Sering: Poin 1- Sering: Poin 1- Sering: Poin 1- Data dan Sumber Data

No. Variabel Definisi operasional Teknik pengumpulan data Kategori Skala Wahdah, 2012. 3. Pola konsumsi Pola konsumsi sumber energi Gambaran tentang jenis, frekuensi pangan sumber energi yang dikonsumsi anak balita dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Wawancara dengan form FFQ. 1. 1 kalihari 2. 1 kalihari 3. 3-6 kaliminggu 4. 1-2 kaliminggu 5. 1 kalibulan 6. 1 kalitahun 7. Tidak pernah Dengan pengklasifikasian: a. Tidak pernah: Poin 7 b. Jarang: Poin 4- 6

c. Sering: Poin 1-

3 Ordinal Pola konsumsi sumber protein. Gambaran tentang jenis, frekuensi pangan sumber protein yang dikonsumsi anak balita dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Wawancara dengan form FFQ. 1. 1 kalihari 2. 1 kalihari 3. 3-6 kaliminggu 4. 1kaliminggu 5. 1 kalibulan 6. 1 kalitahun 7. Tidak pernah Dengan pengklasifikasian: a. Tidak pernah: Poin 7 b. Jarang: Poin 4- 6

c. Sering: Poin 1-

3 Ordinal Pola konsumsi sumber zink. Gambaran tentang jenis, frekuensi pangan sumber zink yang dikonsumsi anak balita dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Wawancara dengan form FFQ. 1. 1 kalihari 2. 1 kalihari 3. 3-6kaliminggu 4. 1-2 kaliminggu 5. 1 kalibulan 6. 1 kalitahun 7. Tidak pernah Dengan pengklasifikasian: a. Tidak pernah: Poin 7 b. Jarang: Poin 4- 6

c. Sering: Poin 1-

3. Ordinal No. Variabel Definisi Operasional Teknik pengumpulan data Kategori Skala Pola konsumsi sumber kalsium. Gambaran tentang jenis, frekuensi pangan sumber kalsium yang dikonsumsi anak balita dalam periode harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Wawancara dengan form FFQ. 1. 1 kalihari 2. 1 kalihari 3. 3-6 kaliminggu 4. 1-2 kaliminggu 5. 1 kalibulan 6. 1 kalitahun 7. Tidak pernah Dengan pengklasifikasian: a. Tidak pernah: Poin 7 b. Jarang: Poin 4-6

c. Sering: Poin

1-3. Ordinal 4. Tingkat konsumsi Tingkat konsumsi energi Jumlah rata-rata konsumsi energi harian yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari dalam 2 hari tidak berturut- turut dan dibandingkan dengan AKG 2012. Wawancara dengan form recall 2x24 jam. 1. Diatas AKG: 120 2. Normal: 90- 120 3. Defisit ringan: 80-89 4. Defisit sedang: 70- 79 5. Defisit berat: 70 Kusharto et al,

2014. Ordinal

Tingkat konsumsi protein. Jumlah rata-rata konsumsi protein harian yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari dalam 2 hari tidak berturut- turut dan dibandingkan dengan AKG

2012. Wawancara

dengan form recall 2x24 jam 1. Diatas AKG: 120 2. Normal: 90- 120 3. Defisit ringan: 80-89 4. Defisit sedang: 70- 79 5. Defisit berat: 70 Kusharto et al, 2014. Ordinal No. Variabel Definisi operasional Teknik pengumpulan data Kategori Skala Tingkat konsumsi karbohidrat. Jumlah rata-rata konsumsi karbohidrat harian yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari dalam 2 hari tidak berturut-turut dan dibandingkan dengan AKG 2012. Wawancara dengan form recall 2x24 jam. 1. Diatas AKG; 120 2. Normal: 90- 120 3. Defisit ringan: 80-89 4. Defisit sedang: 70- 79 5. Defisit berat: 70 Kusharto et al, 2014. Ordinal Tingkat konsumsi lemak. Jumlah rata-rata konsumsi lemak harian yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari dalam 2 hari tidak berturut-turut dan dibandingkan dengan AKG 2012. Wawancara dengan form recall 2x24 jam. 1. Diatas AKG: 120 2. Normal: 90- 120 3. Defisit ringan: 80-89 4. Defisit sedang: 70- 79 5. Defisit berat: 70 Kusharto et al, 2014. Ordinal Tingkat konsumsi zink. Jumlah rata-rata konsumsi zink harian yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari dalam 2 hari tidak berturut-turut dan dibandingkan dengan AKG 2012. Wawancara dengan form recall 2x24 jam. 1. Diatas AKG: 120 2. Normal: 90- 120 3. Defisit ringan: 80-89 4. Defisit sedang: 70- 79 5. Defisit berat: 70 Kusharto et al, 2014. Ordinal Tingkat konsumsi kalsium. Jumlah rata-rata konsumsi kalsium harian yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari dalam 2 hari tidak berturut-turut dan dibandingkan dengan AKG 2012. Wawancara dengan form recall 2x24 jam. 1. Diatas AKG: 120 2. Normal: 90- 120 3. Defisit ringan: 80-89 4. Defisit sedang: 70- 79 5. Defisit berat: 70 Kusharto et al, 2014 Ordinal No. Variabel Definisi operasional Teknik pengumpulan data Kategori Skala 5. Riwayat infeksi Penyakit infeksi Status balita terhadap penyakit infeksi yang pernah diderita selama 1 tahun terakhir saat penelitian dilakukan. Wawancara dengan kuisioner maupun KMS. 1. Pernah

2. Tidak pernah

Nominal Frekuensi sakit Seberapa sering sakit karena penyakit infeksi yang dialami anak balita usia 25-59 bulan dalam 1 tahun terakhir. Wawancara dengan kuisioner maupun KMS. 1.  6 kali: Jarang 2. 6 kali: Sering Ponamon et al, 2015. Ordinal Jenis penyakit Penyakit yang sering diderita karena infeksi pada anak balita usia 25- 59 bulan dalam 1 tahun terakhir. Wawancara dengan kuisioner maupun KMS. 1. Diare 2. Common cold 3. ISPA 4. Demam tifoid 5. Nausea 6. Pneumonia Puskesmas Kalisat Kab. Jember, 2015. Nominal Variabel terikat 6 Stunting Status gizi anak balita dengan mengukur tinggi badan menurut umur TBU kemudian membandingkan dengan baku rujukan WHO 2005. Melakukan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan microtoice. 1. Sangat pendek: -3 SD 2. Pendek: -3 SD sampai dengan -2 SD 3. Normal: -2 SD sampai dengan 2 SD WHO dalam kemenkes RI, 2011. Ordinal

3.5 Data dan Sumber Data

3.5.1 Data Primer Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya, sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut Istijanto, 2005: 45. Data primer pada penelitian ini yaitu karakteristik balita umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, karakteristik keluarga pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, riwayat infeksi balita, asupan makanan. Data primer tersebut dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain. Ini mengandung arti bahwa periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut kadang sudah berbentuk informasi ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan Istijanto, 2005: 38. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas kesehatan kabupaten Jember, dan Puskesmas Kalisat. Data yang dikumpulkan meliputi data hasil kegiatan Penilaian Status Gizi PSG dengan indikator TBU pada tahun 2014, data jumlah balita stunting di Puskesmas Kalisat, dan data jumlah balita usia 25-59 bulan di Puskesmas Kalisat.

3.6 Teknik dan Alat Perolehan Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA UMUR 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

1 9 19

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI ZINK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA UMUR 25-59 bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

0 7 20

Hubungan Antara Riwayat Infeksi dan Tingkat Konsumsi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 25-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember (The Correlation Between History of Infection and Consumption Level with Genesis Stunting Among Ch

0 4 7

Hubungan Antara Riwayat Infeksi dan Tingkat Konsumsi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 25-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember (The Correlation Between History of Infection and Consumption Level with Genesis Stunting Among Ch

0 5 7

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI DAN TINGKAT KONSUMSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

1 12 72

HUBUNGAN PERSEPSI IBU DAN PARTISIPASI BALITA KE POSYANDU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 36-59 BULAN Hubungan Persepsi Ibu dan Partisipasi Balita Ke Posyandu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 36-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gilin

0 3 17

HUBUNGAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA

0 0 19

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 7-12 BULAN DI DESA SELOMARTANI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN

0 0 10