yaitu matang menurut hukum. Sehingga belum ada batasan yang jelas tentang usia masa remaja yang sampai saat ini masih menjadi pembicaraan antara para pakar
ilmuwan tentang usia masa remaja. Hal ini bisa dilihat pada kegiatan pencarian pedoman hidup, anak remaja sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma
susila etis juga norma agama, estetika. Kegiatan-kegiatan tersebut bagi anak wanita dan pria sudah barang tentu ada perbedaan biologis dan kejiwaanya juga karena
adanya perbedaan pandangan sikap dalam hidupnya.
2.4 Konsep Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencangkup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.
Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental, dan segi kehidupan
spiritual Adi, 2008:44. Menurut Huda dalam Sulistiati, 2004:25 Kesejahteraan Sosial merupakan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya tercangkup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan
berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, budaya dan sebagainya.
Di Indonesia kesejahteraan sosial tidak terlepas dari apa yang mereka rumuskan dalam UU No.11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial yang berbunyi :
“Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhnya kebutuhan material, spiritual dan warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. Menurut Suharto 2005:2 Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsep yaitu:
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinnya kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.
2. Institusi, area atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan
soasial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.
3. Aktifitas yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk
mencapai kondisi sejahtera Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut diperlukan suatu
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Salah satu untuk meningkatkan kesejahteraan sosial manusia adalah memperbaiki nilai-nilai yang ada di masyarakat,
meningkatkan kebutuhan jasmani dan rohani. Kaitannya dengan penelitian pernikahan di bawah umur adalah, bahwa remaja yang menikah di bawah umur
belum siap untuk memenuhi kebutuhan jasmani yaitu seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan, karena pada masa remaja tersebut mereka masih belum mandiri
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan mereka masih dibantu oleh orang tua, dari situlah ketidaksiapan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan dan tidak terpenuhinya
kebutuhan- kebutuhan tersebut akan sulit untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga yang menikah di bawah umur dan dapat menimbulkan masalah baru seperti
tidak harmonisnya keluarga karena adanya kesenjangan ekonomi dalam keluarga tersebut.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu