kehidupannya,  jika  anak  memiliki  pendidikan  yang  rendah  maka  dia  tidak  dapat memiliki  masa  depan  yang  baik,  karena  dengan  pendidikan  setiap  anak  dapat
mengembangkan  minat  dan  bakatnya  untuk  mencapai  apa  yang  anak  cita-citakan. Karena  kurangnya  pendidikan  dari  orang  tua,  mereka  mengambil  keputusan  untuk
menikahkan anaknya di bawah umur, tidak heran jika di pedesaan banyak orang tua yang berpendidikan rendah dan akhirnya menikahkan anaknya di bawah umur.
2.2.1.2 Faktor Kemauan Sendiri
Secara  psikologis  masa  remaja  adalah  usia  dimana  individu  berintegrasi dengan masyarakat  dewasa. Dimana usia anak tidak lagi  di  bawah tingkatan orang-
orang  yang  lebih  tua  melainkan  berada  dalam  tingkatan  yang  sama,  sekurang- kurangnya  masalaah  hak  integrasi  dalam  masyarakat  dewasa  mempunyai  banyak
aspek  efektif,  kurang  lebih  berhubungan  dengan  masalah  puber,  perubahan intelektual  yang  khas  dari  cara  berpikir  remaja  ini  memungkinnya  untuk  mencapai
integrasi  dalam  hubungan  social  orang  dewasa,  yang  kenyataanya  merupakan  ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini Muss, 1968: 10.
Pandangan  Aristoteles  ini  sampai  sekarang  masih  berpengaruh  pada  dunia modern, antara lain dengan tetap di  pakainya batas usia 21 tahun dalam  kitab-kitab
hukum  di  berbagai  Negara  sebagai  batas  usia  dewasa.  Akan  tetapi  ada  yang  lebih penting  dalam  pembicaraan  ini  tentang  jiwa  remaja  adalah  pendapat  aristoteles
tentang sifat-sifat orang muda keinginan dari orang muda sendiri yang juga masih di anggap benar sampai saat ini, yaitu:
“Orang-orang  muda  punya  hasrat-hasrat  yang  sangat  kuat  dan  mereka cenderung untuk memenuhi hasrat-hasrat itu semuanya tanpa membeda-
bedakannya.  Dari  hasrat-hasrat  yang  ada  pada  tubuh  mereka  ,  hasrat seksuallah  yang  paling  mendesak  dan  dalam  hal  inilah  mereka
menunjukkan hilangnya control diri
”  Muss, 1968: 15 .
Kedewasaan  adalah  keadaan  dimana  sudah  ada  ciri-ciri  psikologis  tertentu pada seseorang. Ciri-ciri psikologis menurut G.W. Allport  1961: 45  adalah :
1. Pemekaran  diri  sendiri,  yang  ditandai  oleh  kemampuan  seseorang  untuk
menganggap orang atau hal lain bagian dari dirinya sendiri juga. 2.
Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan
untuk menangkap humor dan yang termasuk menjadikan diri sendiri menjadi sasaran.
3. Memiliki  falsafah  hidup  tertentu.  Hal  ini  dapat  dilakukan  tanpa  perlu
merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata Ciri-ciri tersebut menurut Allport biasanya di mulai sejak secara fisik tumbuh
tanda-tanda  seksual  sekunder.  Ia  mulai  jatuh  cinta,  mulai  punya  idola,  dan seterusnya. Kepribadiannya akan mengeras seperti semen dan karenanya patut di beri
hak penuh pada usia 21 tahun seperti dalam hukum perdata. Proses perubahan karena pengalaman  dan  usia  merupakan  hal  yang  harus  terjadi  karena  dalam  proses
pematangan kepribadiannya, remaja sedikit demi sedikit memunculkan kepermukaan sifat-sifat  yang  sebenarnya  yang  harus  berbenturan  dengan  rangsangan  dari  luar.
Menurut  Richmin  1984:  27  inti  dari  tugas  perkembangan  seorang  dalam  periode remaja awal dan menengah adalah memperjuangkan kebebasan yang khas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja banyak remaja yang mengikuti hasrat yang ingin mereka capai. maka tidak heran jika banyak remaja
yang menikah diusia muda karena salah satu faktornya adalah adanya keinginan dari remaja itu sendiri untuk hidup bersama calon istrinya hanya untuk bersenang- senang
memenuhi  hasrat  yang  diinginkan,  tidak  memikirkan  atau  mempertimbangkan bagaimana  mereka  akan  membina  rumahtangga.  Masa  remaja  adalah  masa  yang
menentukan  hari  depannya,  artinya  menentukan  kehidupannya,  menentukan kehidupan keluarganya, bahkan menentukan nasib bangsa dan negaranya maka pada
masa remaja diperlukan untuk berhati- hati dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut kehidupannya.
2.2.2 Faktor Eksternal