Berdasarkan Gambar 4.2, fase logaritmik terjadi setelah inkubasi selama 4 jam sampai jam ke-8. Inokulum untuk produksi enzim diambil pada pertengahan atas fase
logaritmik yaitu pada waktu inkubasi 7 jam. Pembuatan sumber inokulum biasanya dilakukan pada saat fase logaritimik karena pada fase ini sel-sel bakteri kitinolitik
mengalami aktivitas metabolisme paling tinggi sehingga dapat mensintesis enzim kitinase secara optimal dan cocok digunakan sebagai inokulum dalam proses
produksi enzim Purkan et al., 2014. Pada fase logaritmik sel-sel bakteri sudah beradaptasi dengan medium yang ada sehingga terjadi pembelahan sel maksimum
secara konstan Schegel dan Karin, 1994. Fase logaritmik merupakan pola pertumbuhan yang seimbang karena semua sel membelah secara teratur dengan
pembelahan biner. Sel-sel membelah dengan laju yang konstan tergantung pada komposisi
media pertumbuhan
dan kondisi
inkubasi www.textbookofbacteriology.net, 2015.
4.3 Produksi Enzim Kitinase Isolat A7 Menggunakan Media Tepung
Cangkang Udang pada Beberapa Waktu Inkubasi
Hasil produksi kitinase ditentukan berdasarkan penghitungan aktivitas enzim, yang disajikan pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Aktivitas enzim kitinase isolat A7
Berdasarkan grafik aktivitas enzim kitinase isolat A7 Gambar 4.3, waktu inkubasi optimal untuk produksi kitinase adalah 14 jam dan diperoleh aktivitas
kitinase tertinggi yaitu sebesar 0,125 Uml. Pada jam ke-7 aktivitas kitinase masih menunjukkan nilai yang rendah yaitu sebesar 0,121 Uml. Pada jam ke-14,
metabolisme bakteri kitinolitik dalam kondisi optimal, sehingga produksi enzim mengalami peningkatan dan mencapai titik optimal yaitu 0,125. Pada jam ke-21
sampai 35 terjadi penurunan produksi enzim. Penurunan terjadi karena nutrisi yang tersedia semakin berkurang sehingga jumlah bakteri kitinase semakin berkurang juga
dan berdampak pada proses produksi enzim kitinase. Selain itu, produk hasil hidrolisis yang terlalu banyak dapat menghambat proses produksi enzim Apriani,
2008. N-asetilglukosamin yang dihasilkan selama proses produksi jumlahnya akan semakin meningkat dan akan menghambat proses produksi enzim kitinase. Menurut
Noviendri 2008, aktivitas enzim kitinase isolat T5a1 mengalami penurunan seiring dengan pertambahan waktu inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa enzim kitinase
mengalami kerusakan atau denaturasi yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu inkubasi.
Kitin merupakan sumber karbon dan nitrogen serta substrat atau penginduksi kuat dalam produksi enzim kitinase Apriani, 2008. Endokitinase, eksokitinase dan
β-N-asetil heksomidase adalah enzim kitinase utama dan biasanya beberapa enzim hidrolitik bekerja secara sinergis dalam mendegredasi kitin secara efisien Galante et
al. , 2012. Nilai aktivitas kitinase dalam menghasilkan N-asetilglukosamin
merupakan suatu hasil reaksi antara substrat kitin terhadap enzim kitinase yang terukur dari nilai absorbansi. Semakin tinggi N-asetilglukosamin yang dihasilkan
maka semakin banyak gugus asetil yang dilepaskan, sehingga menujukkan aktivitas yang semakin tinggi Hendarsyah, 2006.
4.4 Daya Degradasi Kitin pada Tepung Cangkang Udang Menggunakan