Peran perawat Keluarga Peran keluarga dalam merawat penderita TB paru

1. Efek samping ringan Nafsu makan menurun, mual, sakit perut, nyeri sendi, kesemutan sampai rasa terbakar dikaki, dan warna kemerahan pada air seni. 2. Efek samping berat Gatal dan kemerahan kulit, tuligangguan pendengaran, gangguan keseimbangan, kulit menjadi kekuning-kuningan, bingung dan muntah-muntah, dan gangguan penglihatan.

4. Peran perawat Keluarga

Sebagai kekhususan perawat keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga diantaranya : 1. Peran perawat sebagai pendidikeducator Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam rentang sehat sakit. 2. Peran perawat sebagai penghubungkoordinatorkolaborator Dalam menjalankan peran ini, perawat mengkoordinasikan keluarga dengan pelayanan kesehatan 3. Peran perawat sebagai pelindungadvocate Perawat memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. 4. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan langsung. Perawat memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga. 5. Peran perawat sebagai konselor Universitas Sumatera Utara Perawat memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan keluarga tersebut. 6. Peran perawat sebagai modifikator lingkungan

5. Peran keluarga dalam merawat penderita TB paru

Agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama keluarga harus lebih terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapetik. Pada penderita TB, peran keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik namun juga perawatan secara psikososial International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, 2007. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan orang terdekat dari klien dan juga sesuai dengan salah satu fungsi keluarga yaitu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit Friedman, 1998. Penderita TB sangat membutuhkan dukungan, kasih sayang, dan perhatian khususnya dari keluarga, hal ini dapat ditunjukkan dari keikutsertaan keluarga dalam membantu perawatan pada penderita TB, baik memberikan perawatan secara fisik maupun secara psikis karena banyaknya stigma buruk berkembang dimasyarakat terhadap penderita TB, sehingga dengan adanya dukungan, kasih sayang serta perawatan yang baik tersebut akan membantu mempercepat kesembuhan pasien TB. Hal-hal yang dapat lakukan keluarga dalam merawat penderita TB paru diantaranya mengawasi klien dalam meminum obat secara teratur hingga klien menelan obatnya, pasien harus meminum obatnya pada pagi hari karena obat Universitas Sumatera Utara tersebut paling baik bekerja ketika pagi hari, keluarga juga harus dapat memotivasi pasien agar sabar dalam pengobatannya, menempatkan obat di tempat yang bersih dan kering, tidak terpapar langsung dengan sinar matahari dan aman dari jangkauan anak-anak, selain itu keluarga dapat membawa atau mengajak pasien ke fasilitas kesehatan setiap dua minggu sekali untuk melihat perkembangan penyakitnya atau jika pasien mengalami keluhan-keluhan yang harus segera di tangani. Keluarga juga harus lebih terbuka dan memahami serta menghargai perasaan klien, mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan klien, menanyakan apa yang saat ini klien rasakan, ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari keluarga secara psikis. Untuk kebutuhan nutrisinya keluarga harus memberikan makan yang cukup gizi pada pasien untuk menguatkan dan meningkatkan daya dahan tubuh agar bisa menangkal kuman TB yang merusak paru-paru, kebersihan lingkungan rumah juga harus diperhatikan misalnya dengan pengaturan ventilasi yang cukup, ajarkan keluarga untuk tidak meludah sembarangan, menutup mulut ketika batuk atau bersin, keluarga juga dapat menjemur tempat tidur bekas pasien secara teratur, membuka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, karena kuman TB paru akan mati bila terkena sinar matahari BPN, 2007.

6. Riset Fenomenologi