2.7 Kerangka Konsep
Keterangan: : Diteliti
: Tidak diteliti : Dianalisis
: Tidak dianalisis
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Genetik Penyakit infeksi:
Riwayat infeksi Sanitasi
BBLR Karakteristik keluarga:
- Pendidikan ibu
- Pendapatan keluarga
- Jumlah anggota
keluarga Karakteristik Balita:
- Umur
- Jenis
Kelamin Tingkat Konsumsi:
Zat gizi makro: Energi, protein, karbohidrat,
lemak. Zat gizi mikro: Zink
kalsium
Pola konsumsi: Zat gizi makro: Energi
protein. Zat gizi mikro: Zink
kalsium
Stunting
Konsep dari penelitian yang akan dilakukan merupakan penyederhanan dari kerangka teori. Variabel independent yang akan diteliti meliputi karakteristik
balita umur, jenis kelamin, karakteristik keluarga pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat konsumsi zat gizi makro dan zat gizi
mikro, serta riwayat infeksi, sedangkan variabel dependent adalah kejadian stunting. Semua variabel tersebut akan dihubungkan seperti yang tertera pada
tujuan khusus. Jenis kelamin anak balita berhubungan dengan stunting. Kemungkinan
stunting untuk anak perempuan adalah sekitar 0,4 kali. Hal ini menunjukkan bahwa anak balita perempuan kemungkinan menjadi stunting lebih kecil daripada
anak laki-laki. Hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan efek gabungan dari perbedaan dalam pertumbuhan dan perbedaan potensi dalam konteks kekurangan
gizi. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan anak perempuan memasuki masa puber 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
Pada usia balita asupan gizi yang baik sangat dibutuhkan bagi mereka karena pada saat masa balita merupakan masa pertumbuhan yang baik, sehingga
juga dibutuhkan asupan gizi yang kualitas dan kuantitasnya tercukupi. Tinggi badan yang optimal didapatkan karena asupan gizi yang baik yang diterima oleh si
anak. Berat badan yang optimal yang sesuai dengan umur juga akan mempengaruhi status gizi balita tersebut.
Pendidikan ibu sangat berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dikarenakan ibu sebagai penentu apa yang harus di asup oleh
sang anak. Disaat ibu mendapatkan pendidikan yang baik, ibu dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan anaknya, dan juga pendidikan. Maka, diperlukan pendidikan yang cukup bagi orangtua khususnya ibu yang hampir setiap waktu
berinteraksi dengan balita atau anaknya. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik yang primer maupun yang sekunder. Banyak orang sering mengartikan bahwa
penanggulangan masalah gizi bisa teratasi jika pendapatan keluarga membaik. Tingkat pendapatan tertentu memang diperlukan untuk memenuhi gizi seimbang.
Jumlah anggota keluarga juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting pada balita. Jumlah anggota sangat menentukan jumlah
kebutuhan keluarga. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga besar rawan terhadap kurang gizi, sebab dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga maka
pangan untuk setiap anak berkurang. Semakin kecil pengeluaran perkapita dapat mengurangi kemampuan dalam penyediaan makanan bagi tiap-tiap orang dalam
keluarga tersebut, termasuk balita. Asupan gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses
tumbuh kembang karena proses tumbuh kembang ini dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada anak. Asupan gizi terdiri dari zat gizi makro dan zat gizi
mikro. Zat gizi makro terdiri dari energi, protein, lemak, dan karbohidrat, sedangkan zat gizi mikro terdiri dari zink dan kalsium.
Konsumsi pangan yang cukup tidak menjamin pertumbuhan fisik yang normal, karena kejadian penyakit lain, seperti infeksi akut atau kronis, dapat
mempengaruhi proses yang kompleks terhadap terjadinya atau pemeliharaan defisit pertumbuhan pada anak. Konsumsi pangan merupakan factor utama untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energy bagi tubuh, mengatur proses metabolism, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk
pertumbuhan. Pemenuhan kebutuhan gizi akan berdampak pada kondisi kesehatan, dan bisa juga sebaliknya, yaitu status kesehatan terutama infeksi akan
berdampak pada status gizi seseorang.
2.8 Hipotesis Penelitian