2 Data sekunder
Data sekunder menurut Indriantoro dan Supomo 2009:147 merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku dan laporan-laporan tertulis dari BMT di Situbondo
serta literaturlain yang sesuai dengan tujuan penulisan. Dari data sekunder ini penulis memperoleh catatan yang akan dianalisis dan dievaluasi bersama dengan
data primer.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a.
Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu
peristiwa, keadaan situasi sedang terjadi Nawawi, 1998.Data yang dibutuhkan diperoleh melalui observasi pada BMT di Situbondo pada kepala bagian
pembiayaan. b.
Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada obyek penelitian, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan
informasi yang berhubungan dengan penelitian. Pihak-pihak yang terkait dalam hal ini adalah kepala bagian pembiayaan pada BMT di Situbondo.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis datamerupakan proses pengorganisasian dan pengaturan secara sistematik sejumlah data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja seperti yang disarankan data, dan
untuk meningkatkan
pemahaman terhadap
bahan-bahan tersebut
untuk dipresentasikan kepada orang lain Moleong, 2000:103.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Menurut Indriantoro dan Supomo 1999:170, deskriptif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi nisbah bagi hasil pada pembiayaan mudharabah. Proses analisis data
dalam teknik kualitatif ini dilakukan sejak dan sepanjang proses penelitian berlangsung. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan data primer yang
diperoleh dengan metode wawancara terhadap pihak terkait kemudian dikembangkan dan dianalisis berdasarkan data sekunder yang mendukung penelitian.
3.5 Keabsahan Data
Terdapat empat kriteria utama untuk menjamin keabsahan hasil penelitian kualitatif karena banyak peneliti yang cenderung meragukan keabsahan hasil dari
penelitian kualitatif. Empat kriteria tersebut antara lain: a.
Standar Kredibilitas Agar hasil dari penelitian kualitatif dapat memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi, maka diperlukan suatu upaya untuk meyakinkan pembaca laporan. Upaya- upaya tersebut antara lain:
1 Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di
lapangan. Dengan semakin lamanya peneliti terlibat dalam pengumpulan data, akan semakin memungkinkan meningkatnya derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan. 2
Memilih berbagai sumber data yang sesuai. 3
Melibatkan rekan yang tidak ikut penelitian untuk berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritikan.
4 Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.
5 Mengecek data yang telah dikumpulkan, kategorisasi analisis, penafsiran, dan
kesimpulan hasil penelitian. b.
Standar Transferabilitas Hasil penelitian kualitatif memiliki standar transferabilitas yang tinggi bilamana
para pembaca laporan memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.
c. Standar Dependabilitas
Adanya pemeriksaan atau penilaian akan ketepatan peneliti dalam menggambarkan apa yang sedang diteliti dimana merupakan cerminan dari kemantapan dan
ketepatan menurut standar reliabilitas penelitian. Semakin konsisten peneliti dalam keseluruhan proses penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi
temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian akan semakin memenuhi standar dependabilitas.
d. Standar Konfirmabilitas
Berfokus pada kualitas dan kepastian hasil penelitian, apakah benar data berasal dari pengumpulan data di lapangan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Baitul maal Wattamwil
Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan dalam mendukung permodalan dalam sektor riil, hal ini sudah dirasakan fungsinya sejak beberapa puluh tahun yang
lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional berdasarkan kapitalis maupun sosialis dan berprinsip syariah. Akan tetapi,
perbankan itu sendiri belum menyentuh terhadap usaha mikro dan kecil UMK baik dari pedagang kaki lima sampai pedagang-pedagang yang berada di pasar tradisional
yang biasanya disebut sebagai ekonomi rakyat kecil. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jenis usaha dan aset yang dimiliki oleh usaha kelompok usaha tersebut.
Padahal apabila diperhatikan secara seksama justru prosentase UMK jauh lebih besar dari usaha-usaha menengah dan besar di pasar Indonesia, sehingga kebutuhan
permodalan pada UMK tidak terpenuhi yang akhirnya apabila hal ini terus menerus berlanjut maka tidak dapat dielakkan lagi hilangnya secara simultan UMK itu sendiri
di pasaran Indonesia, sehingga akan terjadi ketimpangan pasar dalam ekonomi yang pasti akan menciptakan calon pengangguran-pengangguran baru di Indonesia.
Pada sisi lain di sektor keuangan mikro, sebenarnya ada kegiatan individu dari masyarakat yang sudah memperhatikan hal tersebut sehingga kelompok individu
tersebut memberikan permodalan yang dibutuhkan UMK yang sering dikenal di masyarakat umum sebagai rentenir.
Akan tetapi keberadaan rentenir itu sendiri tidak membawa kemaslahatan bagi masyarakat banyak, karena justru ada beberapa permasalahan yang signifikan dari
rentenir tersebut. Para rentenir biasanya meminjamkan uang mereka kepada para peminjam dengan beberapa ketentuan yang mengikat diantaranya penentuan bunga
yang tinggi dan interest return dengan jangka waktu sangat pendek. Praktek ini secara tidak langsung tidak memberikan solusi akan permasalahan ekonomi rakyat