Simulasi Analisa Atenuasi pada Pipa Plastik Dengan Kawat Logam Sebagai Terahertz Waveguide Menggunakan Metode Finite Difference

3.3 Simulasi

Terahertz Waveguide Simulasi merupakan metode untuk menduplikasimenggambarkan ciri, tampilan, dan karakteristik suatu sistem nyata rill. Metode ini menggunakan prinsip cara coba-banding trial and error untuk memperoleh hasil yang optimal. Metode simulasi dilakukan dengan teknik berdasarkan percobaan eksperimen untuk menjelaskan karakteristik dari sistem tersebut berdasarkan observasi karakteristik nyata rill sehingga dapat dianalisis untuk mengambil kesimpulan tentang karakteristik dari sistem nyata. Berdasarkan perangkat yang digunakan, maka ada 3 jenis simulasi: 1. Simulasi analog: simulasi yang implementasinya menggunakan rangkaian elektronika analog, seperti operasional amplifier untuk integrasi, pembanding, pembalik, penjumlah, dll. 2. Simulasi hybrid: simulasi yang implementasinya menggunakan rangkaian rangkaian elektronika dan komputer. 3. Simulasi digital: simulasi yang implementasinya menggunakan komputer. Dalam penelitian ini simulasi yang digunakan adalah simulasi digital, pada simulasi menggunakan metode finite difference. Analisis numeris terhadap desain simulasi terahertz waveguide yang dilakukan menggunakan software Lumerical MODE Solution . Perangkat lunak ini dirancang untuk analisis numerik menyelidiki profil modus cahaya yang dipandu waveguide , termasuk perhitungan karakteristik fisik modus, seperti fase indeks efektif, pelemahan daya, dispersi, dan kecepatan kelompok. Tampilan lembar kerja dari software Lumerical MODE Solution untuk area simulasi yang dilakukan ditunjukkan seperti pada gambar 3.4 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 Tampilan lembar kerja dari software Lumerical MODE Solution Setelah menjalankan program diatas maka pada tampilan lembar kerja mterdapat menu – menu tools dan menu – menu bar yang memiliki fungsi masing – masing untuk melakukan simulasi. Adapun hasil simulasi pada desain awal yang dilakukan untuk desain terahertz waveguide pada penelitian ini seperti terlihat pada gambar 3.5 Gambar 3.5 Desain awal terahertz waveguide tanpa kawat tembaga; terahertz waveguide dengan dua kawat tembaga tertanam secara tegak lurus; dan terahertz waveguide dengan dua kawat tembaga tertanam secara sejajar terhadap polarisasi medan listrik. Universitas Sumatera Utara Pada gambar 3.5 bahwa ring yang berwarna merah busuk merupakan cladding bermaterial plastik dengan tebal 1.5 mm dan rongga yang berwarna hitam ditengah merupakan core berupa udara dengan diameter 3 mm. Pada sisi cladding terdapat 12 lubang kecil yaitu yang berwarna biru dengan diameter 0.35 mm. juga terdapat dua kawat logam tertanam secara vertikal tegak lurus dan horizontal sejajar terhadap polarisasi medan listrik. Adapun kotak berwarna orange merupakan mesh grid sebagai batas perhitungan simulasi. Pada umumnya ada dua pilahan untuk jenis batas daerah perhitungan pada mesh yaitu datas logam dan lapisan PML. Pada batas logam memberikan keuntungan untuk mencapai perhitungan cepat. Batas ini masih kompatibel untuk menghitung fase indeks efektif modus dipandu. Namun, batas ini tidak akan memungkinkan cahaya untuk melarikan diri dari daerah simulasi. Oleh karena itu, dihitung kerugian daya selalu sama dengan nol. Lapisan PML tidak akan membiarkan refleksi apapun yang terjadi pada batas wilayah simulasi. Dalam simulasi batas perhitungan menggunakan lapisan PML seperti pada gambar 3.6. Idealnya lapisan PML akan menyerap semua cahaya insiden sehingga tidak akan ada cahaya kembali ke interior simulasi. Oleh karena itu, perhitungan akan memakan waktu lebih lama, dan mesin perlu menggunakan memori lebih dari pada perhitungan batas logam. Awalnya harus mengatur dimensi batas cukup besar sehingga semua struktur pandu berada di dalam wilayah PML. Kemudian, mengatur parameter lain yang diperlukan seperti jumlah lapisan PML, dan ukuran mesh grid masing-masing PML. Dalam desain saya untuk perhitungan menggunakan struktur terahertz waveguide yang ideal, dimana semua dimensi persis mengikuti desain dan permukaan sangat halus, dengan mengabaikan beberapa cacat yang mungkin berasal dari proses fabrikasi. Saya menetapkan indeks bias dielektrik bahan yang diukur dalam rentang frekuensi terahertz seperti terlihat pada gambar 3.6 Universitas Sumatera Utara n 1 n 2 r 1 r 2 a Cu a b Gambar 3.6 a Struktur simulasi terahertz waveguide pada penelitian ini, dimana dua kawat logam yang melekat dalam antarmuka core - cladding , dan b perambatan gelombang pada inti core . Setelah desain dilakukan menggunakan program Lumerical MODE Solution maka dilanjutkan mengatur karakteristik dari material tersebut. Sebelum menjalankan proses perhitungan untuk desain yang dilakukan maka terlebih dahulu memasukkan nilai indeks efektif pada 0.98 sd 1 dan frekuensi pada range 0.3 sd 1 THz dengan banyak data 50 buah dan memilih tombol calculate . Setelah proses kalkulasi data selesai maka akan menghasilkan profil mode fundamentalsinggel seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.7 dan diperoleh data simulasi untuk desain awal sebagaimana terlampir pada lampiran A. Gambar 3.7 Mode intensitas gelombang terahertz pada frekuensi 0.7 THz untuk terahertz waveguide dengan tanpa kawat tembaga; dengan dua kawat tembaga tertanam tegak lurus; dan sejajar; terhadap polarisasi medan listrik. Simulasi lanjut untuk terahertz waveguide yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan veriasi diameter core 2 mm, 3 mm, dan 4 mm; variasi jenis kawat logam tertanam Cu, Fe, Al, dan Ag; variasi diameter lubang kecil 0.35 mm dan 0.5 mm dan juga variasi posisi lubang kecil berdiameter 0.35 mm pada Universitas Sumatera Utara sisi dan tepat berada di tengah cladding . Data simulasi untuk setiap variasi yang dilakukan terlampir pada lampiran A. 3.4 Perangkat Alat Simulasi Satu unit perangkat komputer di Laboratorium Laser Pusat Penelitian Fisika P2F Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Serpong, Tangerang Selatan - Banten. Universitas Sumatera Utara

3.5 Diagram Alir Penelitian