
acara penghapusan yang ditandatangani panitia bendaharawan dan ordonatur, telah dikeluarkan dari buku inventarisperbendaharaan.
3.6.5 Pelaporan