Perumusan Masalah Penelitian Terdahulu

Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT.BPR NBP 20 DELITUA”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua? 2. Bagaimana pengaruh risiko kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT. BPR NBP 20 Delitua? 3. Bagaimana pengaruh pemberian kredit dan risiko kredit terhadap tingkat profitabilitas secara simultan pada PT. BPR NBP 20 Delitua? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT.BPR NBP 20 Delitua. 2. Untuk menganalisis pengaruh resiko kredit terhadap tingkat profitabilitas pada PT.BPR NBP 20 Delitua. 3. Untuk menganalisis pengaruh pemberian kredit dan risiko kredit terhadap tingkat profitabilitas secara simultan pada PT. BPR NBP 20 Delitua

1.3.2 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya sebagai berikut : a. Bagi Penulis Universitas Sumatera Utara Dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkreditan di dunia perbankan, terutama mengenai Analisis Pemberian Kredit dan Risiko Kredit serta Pengaruhnya terhadap Tingkat Profitabilitas . b. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat memperoleh masukan atau informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang dan dalam menentukan kebijakan-kebijakan terutama kebijakan untuk menyalurkan kredit konsumsi kepada debitur. c. Bagi Pihak lain Yaitu sebagai sumbangan yang diharapkan akan memperkaya ilmu pengetahuan dan dalam rangka pengembangan disiplin ilmu akuntansi, serta memberikan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian yang dilakukan penulis. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang menghimpundana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ” Kasmir, 2002. Bank merupakan tempat dimana orang yang mempunyai kelebihan dana untuk menyimpan uang dan tempat dimana orang-orang yang membutuhkan dan kekurangan dana untuk meminjam. Dana yang diperoleh bank dalam simpanan disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukannya. Bank akan memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat. Fungsi-fungsi perbankan tersebut, antara lain : 1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana. 2. Pelaksana kebijakan moneter. 3. Unsur pengguna sistem pembayaran yang efisien dan aman, Universitas Sumatera Utara 4. Lembaga yang ikut mendorong pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.

2.1.2 Profitabilitas

Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan Dendawijaya, 2009 : 119. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset total aktiva. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional bank sebelum pajak. Total aset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian return semakin besar. Analisis rasio profitabilitas ini menggunakan ROA. Alasan penggunaan ROA dikarenakan BI sebagai Pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan aset yang dananya berasal dari masyarakat. Disamping itu ROA merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya Universitas Sumatera Utara ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan: ROA = EBT x 100 TA Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Perhitungan ROA terdiri dari : 1 ROA ROA adalah return on asset atau hasil pengembalian dari asset. 2 EBT EBT adalah laba perusahaan bank sebelum dikurangi pajak 3 Total aktiva Merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank, terdiri dari: a Aktiva lancar b Aktiva tetap Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA yang baik adalah sekitar 1,5 persen.

2.1.3 Kredit

Menurut Kasmir 2010 : 73 pembiayaan atau kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, Universitas Sumatera Utara berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil ”. Berdasarkan pengertian diatas maka kredit merupakan suatu bentuk usaha yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh keuntungan atau profit dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat. Dalam hal ini tentunya ada kendala, setiap usaha pasti ada risiko dalam menjalaninya. Dalam menjalankan usaha didalamnya pasti terdapat risiko. Terutama perbankan dalam melakukan pemberian kredit. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut Kasmir, 2010 : 74: 1. Kepercayaan Yang merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bank bahwa kredit yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benarbenar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. 2. Waktu Yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. Pada saat pelunasan kredit yang telah disepakati jarak atau jangka waktunya bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. 3. Risiko Universitas Sumatera Utara Yang menyatakan adanya risiko yang mungkin muncul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya. Semakin panjang masa kredit maka semakin besar risiko yang menjadi tanggungan bank, demikian juga sebaliknya. Risiko ini ada yang di sengaja maupun tidak disengaja. 4. Kesepakatan Yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian dimana masing masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 5. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

2.1.4 Pemberian Kredit

Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah bank. Pemberian kredit biasanya dilakukan oleh bank dalam hal menyalurkan dananya kepada masyarakat untuk masyarakat yang kekurangan dana. Termasuk kredit dalam kerangka pembiayaan bersama atau kredit dalam proses penyelamatan. Loan to Deposit Ratio LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang Universitas Sumatera Utara dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat Achmad dan Kusuno, 2003. Menurut Dendawijaya 2005 Loan to Deposit Ratio LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80 dan maksimum 110. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut: LDR = Kredit x 100 Dana Pihak Ketiga 2.1.4.1 Sumber Dana Pemberian kredit Pertumbuhan bank dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana dari masyarakat. Bagi bank dana merupakan persoalan utama, tanpa dana bank tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Dendawijaya 2009 : 46, menyatakan bahwa : “Bagi Universitas Sumatera Utara sebuah bank sebagai lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak dapat berfungsi sama sekali ”. Disamping itu, adapun dana-dana bank yang digunakan sebagai alat operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut Lukman Dendawijaya, 2009 : 46 : 1. Dana Pihak Kesatu Dana dari modal bank sendiri 2. Dana Pihak Kedua Dana pinjaman dari pihak luar 3. Dana Pihak Ketiga Dana dari masyarakat Adapun penjelasan mengenai sumber - sumber dana bank secara lebih rinci, yaitu sebagai berikut : 1. Dana pihak kesatu dana dari modal bank sendiri Dana dari bank sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri yang pertama kalinya ikut mendirikan bank tersebut maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik jika mislanya bank tersebut sudah go public atau merupakan suatu badan usaha terbuka. Dana modal sendiri terdiri atas beberapa bagian pos, yaitu sebagai berikut: a. Modal disetor, adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank didirikan. Pada umunya, sebagai dari setoran pertama modal pemilik bank pemegang Universitas Sumatera Utara saham dipergunakan bank untuk penyediaan sarana perkantoran seperti tanah atau gedung, peralatan kantor, dan promosi untuk menarik minat masyarakat. b. Agio saham, adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham. c. Cadangan-cadangan, adalah sebagian laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari. d. Laba ditahan, adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan oleh mereka sendiri melalui rapat umum pemegang saham untuk tidak dibagikan sebagai deviden, tetapi dimasukkan kembali dalam modal kerja untuk operasional bank. 2. Dana pihak kedua dana pinjaman dari pihak luar Dana dari pihak kedua adalah dana-dana pinjaman yang berasal dari pihak luar, yaitu terdiri atas dana-dana sebagai berikut: a. Call Money , adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh bank, jangka waktu call money biasanya tidak lama, yaitu sekitar satu minggu, satu bulan, dan bahkan hanya beberapa hari saja. Universitas Sumatera Utara b. Pinjaman biasa antar bank, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman biasa dengan jangka waktu relatif lebih lama. Pinjaman ini umumnya terjadi jika antar bank peminjam dan bank memberikan pinjaman kerja sama dalam bantuan keuangan dengan persyartan-persyaratan tertentu yang disepakati kedua belah pihak, jangka waktunya bersifat menengah atau panjang dengan tingkat bunga relatif lebih lunak. c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB, pinjaman dari LKBB lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang sebelum jatuh tempo daripada berbentuk kredit. Pinjaman dari Bank Sentral BI, adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong berprioritas tinggi, seperti kredit-kredit program, misalnya kredit investasi pada sektor-sektor ekonomi harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pemerintah. 3. Dana pihak ketiga dana dari masyarakat Bank bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak selaku perantara bagi keuangan masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu berada ditengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan Universitas Sumatera Utara menyelesaikan permasalahan-permasalahan keuangan dengan sebaik- baiknya merupakan suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Untuk itu, bank selalu berusaha memberikan pelayanan service yang memuaskan masyarakat. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80-90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Dana dari masyarakat terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagi berikut : a. Giro, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. b. Deposito atau simpanan berjangka, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian. c. Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Semua bank diperkenankan untuk mengembangkan sendiri berbagai jeniis tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa perlu adanya persetujuan dari bank sentral Bank Indonesia. Selain tiga macam bentuk dana dari pihak ketiga tersebut, masih terdapat beberapa macam dana dari pihak ketiga yang diterima bank. Akan tetapi, dana-dana ini sebagian besar bersifat sementara, seperti Universitas Sumatera Utara uang titipan, transfer, setoran jaminan Letter of Credit dalam maupun luar negeri.

2.1.5 Resiko Kredit

Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran cicilan pokok kredit beserta bunga bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit Dendawijaya, 2009 : 82. Secara umum diartikan sebagai bentuk-bentuk peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorang atau sebuah institusi untuk mencapai tujuannya. Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau default debitur yang tidak dapat diperkirakan. Menurut Ktut Silvanita 2009 : 28, Risiko kredit adalah risiko pinjaman tidak kembali sesuai dengan kontrak, seperti penundaan, pengurangan pembayaran suku bunga danatau pinjaman pokoknya, dan tidak membayar pinjaman sama sekali. Risiko kredit sering direfleksikan dengan Non Performing Loan NPL. NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit yang disalurkan bank semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam melakukan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali Universitas Sumatera Utara kewajibannya. Dendawijaya 2009 : 82 menyatakan bahwa, implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa sebagai berikut: 1 Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income pendapatan dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. 2 Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR Bad Debt Ratio menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. 3 Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR Capital Adequacy Ratio . 4 Menurunnya tingkat kesehatan bank. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001 perhitungan Non Performing Loan adalah sebagai berikut: NPL = Kredit Macet x 100 Total Kredit Perhitungan NPL terdiri dari : 1. NPL= Non performing loan , rasio risiko kredit 2. KM = Kredit macet Kredit yang tidak dapat ditagih 3. TK = Total Kredit Universitas Sumatera Utara

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai tingkat profitabilitas telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Listio Juni Harty Lumbanga ol 2014 Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012 Variabel Dependen : Tingkat Profitabilitas Variabel Independen : Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Hasil dari penelitian ini adalah variabel risiko kredit NPL dan tingkat kecukupan modal CAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas ROA. 2 Melina 2014 Analisis Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT.BANK NEGARA INDONESIA,T bk Pekanbaru Variabel Dependen : Tingkat Profitabilitas Variabel Independen : Analisis Pengaruh Risiko Kredit Hasil dari penelitian ini adalah pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas memiliki pengaruh yang besar artinya profitabilitas pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, begitu tergantung pada risiko kredit. Universitas Sumatera Utara 3 Fitri Kania 2013 Pengaruh Intensifitas Pemberian Kredit Konsumsi dan Tingkat Non Performing Loan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Pada Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Tingkat profitabilitas Variable Independen : Pengaruh Intensifitas Pemberian Kredit Konsumsi dan Tingkat Non Performing Loan Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan secara parsial intensifitas pemberian kredit konsumsi dan non performing loan berpengaruh terhadap profitabilitas bank 4 Fifit Syaiful Fitri 2013 Pengaruh Resiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Tingkat Profitabilitas Variabel Independen : Pengaruh Resiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Hasil dari penelitian ini adala risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan NPL mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2006- 2010. Tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio CAR mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2006-2010.h 5 Yoli Lara Sukma 2013 Pengaruh Dana Pihak Ketiga,Kecukup an Modal dan Resiko Kredit Terhadap Profitabilitas Variable Dependen : Tingkat Profitabilitas Variable Independen : Pengaruh Dana Pihak Ketiga,Kecukupan Modal dan Resiko Kredit Hasil dari penelitian ini adalah Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Kecukupan modal yang diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Risiko Kredit yang diukur dengan Non Performing Loan berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas pada Universitas Sumatera Utara 2.3 Hubungan Antar Variabel 2.3.1 Hubungan Pemberian Kredit dengan Tingkat Profitabilitas