Faulia Syafrina : Akuntansi Persediaan Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008. USU Repository © 2009
B. Metode Penilaian Persediaan
Persediaan yang ada perusahaan selain dicatat juga harus ditentukan nilainya. Nilai persediaan ditentukan oleh gabungan dua faktor, yaitu kuantitas fisik dan harga
pokok persediaan. Nilai persediaan sangat penting artinya bagi kelayakan laporan keuangan. Persediaan barang dagang yang tercantum pada laporan keuangan neraca
harus mencerminkan nilai persediaan yang sebenarnya ada pada tanggal neraca tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus bijak dalam menentukan metode
penilaian apa yang harus dipakai perusahaan, yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Pada umumnya, terdapat tiga metode penilaian persediaan berdasarkan asumsi arus biaya, yaitu :
4. FIFO Method Metode Masuk Pertama Keluar Pertama – MPKP
5. LIFO Method Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama – MTKP, dan
6. Weighted Average Cost Method Metode Rata-Rata Tertimbang
Metode yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam menilai persediaannya adalah Metode MPKPFIFO. Dalam Metode FIFO yang diterapkan
oleh PT.Trakindo Utama, biaya pada PT.Trakindo Utama disebut Landed Cost dari barang yang pertama kali diperoleh akan terlebih dahulu dibebankan sebagai harga
pokok penjualan. Hal ini sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.14, paragraf 21, yaitu :
“Formula MPKPFIFO mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang
tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dengan rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang
ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari barang serupa pada awal periode dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama
periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala, atau pada setiap penerimaan kiriman, bergantung pada keadaan perusahaan. Rumus
Faulia Syafrina : Akuntansi Persediaan Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008. USU Repository © 2009
MTKPLIFO mengasumsikan barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu, sehingga yang termasuk dalam
persediaan akhir adalah yang dibeli atau dproduksi terdahulu” IAI;2007;14.4
Perhitungan biaya persediaan dengan metode MPKP atau FIFO yang
diterapkan oleh PT.Trakindo Utama juga sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14, paragraf 20, yaitu :
“Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 18, harus dihitung menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama MPKP
atau FIFO, rata-rata tertimbang weighted average cost method, atau masuk terakhir keluar pertama MTKP atau LIFO” IAI;2007;14.4
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.14, paragraf 18, adalah:
“Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan barang lain not ordinary interchangeable dan barang serta jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing”
IAI;2007;14.4
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK yang telah dikemukakan di atas, PT.Trakindo Utama yang memilki barang-barang homogen
yang dapat menggantikan satu sama lain ordinarily interchangeable, tentunya sudah tepat dalam menggunakan rumus biaya masuk pertama keluara pertama MPKP atau
FIFO dibandingkan dengan penggunaan rumus biaya yang lain identifikasi khusus. Metode MPKPFIFO yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama selain sudah
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, juga sudah diterapkan dengan baik oleh PT.Trakindo Utama. Sistem pencatatan yang terkomputerisasi pada
PT.Trakindo Utama memudahkan perusahaan dalam menilai persediaanya dimana
Faulia Syafrina : Akuntansi Persediaan Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008. USU Repository © 2009
ketika data penjualan atau pembelian persediaan di-input ke dalam sistem komputer, secara otomatis nilai persediaan akan ditentukan. Sistem pencatatan yang
terkomputerisasi pada PT.Trakindo Utama tentunya dapat memberikan nilai persediaan yang akurat, yang sangat penting artinya dalam menciptakan laporan
keuangan yang baik.
C. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan