Pengawasan Terhadap Pembayaran PPN melalui SPT Masa

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Pengawasan Terhadap Pembayaran PPN melalui SPT Masa

Bentuk pengawasan terhadap kepatuhan dalam hal pembayaran PPN merupakan suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh KPP terhadap pelaporan pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh PKP dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP yang tersedia dikantor pelayan pajak dan kantor penyuluhan dan pengamatan potensi perpajakan KP4 yang kemudian harus dilaporkan dalam SPT Masa PPN, sehingga dari laporan SPT dapat diketahui apakah Wajib Pajak telah melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar, yaitu tentang perhitungan pajak terutang, pajak kurang bayar, lebih bayar atau nihil. Seperti telah kita ketahui bahwa sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia khususnya PPN adalah menganut prinsip self assesment system, dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan dalam hal perpajakannya, yaitu Wajib Pajak bisa menghitung, menghitungkan, membayar, dan melaporkan Pajak terutang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Kegiatan pengawasan terhadap pembayaran SPT Masa PPN yang dilakukan oleh fiskus adalah melalui tahap sebagai berikut : 1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON di KPP Pratama Medan Barat melalu petugas yang bertugas menerima SPT Masa PPN akan menerima dan mengecek SPT yang telah diterima dari Wajib Pajak. Adapun pengecekan tang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Apakah Wajib Pajak tersebut benar-benar berada dibawah wewenang pengawasan KPP yang bersangkutan yaitu KPP Pratama Medan Barat. Hal ini dilakukakan dengan cara meneliti digit yang tertera dalam Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. b. Kelengkapan SPT Masa PPN Terhadap kelengkapan SPT Masa PPN dilakukan oleh fiskus untuk memberikan informasi tentang kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Adapun yang diperiksa kelengkapan SPT nya yaitu meliputi : 1. Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak dan alamat Wajib Pajak 2. Masa Pajak yang bersangkutan 3. Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak 4. Jumlah objek Pajak, jumlah pajak yang rerutang danatau jumlah pajak dibayar 5. Pengisian setiap kolom yang tertera dalam SPT Masa PPN sudah benar 6. Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dan datadata lainnya. Selain data tersebut, sangat penting diperiksa tanggal pembayaran dan juga pelaporan SPT Masa PPN tersebut. Apabila melalui seksi Pengawasan dan Konsultan WASKON ditemukan SPT yang pelaporannya melewati batas pelaporan dan pembayarannya, maka SPT tersebut akan ditindak lanjuti untuk diperhitungkan kembali pengenaan sanksinya. Dalam pasal 38 Undang-undaang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-unang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, apabila Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT, atau meyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar karena kealpaan Wajib Pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan, perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertamakali sebagaimana dimaksud dalam pasal 13A Undang- undang KUP, didenda paling sedikit 1satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 2dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar, atau dipidana kurungan 3tiga bulan atau paling lama 1 satu Tahun. Dalam pasal 39 Undang-undang 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-undang nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan apabila dengan sengaja Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT danatau keterangan yang isinya tidak benar, dan tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pendapatan negara, dipidana dengan pidana paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 empat kali dari jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.

B. Tujuan Dilakukannya Pengawasan terhadap Pembayaran PPN