2.5 Kemiskinan
Konsepsi umum mengenai kemiskinan biasa terkait dengan masalah ketiadaan sumber daya ekonomi dan sosial kultural karena informasi yang diperoleh hanya dari
dalam dan politik masyarakat tertentu. Ketiadaan modal sosial ekonomi inilah yang kemudian membatasi gerak aktivitas dan aktualisasi diri setiap individu dan dinamika
sosial dalam masyarakat. Kondisi kemiskinan merupakan masalah yang sampai hari ini tidak kunjung
selesai. Sebab memiliki problematika dan dinamika tersendiri dalam masyarakat. Terlebih kemiskinan terkait dengan krisis sosial, ekonomi, dan politik Syaifullah,
2008:9.
2.5.1 Indikator Kemiskinan di Indonesia
Menurut Chazali H. Situmorang dalam tulisannya yang berjudul “Penanganan Masalah Kemiskinan di Sumatera Utara Poverty Reduction At North Sumatera” yang
salah satu sub bagian didalamnya menjelaskan tentang indikator kemiskinan, penduduk miskin di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu penduduk miskin yang
diakibatkan oleh kemiskinan kronis atau kemiskinan struktural yang terjadi terus- menerus sebagaimana defenisi ini telah dikemukakan dan kemiskinan sementara yang
ditandai dengan menurunnya pendapatan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi kondisi krisis.
Dalam hal ini, karakteristik masyarakat miskin secara umum ditandai oleh ketidakberdayaanketidakmampuan powerlessness dalam hal :
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan kegiatan usaha produktif
3. Menjangkau akses sumber daya sosial ekonomi
4. Menentukan nasibnya sendiri serta senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif,
mempunyai perasaan ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik 5.
Membebaskan diri dari mental dan budaya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat dan harga diri yang rendah.
Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan ini menumbuhkan perilaku miskin yang bermuara pada hilangnya kemerdekaan untuk berusaha, meningkatkan pendapatan dan
minkmati kesejahteraan secara bermartabat. Indikator nasional dalam menentukan jumlah penduduk yang dikategorikan miskin ditentukan oleh standar garis kemiskinan dari
Badan Pusat Statistik BPS dengan cara menetapkan nilai standar kebutuhan minimum. Baik berupa kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi seseorang untuk
hidup layak. Penetapan nilai standar inilah yang digunakan untuk membedakan antara penduduk miskin dan tidak miskin. Apabila penduduk dalam pengeluaran tidak mampu
memenuhi kecukupan makanan setara 2100 kalorihari ditambah pemenuhan kebutuhan pokok minimum non-makanan berupa perumahan, pakaian, kesehatan dasar, pendidikan
dasar, transportasi dan aneka barangjasa lainnya maka ia dapat dikategorikan miskin BPS, 1999. Sementara penduduk yang tidak mampu memenuhi kecukupan konsumsi
makanan setara 1800 kalorihari dikategorikan fakir miskin. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 mendefenisikan, fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak
memiliki sumber daya hidup berupa mata pencaharian dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau seseorang yang mempunyai sumber
Universitas Sumatera Utara
mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya yang layak bagi kemanusiaan.
Selain indikator-indikator kemiskinan diatas, indikator kemiskinan lainnya yaitu: 1.
Angka buta huruf dewasa adalah proporsi seluruh penduduk berusia 1 tahun ke atas yang tidak dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.
2. Penolong persalinan oleh tenaga tradisional adalah penolong persalinan oleh
dukun, keluarga atau tenaga tradisionil lainnya. 3.
Penduduk tanpa akses air bersih adalah proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses air bersih. Yang termasuk air bersih disini adalah air kemasan, air
ledingPAM, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan lebih dari 10 meter.
4. Penduduk tanpa akses sanitasi adalah proporsi penduduk yang menggunakan
jamban umum atau lainnya sebagai tempat buang air bersih. 5.
Angka kesakitan adalah proporsi penduduk yang mempunyai gangguan kesehatan sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari.
6. Angka pengangguran adalah proporsi penduduk yang termasuk dalam angkatan
kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, dan sudah punya
pekerjaan namun belum mulai bekerja.
2.5.2 Dimensi Kemiskinan di Indonesia