28
Secara lebih rinci SIRS berperan dalam visi mendukung : a.
Pengendalian mutu pelayanan medis b.
Pengendalian dan penilaian produktivitas c.
Analisis pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan d.
Perencanaan dan evaluasi program e.
Menyederhanakan pelayanan f.
Penelitian klinis g.
Pendidikan Pencatatan dan pelaporan adalah kegiatan program pada sebuah organisasi
pelayanan kesehatan merupakan salah satu kegiatan penting yang akan membantu pimpinan membuat keputusan untuk pengembangan kedepan Muninjaya, 2004.
2.2. Pengambilan Keputusan
2.2.1. Latar belakang pengambilan keputusan Dalam teori sistem, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen atau
komponen-komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling kait mengait
membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu sistem ditentukan oleh hubungan antar komponennya.
Suatu organisasi merupakan suatu contoh sistem yang terdiri dari sejumlah individu, kelompok individu, atau departemen-departemen bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan. Departemen merupakan sub unit dari suatu unit yang lebih
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
29
besar, yang masing-masing secara terpisah mempunyai tujuan tersendiri, namun dalam suatu sistem tujuan harus terkait sehingga tujuan yang lebih besar yaitu
tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai. Pengambilan keputusan melukiskan proses pemilihan suatu arah tindakan
sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah tetentu. Sejalan dengan itu, jumlah informasi yang tersedia bagi kita ketika mengambil suatu keputusan akan
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu sistem informasi sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan Supranto, 1998.
2.2.2 Apakah keputusan itu Pada umumnya sependapat bahwa keputusan yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Namun ia hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi yang justeru sering terjadi ialah pilihan antara yang“ hampir
benar“ dan yang“ mungkin salah”. Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai “sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan”. Dalam hal ini
yang dimaksut dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya.
Dibalik suatu keputusan ada unsur prosudur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklasifikasi tujuan-tujuan khusus yang
diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
30
suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai facts and values. Keduanya sangat penting, tetapi tampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai
dalam menetapkan keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi.
Menurut Simon, sejumlah alternatif itu berbeda satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya. Pilihan yang
dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kebahagian atau kepuasan inilah yang merupakan salah satu aspek yang penting dalam keputusan.
Apabila kita memperhatikan konsekuensi dari suatu keputusan,hampir dapat dikatakan bahwa tidak akan ada satupun keputusan yang akan
menyenangkan setiap orang. Satu keputusan hanya bisa memuaskan sekelompok atau sebagian besar orang. Selalu ada saja kelompok atau pihak yang merasa
dirugikan dengan keputusan itu. Apabila kerugian yang dirasakan kurang objektif, tidak tertutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan reaksi negatif terhadap
keputusan itu. Pada sisi lain, suatu keputusan yang dibuat untuk suatu kelompok tertentu dapat pula mempunyai dampak bagi sebagian besar anggota masyarakat.
Itulah sebabnya para ahli tiori pengambilan keputusan mengingatkan agar sebelum keputusan itu ditetapkan, diperlukan pertimbangan yang menyuluruh tentang
kemungkinan konsekensi yang bisa timbul Salusu, 2005. 2.2.3. Hakikat pengambilan keputusan
Kehidupan sehari-hari seorang eksekutif manajer, kepala, ketua, derektur, rektor, bupati, menteri, panglima, presiden atau pejabat apapun, sesungguhnya
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
31
adalah kehidupan yang selalu bergaul dengan keputusan. Sebagian besar dari waktunya harus dicurahkan pada penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan. Seringkali ia merasa hampa apabila dalam satu hari tidak mengambil keputusan. Tidak menjadi soal apabila keputusan itu benar atau mengandung
kelemahan. Oleh sebab itu banyak manajer yang berpendapat bahwa lebih baik enam kesalahan dari sepuluh keputusan yang ia buat dari pada sama sekali tidak
membuat keputusan Solusu, 2005. Secara popular dapat dikatakan bahwa mengambil atau membuat
keputusan berarti memilih satu diantara sekian banyak alternatif. Setiap orang, tidak harus pimpinan dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan
yang ditimbulkannya berbeda-beda, ada yang sempit dan ada yang luas ruang lingkup yang terkena dampak.
Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka memecahkan permasalahan atau persoalan problem selving, setiap keputusan yang dibuat pasti
ada tujuannya yang akan dicapai Supranto, 1998. Ilustrasi itu menggambarkan bahwa pengambilan keputusan adalah aspek
yang paling penting dari kegiatan manajemen. Ia merupakan kegiataan sentral dari manajemen, merupakan kunci kepemimpinan atau inti kepemimpinan, sebagai
suatu karekteristik yang fundamental, sebagai jantung kegiatan administratif, suatu saat kritis bagi tindakan administratif. Pengambilan keputusan adalah kegiatan
yang paling penting dari semua kegiatan karena didalamnya manajer terlibat, dan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
32
merupakan pertanggungjawaban utama dari semua administrator melalui suatu proses tempat keputusan-keputusan dibuat dan dilaksanakan Solusu, 2005.
2.2.4. Pentingnya pengambilan keputusan Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya
suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang. Pada semua jenjang organisasi, semua
orang harus terus menganbil keputusan dan memecahkan masalah. Bagi direktur, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan bagian penting dari
pekerjaan. Bagaimana seharusnya keuntungan diinvestasikan ?. Karyawan mana sebaiknya diserahi suatu tugas khusus?. Baik menyangkut masalah besar maupun
masalah kecil, maka direkturlah yang biasanya harus menghadapi dan memutuskan tindakan apa yang harus diambil. Keputusan direktur memberikan
kerangka kerja bagi anggota lainnya dalam organisasi untuk mengambil keputusan tindakan.
Dengan demikian, pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari kegiatan kerja setiap direktur. Akan tetapi, pengambilan keputusan itu
memainkan peranan sangat penting bila direktur terlibat dalam perencanaan. Perencanan mencakup keputusan yang sangat penting dan jauh kedepan yang
dapat dibuat oleh seorang direktur. Dalam suatu proses perencanaan, direktur menentukan hal-hal yang menyangkut tujuan dan peluang yang akan dikejar,
sumber daya yang akan digunakan, dan menentukan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas yang diperlukan. Seluruh proses perencanaan
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
33
melibatkan direktur dalam suatu rangkaian situasi pengambilan keputusan yang berkelanjutan. Baik tidaknya keputusan mereka akan sangat menentukan efektif
tidaknya rencana mereka James, 1993. Sungguhpun pengambilan keputusan itu sangat penting, juga merupakan
kegiatan politik yang paling kompleks dalam suatu organisasi seperti di rumah sakit. Bukan hanya keputusan-keputusan mengenai kebijaksanaan pokok yang
rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program penempatan, dan penganggaran, pelayanan dan pemasaran merupakan
titik-titik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanaan Salusu, 2005. 2.2.5. Lingkungan keputusan
Suatu keputusan yang dibuat mungkin terjadi dalam suatu lingkungan tertentu. Lingkungan bisa sempit, dalam lingkungan yang agak luas,bahkan dalam
lingkungan yang luas. Keputusan yang diambildibuat mempunyai tingkatan dampak yang berbeda, misalnya keputusan yang dibuat atas nama departemen
kesehatan akan mengikat semua tingkat jajaran kesehatan, keputusan yang dibuat oleh direktur rumah sakit akan mengikat semua karyawan rumah sakit tersebut
Supranto, 1998. 2.2.6. Tingkat-tingkat keputusan
Setiap keputusan mempunyai kadar kehebatan yang berbeda-beda. Ada
keputusan yang tidak mempunyai makna berarti, sebaliknya ada yang mempunyai makna global yang luar biasa. Ada keputusan yang sangat sederhana, ada yang
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
34
sangat komplek. Brinckloe menawarkan bahwa sebenarnya ada 4 tingkat keputusan, yaitu 1 automatic decisions, 2 expected information decisions 3
factor weighting dicisions, dan 4 dual uncertainty dicisions. Setiap keputusan menurutnya jatuh dalam salah satu kategori itu.
a. Keputusan otomatis automatic decision Keputusan ini dibuat sangat sederhana, meski ia sederhana informasi tetap
diperlukan. Hanya, informasi yang ada itu sekaligus melahirkan satu keputusan.
b Keputusan berdasar informasi yang diharapkan Expected information decision
Tingkat informasi di sini mulai sedikit kompleks, artinya informasi yang ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, keputusan
belum segera dibuat, karena informasi itu masih perlu dipelajari. Setelah hasil studi diketahui, keputusan langsung dibuat, sama seperti keputusan otomatis.
c. Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan Factor weighting decisions Keputusan jenis ini lebih kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang
diperlukan. Informasi-informasi itu harus dikumpulkan dan dianalisis. Faktor- faktor yang berperan dalam informasi itu dipertimbangkan dan diperhitungkan.
Antara informasi yang satu dan yang lain dibandingkan, kemudian dicari yang paling banyak memberi keuntungan atau kesenangan.
d. Keputusan berdasarkan ketidakpastian ganda Dual uncertainty decisions Keputusan tingkat empat ini merupakan keputusan yang paling kompleks.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
35
Jumlah informasi yang diperlukan semakin bertambah banyak. Selain itu, dalam setiap informasi yang sudah ada atau informasi yang masih akan
diharapkan, terdapat ketidakpastian. Oleh kerena itu keputusan semacam itu sering mengandung resiko yang jauh lebih besar dari pada keputusan-
keputusan tingkat dibawahnya. 2.2.7. Teori-teori pengambilan keputusan
Sehubungan dengan pendekatan yang telah diutarakan, lahirlah berbagai aliran yang menampilkan teori-teori pengambilan keputusan yang berbeda yaitu
aliran biro kratik, aliran manajemen saintifik, aliran hubungan kemanusiaan, aliran rasional ekonomi, aliran satisficing dan aliran analisis sistem.
1. Aliran birokratik Bureaucratic School Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya
pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, memberi informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan kepada
atasannya. Dengan menggunakan segala pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya, atasan tadi membuat keputusan setelah mempelajari semua
informasi tadi. Keputusan atasan tadi akan banyak tergantung pada kemampuannya sendiri dan pada lengkap tidaknya informasi itu dapat dipercaya.
Keputusan itu selalu dianggap benar, sungguhpun memiliki kelemahan – kelemahan.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
36
2. Aliran manajemen saintifik Scientific Management School
Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas – tugas itu dapat dijabarkan ke dalam elemen-elemen logis yang dapat digambarkan secara saintifik.
Sementara, manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah.
3. Aliran hubungan kemanusiaan Human Relations School
Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih banyak perhatian diberikan kepada manusia dalam organisasi itu, seperti
yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan, memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial yang mempunyai
tujuan. Selain itu, kebutuhan dan keinginan anggota selalu dipertimbangkan dalam membuat keputusan bertindak.
4. Aliran rasionalitas ekonomi Economic Rationality School
Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit yang mengkonversi masukan infut menjadi luaran output, dan yang harus dilakukan dengan cara
yang paling efesien. Menurut aliran ini, suatu langkah kebijaksanaan akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada biayanya.
5. Aliran satisficing Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini
yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat keputusan yang cukup rasional. Para manajer sesungguhnya bermaksud
membuat keputusan yang rasional, tetapi karena keterbatasan kognitif,
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
37
ketidakpastian, dan keterbatasan waktu, memaksa mereka mengambil keputusan dalam kondisi bounded rationality rasionalitas terbatas.
6. Aliran analisis sistem Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berbeda dalam suatu sistem yang
terdiri atas berbagai subsistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan seperti pada kata-kata dalam kotak teka-teki, dimana setiap kata mempunyai kaitan
dan dampak satu terhadap yang lain. Cornell telah membahas secara khusus pengambilan keputusan pendekatan
analisis sistem. Dikatakannya, tujuan utama dari analisis sistem ialah mendidik para pengambil keputusan untuk berfikir dengan cara yang teratur menyeluruh,
lebih dari sekadar menyususn formula, atau bermain dengan angka-angka komputer. Ia adalah suatu keterampilan memanfaatkan perangkat komputer secara
kreatif. Dengan demikian ia percaya pada metode kuantitatif, tetapi juga yakin penilaian objektif manusia tentang masalah-masalah dan peluang-peluang.
Analisis sistem adalah suatu siklus dari sederetan aktifitas sebagai berikut : a.
Merumuskan sasaran-sasaran masalah dan peluang b.
Merekayasa sistem-sistem alternatif yang mencapai sasaran tersebut c.
Mengevaluasi alternatif-alternatif dengan mempertimbangkan efektifitas dan biaya
d. Mempertanyakan semua sasaran dengan asumsi-asumsinya
e. Membuka alternative-alternatif baru
f. Menetapkan sasaran-sasaran baru
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
38
g. Mengulangi langkah-langkah diatas sampai penyelesaian yang
memuaskan tercapai Salusu, 2005.
2.2.8. Klasifikasi keputusan 1. Struktur
Ditinjau dari segi struktur, ruang lingkup, dan tingkat pembuat keputusan maka keputusan dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis besar, yaitu 1
keputusan umum generic decisions yang ditimbul dari berbagai kebijaksanaan peraturan dan prinsip yang sudah ditetapkan, dan 2 keputusan unik unique
decisions yaitu keputusan kreatif yang memerlukan ketentuan tersendiri diluar batas aturan atau prinsip yang telah ditetapkan sebelumnya, Simon
menyebutkannya sebagai 1 keputusan terprogram, dan 2 keputusan non program.
Chamberlain mengklasifikasikannya sebagai keputusan administratif administrative decisions yang umumnya berjangka pendek lebih banyak
berkaitan dengan faktor internal yang dapat dikontrol sedangkan yang kedua, keputusan-keputusan stratejik strategic decisions, yaitu yang lebih banyak
berkaitan dengan faktor ekstern, berjangka panjang dan tidak dapat dikontrol. Jenis keputusan yang terakhir ini disebut oleh Schwenk sebagai ill structured decisions
dan nonroutine. Keputusan pertama oleh Henry Mintzberg disebut keputusan tak berstruktur unstructured decisions, dan keputusan yang lain disebut keputusan
berstruktur structured decisions. Keputusan terprogram sesungguhnya adalah
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
39
keputusan rutin, keputusan repetitif yang ditangani melalui proses standar. Adapun keputusan tak terprogram atau keputusan nonprogram adalah keputusan satu kali,
tidak berstruktur dan ditangani melalui proses pemecahan masalah yang umum. Menurut Brinckloe 2004 structured decisions adalah keputusan yang
dibuat melalui urutan siklus tertentu. Keputusan awal akan menentukan keputusan apa yang akan dibuat berikutnya. Bisa saja langkah itu berupa tidak berbuat
sesuatu karena langkah pertama memberi petunjuk begitu. Akan tetapi, umumnya langkah pertama memberi aba-aba untuk menempuh langkah baru berikutnya.
Mengingat penggunaan komputer semakin meluas maka keputusan terstruktur banyak yang dibuat melalui komputer. Sungguhpun begitu, banyak eksekutif
enggan mengikuti pengambilan keputusan terstruktur semacam. Sebaliknya, para direktur tingkat atas lebih cenderung menggunakan
pengambilan keputusan tidak terstruktur. Mengingat para eksekutif sering kali menghadapi begitu banyak informasi dan ketidakpastian maka tidaklah mungkin
hanya menganalisis satu dari sekian banyak ketidakpastian. Tetapi, perlu diingat bahwa tidaklah mungkin juga seseorang eksekutif menganalisis seluruh informasi
yang tersedia, termasuk ketidakpastian yang selalu menghantuinya. 2. Pembuat keputusan
Ditinjau dari segi pembuat keputusan, Hitt et all 2005 menegaskan bahwa keputusan terprogram biasanya dibuat oleh mereka yang menduduki posisi
manajemen yang lebih rendah, dan sebaliknya keputusan-keputusan besar, yaitu yang tak terprogram dan yang mempunyai implikasi luas terhadap organisasi,
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
40
umumnya dibuat oleh manajemen tingkat tinggi. Semakin tinggi kerdudukan para pengambil keputusan, semakin luas ruang lingkup keputusan yang dibuat, yang
juga berarti semakin luas dampaknya terhadap organisasi dan masyarakat. Mengingat keputusan terprogram itu telah ada pedomannya maka pembuat
keputusan tingkat atas tidak perlu lagi melibatkan dirinya di dalam membuat keputusan seperti ini. Namun, dalam kenyataan sehari-hari ada bidang keputusan
tak terstruktur yang sering masih perlu ditangani oleh para eksekutif tingkat atas. 3. Waktu dan keterampilan
Kalau tipe keputusan yang pertama lebih mudah, lebih cepat maka tipe yang kedua memerlukan kecakapan, latihan, pengalaman, dan lain-lain karena
kemampuan untuk membuatnya akan dapat membedakan mana manajer yang efektif dan yang tidak. Kehadiran keputusan terprogram atau juga disebut
keputusan tetap standing decisions menurut Robbins adalah mengarahkan para administrator dan karyawan non administratif ke dalam keputusan rutin yang
sangat repetif. Contoh yang sangat umum dari jenis keputusan ini adalah standar, prosedur, metode dan berbagai peraturan.
Tentang keputusan tak terprogram, atau keputusan dengan maksud khusus special-purpose decisions, Robbins sependapat dengan penulis lain bahwa ini
membutuhkan kreativitas serta pertimbangan yang jauh lebih banyak. Ia hadir tidak untuk digunakan kembali secara kontinu. Ia hadir sebagai respons terhadap
keadaan yang tidak pasti. Keputusan ini umumnya meliputi bidang strategi, program dan anggaran Salusu, 2005.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
41
4. Tiga jenis keputusan Masih tentang klasifikasi keputusan, Mangkusubroto dan Trisnadi
cenderung membedakannya dalam tiga jenis, yaitu keputusan strategis, keputusan taktis dan keputusan operasional. Sungguhpun demikian, mereka tetap
menganggap bahwa keputusan taktis dapat diprogram dengan masukan preferensi pengambilan keputusan berjangka menengah pendek, dan berada dalam
lingkungan dengan asumsi kapasitas yang tinggi. Istilah keputusan operasional sebenarnya sama maknanya dengan keputusan rutin atau keputusan repetitif
seperti klasifikasi dari penulis lain. Oleh karena kedua jenis keputusan terakhir operasional dan taktis dapat diprogram maka keduanya dapat dikelompokkan ke
dalam keputusan terprogram. Beberapa penulis lain, seperti Morgan Cerullo melihat klasifikasi dari
tingkat manajemen. Pada manajemen tingkat atas, yaitu tingkat pertama, keputusan yang dihasilkan adalah keputusan strategik. Pada tingkat kedua,
manajemen tingkat menengah, lahir keputusan berupa perencanaan jangka menengah, yaitu untuk lima tahun atau kurang. Lahir juga keputusan tentang
proses pengawasan. Pada keputusan jenis ini sudah lebih mungkin memakai model-model matematika dalam penyelesaian masalah dibanding pada keputusan
stratejik. Keputusan tingkat ketiga. ialah keputusan operasional yang berjangka waktu menit, jam, hari, dan seterusnya.
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
42
5. Empat Jenis keputusan
Pandangan di atas searah dengan jalan pikiran Sutherland, tetapi Sutherland menyebut empat jenis, yang pertama adalah tujuan, cita-cita yang
dibuat penanggung jawab tertinggi dalam organisasi yang kompleks, yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Kedua, keputusan stratejik
yang mempersoalkan apa yang dapat dibuat untuk mencapai tujuan. Ketiga, keputusan taktis, yang mengarah pada bagaimana melaksanakan keputusan
stratejik, dan lebih pendek jangka waktunya. Sungguhpun jangka waktunya pendek, ia mempunyai implikasi jangka panjang yaitu apabila terlangkahi atau
dilupakan, dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi. Keempat, keputusan operasional Salusu, 2005.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada dua jenis keputusan yaitu :
a. Keputusan terprogram, dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah
organisasi yang repetitif atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam organisasi yang terjadi berulang-ulang, yang sudah biasa, tempat para manajer
bisa membuat kriteria penampilan, informasi yang jelas, serta alternatif keputusan yang lebih baik. Keputusan jenis ini lebih sering disebut keputusan
rutin. b.
Keputusan tak terprogram, dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat didefinisikan secara tepat,
Mukhtar : Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Direktur…, 2008 USU e-Repository © 2008
43
keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan stratejik Wankel, 1993.
2.3. Landasan Tiori