NHC CH
3
N CH
2
CH
2
CH
2
CH
3
O CH
3
Gbr 2. Rumus bangun Bupivakain
Bupivakain larutan 0,25 dan 0,5 adalah yang paling sering digunakan pada anestesia regional. Kadar 0,5 digunakan bila diperlukan relaksasi otot selain dari dan analgesia misal
pada kasus blok pleksus brakialis untuk operasi repair fraktur bahu; larutan bupivakain 0,25 digunakan untuk analgesia rutin lainnya dan pada pasien lanjut usia. Namun konsentrasi
bupivakain berapapun yang digunakan, total massa mg bupivakain yang digunakan yang menentukan batas dosis: perusahaan pembuatnya menganjurkan dosis 2-3 mgkg BB.
Walaupun bupivakain diserap dengan baik dari tempat injeksinya, ikatan bupivakain yang kuat dengan jaringan menyebabkan tidak segera tercapainya kadar puncak dalam darah dan
durasi kerja yang panjang. Durasi kerja pada ruang epidural kira-kira 2 sampai 3 jam.
16,17,18
2.7. MIDAZOLAM
Midazolam disintesis pertama kali pada tahun 1976 oleh Fryer dan Walser, merupakan golongan benzodiazepin.
15
Merupakan obat yang sering digunakan untuk menimbulkan sedasi preoperasi dan memiliki efek hipnosis, ansiolitik, dan amnesia. Midazolam adalah suatu
imidazobenzodiazepine yang larut dalam air, berbeda struktur dari benzodiazepin lain dengan adanya cincin imidazole. Dengan struktur bangunnya yang tertutup pada pH fisiologis, cincin ini
akan meningkatkan kelarutan midazolam dalam lemak, sehingga berakibat meningkatnya penetrasi ke jaringan. Karakteristik ini menyebabkan midazolam menjadi benzodiazepin yang
paling banyak diteliti untuk pemakaian pada spinal.
18,19
Freddy T.M. Naiborhu : Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 3. Rumus bangun Midazolam
Penelitian awal pada Gamma Aminobutyric Acid GABA menunjukkan bahwa GABA memiliki peran penting dalam pengaturan saraf aferen primer pada tanduk motoris motor horn
dan tanduk dorsalis dorsal horn. Blok dari aktifitas reseptor GABAa akan menimbulkan kejang. Hal ini menunjukkan peran inhibisi dari neurotransmitter ini atau sistem reseptornya. Rasional
dari penggunaan midazolam intrathecal berfokus pada midazolam sebagai agonis reseptor GABAa pada lokasi ikatan sub unit benzodiazepine. Ikatan ini meningkatkan aktifitas GABA
pada GABAa reseptor. Dilaporkan pada awal dekade tahun 1980 bahwa benzodiazepin yang diberikan secara
spinal dapat mempengaruhi sistem nosiseptif melalui interaksi benzodiazepin dengan sistem GABA. Menurut penelitian Edwards dan Serrao, efek antinosisepsi dari benzodiazepin
diperkirakan timbul terutama melalui reseptor benzodiazepin-aminobutirat pada korda spinalis. Pada penelitian mempergunakan autoradiografi invitro, dapat diperlihatkan bahwa terdapat
densitas yang tinggi dari reseptor benzodiazepin reseptor GABAa di lamina II tanduk dorsalis pada medulla spinalis, sehingga diduga midazolam berperan pada modulasi nyeri.
9,11
Freddy T.M. Naiborhu : Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal, 2009
USU Repository © 2008
Gbr.4. GABAa reseptor
Midazolam mempunyai khasiat analgesia bila diberikan melalui intratekal pada penelitian binatang dan manusia namun tidak menunjukkan khasiat analgesia pada pemberian melalui
injeksi sistemik.
19
Sebagai obat tunggal yang diberikan secara bolus intratekal pada manusia, midazolam dengan dosis sampai 2 mg perhari telah efektif mengatasi nyeri punggung kronis non
maligna penelitian Serrao, Mark dan nyeri somatik penelitian Goodchild, Nobel. Pada binatang pengerat rodent, anjing, dan domba, midazolam intratekal obat tunggal telah
menunjukkan efek blokade sensorik dan antinosisepsi serta peningkatan yang bermakna pada ambang nyeri mekanik. Goodchild dan Serrao menunjukkan bahwa pemberian midazolam
intratekal akan meningkatkan ambang rangsang pada percobaan tikus dan efek ini dapat dihambat oleh pemberian antagonis benzodiazepin flumazenil. Demikian juga, Kohno et al. telah
menunjukkan bahwa midazolam meningkatkan respon yang diperantarai GABA pada neuron di substansia gelatinosa korda spinalis; efek ini akan meningkatkan aktifitas neurotransmiter
inhibisi. Mekanisme timbulnya analgesia pada pemberian midazolam intratekal belum sepenuhnya dimengerti. Rattan et al. menunjukkan bahwa efek antinosisepsi in vivo dari
pemberian midazolam intratekal dapat dihambat oleh antagonis opioid naloxon yang menunjukkan keterlibatan dari reseptor opioid. Penelitian lainnya dengan menggunakan
antagonis opioid selektif mendukung dugaan adanya aktivasi dari reseptor delta opioid pada korda spinalis yang menyebabkan timbulnya analgesia setelah pemberian midazolam intratekal.
Mekanisme timbulnya analgesia pada pemberian midazolam intratekal belum sepenuhnya dimengerti.
19,20,21 Freddy T.M. Naiborhu : Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik
Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 5. GABA a Reseptor
Efek analgesia sinergis dapat ditemukan pada kombinasi midazolam intratekal dengan klonidin, anestesi umum dan anestesi lokal, dan opioid. Penambahan midazolam pada larutan
anestetika lokal mempunyai efek antinosisepsi melalui reseptor GABAa, reseptor opioid kappa, dan delta di medulla spinalis sehingga dapat memperpanjang efek analgesia dari anestetika lokal
yang diberikan secara anestesia spinal. Efek analgesia inipun dapat dinetralkan oleh antagonis opiat nalokson, antagonis benzodiazepin flumazenil dan antagonis GABAa bicuculine.
11,23
Freddy T.M. Naiborhu : Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal, 2009
USU Repository © 2008
2.8. KERANGKA KONSEP