BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dijabarkan hasil pengamatan dan pengolahan data hasil
penelitian yang telah dilakukan beserta analisanya. Dalam penelitian skripsi analisa yang dilakukan yaitu data eksperimen sekunder dan data simulasi.
Diharapkan hasil keduanya tidak menyimpang terlalu jauh namun diharapkan saling mendekati satu sama lainnya.
Untuk proses pengambilan data eksperimen penulis tidak lagi melakukan kegiatan eksperimen. Eksperimen telah dilakukan di Laboratorium Laser
Departemen Fisika
University of Auckland
, Selandia Baru. Namun untuk proses pengambilan data simulasi dilakukan sepenuhnya di Laboratorium Laser Pusat
Penelitian Fisika P2F Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Serpong. Proses kegiatan pengambilan data simulasi dilakukan dengan simulasi berbagai
jenis desain
terahertz waveguide
berupa pipa plastik dengan berbagai variasi diameter
core
, jenis dan posisi logam yang ditanam pada
cladding
, dan variasi diameter dan posisi 12 lubang kecil pada sisi
cladding.
4.1
Simulasi Awal
Terahertz Waveguide
Desain awal
terahertz waveguide
yang disimulasikan dalam penelitian ini yaitu dengan profil berbentuk silinder berongga dari bahan material dielektrikpipa
plastik. Dengan inti
core
berupa udara dan dinding selaput
cladding.
Diameter
core
3 mm dan ketebalan
cladding
1.5 mm, pada sisi
cladding
terdapat 12 lubang kecil simetris dengan diameter 0.35 mm. Material dielektrik yang digunakan jenis
UV Curable Plastic
dengan
refractive indeks
pada frekuensi terahertz 1.5 ± 0.1. Desain
terahert waveguide
ini dapat dilihat pada gambar 3.5. Untuk menghasilkan
terahertz waveguide
yang baru dan lebih baik pemanfaatannya model desain juga dilakukan dengan menanamkan dua kawat logam pada sisi
cladding
secara vertikal dan horizontal terhadap medan listrik. Terlihat pengaruh yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap mode intensitas
beam
profil yang diakibatkan oleh penanaman kawat tembaga pada dua posisi tersebut.
Permasalahan wilayah analisis yang terbuka, yang diperkirakan dapat mengganggu perambatan gelombang pada daerah analisa akibat pantulan
gelombang. Pada desain ini diberikan daerah batas analisis menggunakan PML
Perfectly Matched Layer
. Batas area simulasi ini mengakibatkan semua gelombang di daerah
boundary
akan diserap oleh PML. Dengan demikian tidak ada gelombang pantulan yang kembali ke area simulasi sehingga masalah
Absorbing Boundary Condition ABC
dapat diatasi. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa atenuasi pada
simulasi
terahertz waveguide.
Simulasi
terahertz waveguide
yang dilakukan diperhitungkan menghasilkan nilai atenuasi yang rendah yang dapat
memungkinkan untuk menciptakan
terahertz waveguide
yang bagus dan baik digunakan pada pengaplikasiannya. Grafik atenuasi hasil desain simulasi dapat
dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik atenuasi hasil simulasi
terahertz waveguide
dari bahan material dielektrik dengan kawat tembaga tertanam.
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada frekuensi tertentu terdapat kondisi resonansi sehingga menyebabkan gelombang akan susah dipandu dan
mengalami peningkatan atenuasi. Hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa akibat penanaman kawat tembaga mempengaruhi profil mode intensitas medan listrik
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1
At tenua
si 1
cm
Frekuensi THz
Tanpa Metal Cu Metal Cu Vertikal
Metal Cu Horizontal
Universitas Sumatera Utara
sehingga mengakibatkan rata-rata penurunan atenuasi sebesar 6,18 pada pananaman kawat tembaga secara vertikal tegak lurus terhadap polarisasi medan
listrik sedangkan pada posisi horizontal sejajar terhadap polarisasi medan listrik, atenuasi justru mengalami peningkatan sebesar 19,07. Bahwa pengaruh
posisi kawat tembaga tersebut mempengaruhi interaksi antara polarisasi medan listrik dengan bahan metal yang membuat gelombang tidak terkopling dengan
baik. Pengujian terhadap simulasi
terahertz waveguide
ini dilakukan pada frekuensi 0.3 - 1 THz disesuaikan dengan frekuensi spektrum terahertz.
4.2
Validasi Hasil Penelitian
Eksperimen telah dilakukan oleh Nurfina Yudasari S.Si, M.Sc di Laboratorium Laser Departemen Fisika
University of Auckland
Selandia Baru. Data eksperimen diperoleh dengan menggunakan
terahertz waveguide
dengan ukuran diameter
core
3 mm dengan dua kawat tembaga tertanam vertikal tegak lurus dan horizontal sejajar terhadap polarisasi medan listrik. Bahwa arah dari polarisasi
medan listrik searah terhadap sumbu koordinat X. Maka hasil desain simulasi
yang dilakukan diharapkan dapat memberikan hasil yang sama dengan hasil eksperimen yang dilakukan. Hasil eksperimen dan simulasi terhadap
terahertz waveguide
yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang ditampilkan pada gambar 4.2
a
-0,4 -0,2
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1
At enua
si 1
cm
Frekuensi THz
kawat tembaga vertikal kawat tembaga horizontal
Universitas Sumatera Utara
b Gambar 4.2 Grafik validasi atenuasi dengan dua kawat tembaga tertanam vertikal
tegak lurus dan horizontal sejajar terhadap polarisi medan listrik a eksperimen, dan b simulasi.
Pada gambar 4.2 bahwa grafik a untuk eksperimen dengan pengujian pada frekuensi 0.3
– 1 THz. Pada grafik eksperimen dapat dilihat bahwa pada frekuensi tertentu terjadi peristiwa resonansi pada
terahertz waveguide
dengan dua kawat tembaga yang tertanam secara tagak lurus maupun yang sejajar
terhadap polarisasi medan listrik. Dari grafik eksperimen menunjukkan pada eksperimen atenuasi yang dihasilkan dua kawat tembaga yang tertanam sejajar
medan listrik lebih besar daripada atenuasi yang dihasilkan pada dua kawat tembaga yang tertanam secara tegak lurus terhadap medan listrik. Peningkatan ini
timbul akibat adanya pengaruh dari interaksi kawat tembaga yang tertanam secara sejajar terhadap medan listrik. Validasi grafik atenuasi secara eksperimen dan
simulasi untuk
terahertz waveguide
dengan dua kawat tembaga tertanam tegak lurus terhadap medan listrik untuk hasil yang hampir sama dan mendekati baik
nilai ataupun karakteristik pada eksperimen terhadap desain simulasi terlihat pada simulasi ukuran
core
3 mm. Demikian juga validasi eksperimen dan simulasi untuk
terahertz waveguide
dengan dua kawat tembaga yang tertanam sejajar terhadap medan listrik yang menunjukkan hasil yang berkesesuaian secara
eksperimen dan simulasi pada ukuran
core
3 mm.
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1
At enua
si 1
cm
Frekuensi THz
kawat tembaga vertikal kawat tembaga horizontal
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa desain profil
terahertz waveguide
yang diteliti dalam penelitian ini berupa pipa plastik, dengan udara sebagai wilayah inti
core
dan material dielektrik plastik untuk sisi
cladding
. Indeks bias inti n
1
dan n
2
untuk indeks bias
cladding
. Jelas bahwa secara teoritisnya n
2
n
1
, pada kondisi ini
Total Internal Refleksi TIR
tidak berlangsung pada refleksi gelombang dalam simulasi
terahertz waveguide
dan cahaya yang tersisa akan dibiaskan kembali ke
cladding
. Untuk meningkatkan propagasi gelombang di wilayah inti maka desain
terahertz waveguide
dalam penelitian ini menggunakan kawat logam yang tertanam disisi
cladding
. Akibat pengaruh konduktivitas dan konstanta dielektrik logam yang berada pada daerah
inti maka akan mempengaruhi propagasi modus medan listrik dan medan magnet. Nilai propagasi mempengaruhi indeks bias efektif yang juga disebut sebagai fase
efektif indeks. Adapun rumus dasar untuk menentukan efektif indeks yaitu pada persamaan 2.27. Hasil indeks efektif yang dilakukan pada eksperimen dan
simulasi terhadap
terahertz waveguide
ditunjukkan pada gambar 4.3
a b
Gambar 4.3 Grafik indeks efektif dari
terahertz waveguide
dengan dua kawat tembaga tertanam secara tegak lurus vertikal dan sejajarhorizontal terhadap
polarisasi medan listrik a eksperimen, dan b simulasi.
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa hasil eksperimen dan simulasi untuk efektif indeks yang dihasilkan memiliki nilai yang sama dan juga sesuai dengan
teori. Dengan frekuensi semakin meningkat nilai efektif indeks
terahertz waveguide
juga meningkat pada pengujian frekuensi antara 0.4-1 THz dengan
0,98 0,985
0,99 0,995
1
0,4 0,5
0,6 0,7
0,8 0,9
1
n e ff
Frekuensi THz
kawat tembaga vertikal kawat tembaga
horizontal 0,98
0,985 0,99
0,995 1
0,4 0,5
0,6 0,7
0,8 0,9
1
n e ff
Frekuensi THz
kawat tembaga vertikal kawat tembaga
horizontal
Universitas Sumatera Utara
indeks efektif diantara 0.980-0.998. Dari hasil eksperimen maupun simulasi bahwa gelombang merambat pada daerah inti berupa udara indeks bias 1.
4.3 Modifikasi Simulasi