diperoleh harus dibagihasilkan sesuai dengan rasio yang disepakati bersama antara pihak mudharib dan LKS.
Menurut Karim 2003, penentuan nisbah bagi hasil antara pihak LKS dan mudharib dapat menggunakan fungsi EPR Expected Profit Rate. Semakin tinggi
tingkat EPR, semakin tinggi prospektif perusahaan tersebut untuk dibiayai. Begitu juga semakin tinggi EPR, pihak bank juga semakin berani untuk mengambil bagian
atau nisbah yang lebih kecil. Artinya, semakin tinggi EPR, nisbah bagi hasil untuk LKS akan relatif lebih rendah dibanding bila EPR lebih rendah.
Cara perhitungan nisbah bagi hasil dengan menggunakan EPR adalah:
Nisbah pemilik bisnis mudharib = 100 - nisbah LKS Cara perhitungan bagi hasil secara sederhana adalah :
2.4 Penelitian Terdahulu
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penetapan besarnya nisbah bagi hasil pada produk pembiayaan
mudharabah. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Zubaidah 2003 mengenai
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan nisbah bagi hasil atas pembiayaan mudharabah pada lembaga keuangan syariah Kota Malang, memiliki
kesimpulan bahwa faktor pembiayaan dan usaha dipertimbangkan dalam penetapan nisbah bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah. Faktor eksternal tidak
dipertimbangkan dalam penetapan besarnya nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah.
Yudhawirawan 2006, melakukan penelitian tentang akad mudharabah. Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mega Indonesia. Prosedur pembiayaan
mudharabah sesungguhnya sangat sulit diterapkan, mengingat karakteristik struktur pembiayaannya yang unik yaitu pembiayaan 100 oleh pihak bank dengan sistem
bagi hasil. Sistem ini mengandung resiko yang tinggi. BSMI memberikan jenis pembiayaan mudharabah kepada nasabah yang benar-benar memiliki omzet yang
tetap atau setidaknya para nasabah perorangan tersebut memiliki atau menerima gaji pokok sehingga perhitungan nisbah bagi hasil dapat dilakukandihitung di awal
perjanjian. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan nisbah bagi hasil atas
pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mega Indonesia adalah sebagai berikut: a.
Keuntungan yang dikehendaki oleh bank; b.
Omset usaha nasabah; c.
Jumlah nominal pembiayaan mudharabah yang diminta nasabah; d.
Jangka waktu pembiayaan mudharabah; e.
Reputasi nasabah; f.
Biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan pembiayaan mudharabah; g.
Kualitas jaminan.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mempersiapkan, serta menganalisis data sehingga mendapat gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Metode analisis deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti Nawawi, 1998:63.
Penelitian kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data-data deskriptif yang meliputi kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang memahami obyek
penelitian yang sedang dilakukan yang dapat didukung dengan studi literatur berdasarkan pendalaman kajian pustaka, baik berupa penelitian, maupun angka yang
dapat dipahami dengan baik Moleong, 2006:6.Penelitian kualitatif menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realistis atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci Indriantoro, 2002.Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan hasil penelitian berupa
uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dalam suatu konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh dan
komprehensif.
3.2 Unit Analisis
Unit analisis BMT dalam penelitian ini terdapat di daerah Kabupaten Situbondo, yaitu:
1 Baitul maal WattamwilBMT UGT SidogiriArjasa
2 Baitul maal WattamwilBMT MMU Mangaran
3 Baitul maal WattamwilBMT Panji