Sura Baik Sitepu : Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.3. Batang garpu dan bilah dalam mesin jenis V Dari ketiga jenis batang torak diatas yang akan direncanakan adalah jenis normal. Jenis
ini umum digunakan pada kendaraan yang menggunakan mesin jenis standart.
2.2. Bahan Pengecoran 2.2.1. Baja Cor
Baja cor digolongkan dalam baja karbon dan baja paduan. Coran baja karbon adalah paduan besi karbon,dan digolongkan menjadi tiga macam yakni : baja karbon redah C 0.2 ,
baja karbon menengah 0.2 – 0.5 C , baja karbon tinggi 0.5 – 2 C. Kadar karbon yang rendah menyebabkan kekuatan rendah, perpanjangan elongation yang tinggi dan harga bentur
serta sifat mampu las yang baik. Titik cair baja cor sekitar 1500 C, mampu cornya lebih buruk
dibandingkan dengan besi cor, akan tetapi baja cor dapat dipergunakan baik sekali sebagai bahan
untuk bagian – bagian mesin, sebab kekuatannya yang tinggi dan harganya murah.
Baja cor paduan adalah baja cor yang ditambah unsur–unsur paduan seperti : Mangan, Krom, Molibdenum, atau Nikel. Unsur paduan ini di butuhkan untuk memberikan sifat – sifat yang
khusus pada baja tersebut seperti : sifat tahan aus, tahan asam, dan tahan korosi.
2.3. Sifat – Sifat Logam Cair
2.3.1. Perbedaan antara Logam Cair dan Air
Logam cair adalah cairan logam yang seperti air. Perbedaan antara logam cair dengan air
adalah :
1. Berat jenis logam cair lebih besar dari pada air Air = 1,0 ; Besi Cor = 6,8 – 7,0 ; Baja cor
= 7,8 ; paduan Aluminium = 2,2 – 2,3 ; paduan Timah = 6,6 – 6,8 dalam Kgdm
3
.
Sura Baik Sitepu : Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
2. Kecairan logam sangat tergantung pada temperatur Air cair pada 100
C, sedangkan logam pada temperatur yang sangat tinggi .
3. Air mengakibatkan permukaan wadah yang bersentuhan dengannya basah sedangkan
logam cair tidak.
2.3.2 Kekentalan Logam Cair
Aliran logam cair sangat tergantung pada kekentalan logam cair dan kekasaran permukaan saluran. Kekentalan tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin
rendah kekentalannya, demikian juga bila temperatur turun maka kekentalan akan meningkat. Kekentalan yang makin tinggi menyebabkan cairan logam sukar mengalir dan bahkan kehilangan
mampu alir. Kekentalan juga tergantung pada jenis logam.
2.3.3 Aliran Logam Cair
Bila suatu cairan di dalam bejana mengalir keluar melalui suatu lubang di dinding bejana tersebut dengan tinggi permukaan cairan diukur dari pusat lubang adalah h , maka kecepatan aliran
yang keluar adalah:
dimana: C = koefisien kecepatan aliran g = percepatan grafitasi
Bila lubang diganti dengan pipa maka akan timbul gesekan antara cairan logam dengan dinding dari pipa yang mengakibatkan kecepatan aliran berkurang
menurut persamaan berikut:
Jika aliran yang keluar dari pipa menumbuk suatu dinding yang tegak lurus dengan sumbu pipa dengan kecepatan v , laju aliran Q, dan berat jenis , maka gaya tumbuk yang terjadi
adalah :
h g
2 C
v =
h g
2 C
v =
g v
Q F
P
γ =
Sura Baik Sitepu : Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.4. Kecepatan aliran yang keluar dari bejana Sumber : Prof.Ir.Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 1986, Hal.13
2.4. Pembekuan Logam.