Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Beberapa Kultur Bakteri Oleh
Minyak Atsiri Daun Zodia
Diameter Daerah Hambatan mm Konsentrasi Bakteri Gram Positif Bakteri Gram Negatif
Bacillus Staphylococcus Pseudomonas Shigella cereus aureus aeruginosa dysentriae
2,5 7,8 7,3
6,2 6,4
5 9,4 8,3 6,7
6,8 7,5 10,6 9,1
7,8 8,9
10 11,2 10,4 8,5 9,2
Semakin tinggi konsentrasi maka zona bening akan semakin lebar
4.2. Pembahasan
4.2.1. Minyak Atsiri dari Hasil Destilasi dengan Alat Stahl
Dari sebanyak 450 g daun zodia segar diperoleh minyak atsiri daun zodia sebanyak 0,90 g bb dengan persentase sebesar 0,60 yang diperoleh dari perhitungan
berikut: kadar minyak atsiri =
����� ������ ������ ����� ���� �����
=
0,90 gram 150 gram
x 100
= 0,60
Minyak atsiri daun zodia yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan, berbau khas.
4.2.2. Analisis Minyak Atsiri Daun Zodia
1. Puncak dengan RT 19,250 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu Mentofuran sebanyak 40,54 dengan rumus molekul C
10
H
14
O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 150 diikuti puncak-puncak fragmentasi
pada me 135, 121, 108, 91, 79, 65, 51, 39. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.3
a b
Gambar 4.3. Spektrum Massa Mentofuran Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa Mentofuran secara hipotesis pada gambar
4.4
O
CH
3
+e -2e
H
3
C
O
CH
3
H
3
C
me = 150
O
me = 135 C
9
H
11
O C
10
H
14
O
me = 108
C
7
H
8
O - C
3
H
6
42
O
H
2
C H
2
C H
3
C - CH
2
14
CH
3
O
H
3
C C
8
H
9
O me = 121
HC
H
3
C me = 91
C
7
H
7
-C 12
me = 79 C
6
H
7
me = 39 -C
3
H
4
40 -CH
2
O 30
me = 79 C
6
H
7
-CHO 29
me = 39
O
CH
3
+e -2e
H
3
C
O
CH
3
H
3
C
me = 150
O
me = 135 C
9
H
11
O C
10
H
14
O
me = 108
C
7
H
8
O - C
3
H
6
42
O
H
2
C H
2
C H
3
C - CH
2
14
CH
3
O
H
3
C C
8
H
9
O me = 121
HC
H
3
C me = 91
C
7
H
7
me = 79 C
6
H
7
me = 39 C
3
H
3
-CH
2
O 30
me = 79 C
6
H
7
-CHO 29
me = 39 C
3
H
3
-C
3
H
4
40 - CH
3
15
Gambar 4.4. Pola fragmentasi Senyawa Mentofuran
2. Puncak dengan RT 24,167 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu 45H- Benzofuranone sebanyak 20,70 dengan rumus molekul C
10
H
12
O
2
. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 164 diikuti puncak-puncak fragmentasi
149, 134, 122, 94, 77, 66, 51, 39. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.5
a
b
Gambar 4.5. Spektrum Massa 45H-Benzofuranone Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum Standart Library Selanjutnya pola fragmentasi dari 45H-Benzofuranone tersebut secara hipotesis
seperti pada gambar 4.6
O
CH
3
O
+e
-2e
O O
CH
3
H
3
C
C
10
H
12
O
2
- CH
3
15
me = 149
C
9
H
9
O
2
H
3
C
me = 122
C
8
H
10
O H
3
C
O O
H
3
C
O CH
3
-C
2
H
2
O
42 me = 164
- CO28 CH
3
me = 94 C
7
H
10
- C
2
H
4
28
me = 66 C
5
H
6
-C
2
H
3
27 me = 39
C
3
H
3
Gambar 4.6. Pola Fragmentasi Senyawa 45H-Benzofuranone
3. Puncak dengan RT 14,817 menit merupakan senyawa monoterpen yaitu Limonen sebanyak 18,31 dengan rumus molekul C
10
H
16
. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 136 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada me 121, 107, 93,
79, 68, 53, 39. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.7
a
b
Gambar 4.7. Spektrum Massa Limonen Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dar Senyawa Limonen tersebut secara hipotesis seperti
pada gambar 4.8
CH
2
H
3
C CH
3
CH
2
H
3
C CH
3
CH
2
CH
3
me = 136 C
10
H
16
+e -2e
- CH
3
15
me = 121 C
9
H
13
- C
2
H
4
28
CH
CH
3
C
7
H
9
me = 93 -C
5
H
8
68
H
3
C CH
2
CH
2
me = 68 C
5
H
8
R et
ro D
ie sa
ld er
Gambar 4.8. Pola Fragmentasi Senyawa Limonen
4. Puncak dengan RT 26,367 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu 17,810-p-Metadien-9-ol sebanyak 8,56 dengan rumus molekul C
10
H
16
O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 152 diikuti puncak-puncak
fragmentasi pada me 134, 119, 105, 93, 79, 67, 55, 43. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.9
a
b
Gambar 4.9. Spektrum Massa 17,810-p-Metadien-9-ol Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dari 17,810-p-Metadien-9-ol tersebut secara hipotesis
seperti pada gambar 4.10
C
CH
2
CH
2
OH H
2
C
C
CH
2
CH
2
OH H
2
C
C
CH CH
2
H
2
C
H
2
C
+e -2e
me = 152 me = 134
me = 93
C
10
H
16
O C
10
H
14
C
7
H
9
C
5
H
7
me = 67
-H
2
O 18
- C
3
H
5
41
-C
2
H
2
26
me = 43 C
3
H
7
-2C 24
CH
3
-CH
2
-CH
2
Gambar 4.10. Pola Fragmentasi senyawa 17,810-p-Metadien-9-ol
5. Puncak dengan RT 32,158 menit merupakan senyawa sesquiterpenoid yaitu senyawa Epiglobulol sebanyak 3,26 dengan rumus molekul C
15
H
26
O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 222 diikuti puncak-puncak fragmentasi
pada me 204, 189, 161, 147, 133, 121, 109, 93, 82, 69, 43, 41. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti
gambar 4.11
a
b
Gambar 4.11. Spektrum Massa Epiglobulol Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dari Epiglobulol tersebut secara hipotesis seperti pada
gambar 4.12
H
3
C HO CH
3
CH
3
CH
3
H
3
C HO CH
2
CH
3
CH
3
H
3
C CH
2
CH
3
CH
3 +e
-2e
me = 222
C
15
H
26
O
- H
2
O 18 me = 204
C
15
H
24
CH
3
CH
3
CH
3
- CH
3
15 me = 189
C
14
H
21
- C
3
H
6
42 CH
3
me = 147 C
11
H
15
- C
2
H
2
26 CH
3
me = 121 C
9
H
13
-C CH
3
me = 109 C
8
H
13
12
me = 69
C
5
H
9 me = 41
C
3
H
5
H
3
C CH
2
-C
2
H
4
28
CH
3
me =93
C
7
H
9
- CH
4
16
-2C 24
Gambar 4.12. Pola Fragmentasi senyawa Epiglobulol
6. Puncak dengan RT 32,792 menit merupakan senyawa sesquiterpenoid yaitu 23H- Naftalenone sebanyak 1,25 dengan rumus molekul C
15
H
22
O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada me 218 diikuti puncak-puncak fragmentasi
pada me 203, 190, 175, 161, 147, 133, 121, 108, 91, 79, 67, 55, 41. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library yang
spektrum seperti gambar 4.13
a
b
Gambar 4.13. Spektrum Massa 23H-Naftalenone Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dari 23H-Naftalenone tersebut secara hipotesis seperti
pada gambar 4.14
CH
3
CH
3
O
H
3
C H
2
C CH
3
CH
3
O
H
2
C
me = 218
me = 203 +e
-2e
C
14
H
19
O
- CH
3
15
CH
3
CH
3
me = 175
C
13
H
19
-CH
4
14
CH
3
CH
3
me = 161
C
12
H
15
C
15
H
22
O
-CO 28
H
2
C
-C
2
H
4
28 CH
3
me = 133 C
10
H
13
C
4
H
6
54 me = 79
C
6
H
7
- C
12
me = 67 C
5
H
7
-C
2
H
2
26 me =41
C
3
H
5
H
3
C CH
2
CH
3
CH
3
O
H
3
C H
2
C
Gambar 4.14. Pola Fragmentasi senyawa 23H-Naftalenone
7. Puncak dengan RT 24,350 menit merupakan senyawa monoterpen yaitu Mint Furanon 2 sebanyak 1,10 dengan rumus molekul C
10
H
18
. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 138 diikuti puncak-puncak fragmentasi
123, 109, 95, 81, 67, 55, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.15
a b
Gambar 4.15. Spektrum Massa Mint Furanon 2
Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS b. Spektrum Standart Library
Selanjutnya pola fragmentasi dari Mint Furanon 2 tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.16
O
O H
H H
3
C CH
3
+e -2e
O
O H
H H
3
C CH
3
me = 166 C
10
H
14
O
2
- CH
3
15
O
O H
H H
3
C me = 151
C
9
H
11
O
2
-CO 28
H H
H
3
C me = 123
C
8
H
11
O
O
C
6
H
9
me = 81 - C
2
H
2
O 42
- C
2
H
2
26 H
3
C C
4
H
7
me = 55
Gambar 4.16. Pola Fragmentasi Senyawa Mint Furanon 2
8. Puncak dengan RT 28,083 menit merupakan senyawa Hidrokarbon rantai panjang yaitu 3,5- Oktadiena, 4,5-dietil sebanyak 1,10 dengan rumus molekul C
12
H
22
. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 166 diikuti puncak-
puncak fragmentasi 151, 137, 123, 109, 95, 81, 67, 55, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.17
a
b
Gambar 4.17. Spektrum Massa 3,5- Oktadiena, 4,5-dietil Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum Standart Library Selanjutnya pola fragmentasi dari 3,5-Oktadiena,4,5-dietil tersebut secara hipotesis
seperti pada gambar 4.18
H
3
C-C=CH-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH=C-CH
3
CH
3
CH
3
H
3
C-C=CH-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH=C-CH
3
CH
3
CH
3
H
3
C-C=CH-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH
2
-CH=C-CH
3
CH
3
H
3
C-C=CH-CH
2
-CH
2
-CH=C-CH
3
CH
3
H
3
C-C=CH-CH=C-CH
3
CH
3
+e -2e
me = 166 C
12
H
22
me = 151 C
11
H
19
- CH
3
15
- C
2
H
4
28
me = 123 C
9
H
15
- C
2
H
4
28
me = 95 C
7
H
11
- C
2
H
4
28 H
3
C-C=C=CH-CH
3
me = 67 C
5
H
7
H
3
C-C=CH
2
me = 41 C
3
H
5
- C
2
H
2
26
Gambar 4.18. Pola Fragmentasi Senyawa 3,5-Oktadiena, 4,5-dietil
9. Puncak dengan RT 20,242 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu Perilil alkohol sebanyak 1,09 dengan rumus molekul C
10
H
16
O. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 152 diikuti puncak-puncak fragmentasi
134, 121, 105, 93, 79, 68, 55, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.19
a
b
Gambar 4.19. Spektrum Massa Perilil alcohol Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa Perilil alkohol tersebut secara hipotesis
seperti pada gambar 4.20
H
2
C=C H
3
C CH
2
OH H
2
C=C H
3
C
CH3
OH H
2
C=C H
3
C
H
3
C
+e -2e
me =152 me = 121
me = 93 me = 79
C
10
H
16
O C
9
H
13
C
7
H
9
C
6
H
7
- CH
3
O 31
-C
2
H
4
28
- CH
2
14 -2C 24
H
3
C CH
3
CH
me =55
C
4
H
7
Gambar 4.20. Pola Fragmentasi Senyawa Perilil alkohol
10. Puncak dengan RT 34,358 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu 4- Hidroksi-beta-ionon sebanyak 1,03 dengan rumus molekul C
10
H
16
O. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada me 152 diikuti puncak-puncak
fragmentasi 137, 119, 109, 93, 81, 67, 43, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.21
a
b
Gambar 4.21. Spektrum Massa 4-Hidroksi-beta-ionon Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS
b. Spektrum standard library Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa 4-Hidroksi-beta-ionon tersebut secara
hipotesis seperti pada gambar 4.22
HO O
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
HO O
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
HO O
CH
3
CH
3
CH
3
+e -2e
me = 208 C
13
H
20
O
2
-
CH
3
15
me = 193 C
12
H
17
O
2
O
CH
3
CH
3
CH
3
me = 175 C
12
H
15
O -H
2
O 18
CH
3
CH
3
CH
2
-C
2
H
2
O 42
me = 133 C
10
H
13
CH
3
CH
3
-2C 24
me = 109 C
8
H
13
-C
2
H
6
30 me = 79
C
6
H
7
me = 43 C
3
H
7
H
3
C CH
2
-3C 36
Gambar 4.22. Pola Fragmentasi Senyawa 4-Hidroksi-beta-ionon
Handayani dan Nurcahyanti, 2014 memperoleh komponen kimia Daun Zodia asal Semarang melalui proses distilasi air sebanyak 9 senyawa yaitu Limonene 1,26,
Menthofuran 13,47, Teresantalol 1,41, p-Mentha-17,8-dien-9-ol 5,16, 2- Cyclohexen-1-one 2,50, 45-Benzofuranone 57,49, 1-Cyclohexene-1-
menthanol 8,16, Humulane-1,6-dien-3-ol 5,42, 4-Hidroxy-beta-ionone 5,11. Hasil uji GC-MS minyak atsiri daun zodia dengan metode destilasi air hasil percobaan
menunjukkan adanya 16 komponen senyawa. Perbandingan hasil uji GC-MS komponen kimia minyak atsiri hasil percobaan dengan literatur Handayani dan
Nurcahyanti, 2014 diperoleh persamaan yaitu adanya 4 senyawa yang sama yakni Limonene, Menthofuran, p-Mentha-17,8-dien-9-ol, 4-hidroxy-beta-ionone dan
perbedaannya yaitu adanya 4 senyawa yang berbeda yakni Teresantalol, 2-Cyclohexen- 1-one, 1-Cyclohexen-1-Methanol, Humulane-1,6-dien-3-ol. Selain itu komponen
minyak atsiri daun zodia yang diperoleh pada literatur Maryuni, 2008 adanya 26 komponen. Perbandingan senyawa hasil percobaan dengan literatur sangat berbeda
jauh karena perbedaan metode yang dilakukan yaitu peneliti menggunakan metode destilasi air sedangkan literatur Maryuni, 2008 menggunakan metode destilasi uap.
Adanya perbedaan komponen yang diperoleh disebabkan karena kandungan minyak atsiri dari tumbuhan sangat dipengaruhi oleh: tempat tumbuh, musim, pengambilan
bahan, keadaan bahan umur, keadaan kering atau segar, jumlah bahan, tingkat perajangan bahan, lamanya penyulingan, perlakuan air suling serta kondisi operasional
alat yang digunakan dalam mendeteksi komponen tersebut khususnya kolom yang digunakan Guenther, 1987.
4.2.3. Uji Aktifitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Zodia