Persediaan barang di Instal Simpan diawasi dengan ketat dimana pemasukan dan pengeluaran barang dicatat di kartu gudang. Bangunan Instal
Simpan terdiri dari ruangan administrasi, ruang sejuk AC, ruang sampling kelas III, ruang timbang, ruang bahan aktif, ruang bahan cair dan ruang produk
jadi, ruang bahan pembantu, ruang embalage, ruang timbang yang dilengkapi AC dan penyedot debu serta hasil timbang.
3.6 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan Instal Har
Instalasi pemeliharaan merupakan pelaksana fungsi pemeliharaan dan perbaikan terhadap alat produksi sehingga siap digunakan, penatalaksanaan
limbah industri, menyiapkan utilitas guna mendukung kegiatan produksi dan merencanakan kebutuhan suku cadang untuk mendukung kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan. Seluruh kegiatan pemeliharaan dan perbaikan dilaporkan kepada Kalafi.
3.7. Fasilitas Pendukung Utility
Fasilitas pendukungutility antara lain terdiri dari pengolahan air baku farmasi, instalasi listrik, instalasi uapboiller dan instalasi udara bertekanan dan
sistem tata udara AHS. Sumber air bersih didapat dari suplai Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui
instalasi pengolahan air. Air baku farmasi adalah air yang telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku air untuk produksi steril maupun nonsteril.
Penanggung jawab pengolahan fasilitas utility ini adalah Kepala Instalasi
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan Instal Har. Fasilitas utility terdiri dari : 1
Instalasi Listrik Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar
2000 kW. Pada saat ini belum digunakan generator karena beberapa pertimbangan antara lain karena jarang terjadi pemadaman listrik dari
PLN dan penggunaan generator terdapat delayed bila listrik dari PLN padam. Tetapi pada produksi steril diperlukan adanya aliran listrik secara
terus-menerus sehingga dipertimbangkan untuk menggunakan generator. 2
Instalasi Air Demineralisata Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM
kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui instalasi pengolahan air. Pemilihan PDAM sebagai sumber air oleh Lafi Ditkesad adalah
karena banyaknya kandungan logam pada air tanah. Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki yang
tertanam di dalam tanah ground tank kemudian dialirkan melalui pipa ke dalam suatu alat filtrasi. Air yang diolah menjadi air demineralisata
mengalami beberapa tahap penyaringan: a
Saringan Pasir sand filter Saringan pasir berfungsi untuk mengikat kotoran-kotoran dan
kaporit yang terbawa air selama pengolahan air di PDAM.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
b Saringan Karbon carbon filter
Saringan karbon berfungsi untuk menyerap bau, rasa, warna, kontaminan organik dan unsur chlor yang ditambahkan pada
pengolahan air di PDAM. c
Resin Kation Resin kation berfungsi untuk menghilangkan ion-ion positif dan
ditukar dengan ion hidrogen. d
Resin Anion Resin anion berfungsi untuk menghilangkan ion-ion negatif dan
ditukar dengan ion hidroksida, sehingga menghasilkan air dengan kandungan Total Dissolved Solid TDS kurang dari 8 ppm dan
silika kurang dari 0,1 ppm. e
Setelah mengalami beberapa tahap pemurnian, air demineralisata dialirkan ke ruangan-ruangan produksi untuk digunakan.
3 Instalasi Air Suling
Instalasi air suling merupakan kelanjutan dari instalasi air demineralisata yang dihubungkan dengan alat dan pemroses aquadest, dengan alat ini
dihasilkan air suling. 4
Instalasi Boiller Steam Air baku untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang
ditekan melalui pompa air masuk ke filter kemudian ditampung di dalam tangki stainless steel untuk mensuplai steam. Air dipanaskan melalui
boiler hingga menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi otomatik dengan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
alat-alat pengaman yang lengkap. Udara panas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa ke ruang-ruang produksi yang membutuhkannya.
5 Instalasi Udara Bertekanan
Udara bertekanan diperoleh dengan menggunakan alat kompresor yang bekerja secara otomatis dengan alat pressure switch. Kompresor juga
dilengkapi dengan air dryer, main line filter, mist separator dan micro mist separator. Instalasi kompresor ini digunakan hanya pada peralatan
yang memerlukan udara bertekanan. 6
Sistem Tata Udara Air Handling System AHS Sistem tata udara merupakan suatu penanganan terpadu terhadap seluruh
ruangan yang membutuhkan spesifikasi tentang komponen–komponen yang mempengaruhi kualitas udara antara lain jumlah partikel, sistem
tekanan positif, jumlah cemaran biologi, kelembaban dan temperatur. Sistem tata udara meliputi hal – hal berikut:
a Kebutuhan sistem tata udara bagi industri farmasi
b Kebutuhan teknis suatu sistem tata udara
c Model sistem tata udara
Kebutuhan sistem tata udara berkaitan dengan kondisi ruangan yang memegang peran penting dalam pengerjaan produk obat. Sistem tata
udara, desain, proses pengoperasian, dan prosedur pembersihan yang tidak memadai merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kontaminasi
silang yang dapat mempengaruhi kualitas produk obat yang dihasilkan.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kontaminasi silang dapat diminimalisasikan dengan: a
Prosedur personalia b
Fasilitas yang memadai c
Penggunaan sistem tertutup d
Prosedur pembersihan yang memadai dengan bukti validasi e
Konsep kelas higiene yang tepat Adapun parameter yang digunakan untuk menentukan kelas-kelas suatu
ruangan produksi dalam industri farmasi yaitu: a
Jumlah partikel di udara lingkungan b
Jumlah mikroba di udara lingkungan dan pada permukaan obyek c
Jumlah pergantian udara d
Kecepatan dan pola aliran udara e
Jenis dan posisi filter f
Perbedaan tekanan antar ruangan Sistem tata udara AHU terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
a. Weather louvre : mencegah masuknya benda asing serangga,
kotoran, hujan dari udara luar. b.
Silencer : mengurangi kebisingan oleh udara keluar c.
Flow rate controller : mengatur volume udara secara otomatis malam dan siang
d. Control damper : menetapkan volume udara yang masuk ke
dalam ruangan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
e. Heating unit : memanaskan udara ke temperatur yang
diinginkan f.
Cooling unit dehumidifier : mendinginkan udara ke temperatur yang diinginkan atau menghilangkan kelembaban udara
g. Humidifier : membuat udara ke kelembaban yang diinginkan
h. Filters : meneliminasi partikel dan mikroorganisme
i. Ducts : menyalurkan udara
Gambar 1. Komponen air handling unit AHU 3.8
Penanganan Limbah
Limbah dari industri farmasi harus diolah sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan di
sekitar industri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan proses pengujian, yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pada produksi obat non betalaktam, pengolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan dust collector yaitu limbah debu disedot dari ruang
produksi dengan vakum kemudian dikumpulkan dalam kantong penampung dan dibakar. Khusus untuk limbah dari proses penyalutan tablet, terlebih dahulu
diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi non betalaktam langsung dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah.
Pada produksi betalaktam, pengolahan limbah terlebih dahulu diolah melalui air washer, dimana limbah padat debu-debu disedot oleh vakum dari ruangan
yang berdebu seperti ruangan strip, isi kapsul, cetak, coating, campur dan ruang isi sirup kering, kemudian disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu
akan jatuh di bak penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi yang dilengkapi dengan dozing pump dan pH meter. Cairan ini didestruksi untuk memecah cincin
betalaktam dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang diteteskan secara otomatis sampai diperoleh pH 9, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl.
Sedangkan limbah cair produksi obat betalaktam tidak melalui air washer. Selanjutnya, limbah hasil produksi betalaktam disalurkan ke IPAL untuk
dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengolahan limbah pada IPAL menggunakan prinsip fisika, kimia dan
mikrobiologi. Cara fisika dilakukan dengan cara mengendapkan kotoran pada bak pengendap. Cara kimia dilakukan dengan menambahkan koagulan PAC Poly
Aluminium Chloride pada bak koagulan dan flokulan polimer anionik pada bak flokulasi. Cara mikrobiologi dilakukan pada bak aerasi dengan cara
mengembangbiakkan bakteri aerobik di dalamnya agar dapat menghancurkan zat-
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
zat organik. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri ditambahkan pupuk urea atau NPK sebagai nutrisi untuk bakteri.
Tahapan pengolahan air limbah di IPAL meliputi beberapa tahap proses sebagai berikut:
1 Bak sedimentasi Awal
Air limbah yang masuk dari produksi betalaktam dari bak destruksi maupun non betalaktam dan laboratorium akan ditampung dan
pengotornya diendapkan dalam bak ini. Kemudian dialirkan ke bak pengendapan sedimentasi pertama.
2 Bak Sedimentasi Pertama
Disini terjadi proses pengendapan kembali dengan prinsip pengendapan dan juga berdasarkan tinggi rendahnya bak.
3 Bak Equalisasi
Bak ini dilengkapi dengan pompa untuk mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata, yaitu pada jam kerja dan di luar jam kerja.
Bak ini juga disertai dengan pengaduk untuk mengaduk bahan-bahan organik agar tidak mengendap.
4 Bak Aerasi
Air limbah masuk ke dalam bak ini dengan menggunakan pompa secara kontiniu. Di dalam bak ini terdapat bakteri aerobik yang berguna untuk
menghancurkan zat-zat organik. Bak ini dilengkapi dengan aerator untuk memasukkan oksigen ke dalam air limbah. Selain itu di dalam bak ini
terdapat pengaduk yang berfungsi untuk mengaduk air limbah sehingga
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
bakteri menyebar merata dan menjaga agar keseluruhan air limbah mengalami kontak langsung dengan udara. Untuk menjaga pertumbuhan
bakteri ditambahkan pupuk urea NPK sebagai nutrisi untuk bakteri. 5
Bak Sedimentasi Kedua Clarifier Air limbah dari bak aerasi mengalir ke dalam bak sedimentasi kedua.
Dalam bak ini hanya terjadi proses pengendapan. Bak berbentuk kerucut di bagian bawah untuk menampung endapan.
6 Bak Koagulasi
Cairan dari bak sedimentasi kedua masuk ke dalam bak koagulasi. Di dalam bak ini ditambahkan koagulan PAC Poly Aluminium Chloride
dengan menggunakan dozing pump yang disertai dengan pengaduk. Konsentrasi PAC yang diteteskan dalam larutan yaitu 50 kg PAC dalam
1000 L air. Bak koagulasi berfungsi sebagai bak penampung koagulan. 7
Bak Flokulasi Dari bak koagulasi cairan dialirkan ke bak flokulasi yang berfungsi untuk
mengendapkan endapan yang masih terbawa. Di dalam bak ini ditambahkan polimer anionik sebagai flokulan dengan konsentrasi 1 kg
polianionik dalam 1000 L air sehingga terbentuk flok-flok yang kemudian diendapkan. Dari bak flokulasi, cairan yang sudah jernih mengalir ke bak
kontrol melalui bidang miring, sedangkan cairan yang masih mengandung endapan dialirkan ke bak sedimentasi ketiga.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
8 Bak Pengendapan akhir Bak Sedimentasi Ketiga
a Dari bak flokulasi, cairan yang masih mengandung endapan dialirkan
ke dalam bak sedimentasi ketiga yang berbentuk kerucut di bagian bawah bak. Pada bak ini diberi karung yang berfungsi sebagai
penyaring untuk menampung endapan, sedangkan cairan yang lebih jernih masuk ke dalam bak penampung cairan.
b Bak Penampung Cairan
Dari bak ini cairan yang kemungkinan masih mengandung endapan dialirkan ke bak sedimentasi pertama untuk dilakukan pengolahan
kembali sampai limbah tersebut benar-benar bersih dari senyawa kimia yang berbahaya.
9 Bak Bidang Miring
Bak bidang miring berbentuk miring ke satu arah untuk menahan endapan dan partikel-partikel lain yang masih terdapat dalam air limbah dari bak
flokulasi. Melalui bak bidang miring ini, air dari bak flokulasi mengalir ke bak kontrol.
10 Bak Kontrol
Cairan yang sudah jernih dialirkan ke bak kontrol yang berisi ikan sebagai kontrol biologi untuk diperiksa kadar COD dan BOD, jumlah zat padat
total yang terlarut dan pH. Jika hasilnya memenuhi syarat air dapat dibuang ke saluran pembuangan akhir.
Parameter yang harus dipantau untuk limbah cair adalah : 1. pH
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
2. Suhu 3. Total Suspended Solid TSS
4. Total Dissolved Solid TDS 5. Biological Oxygen Demand BOD
6. Chemical Oxygen Demand COD
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Farmasi Menurut Kep- 51MENLH101995
Parameter Proses pembuatan
Bahan Formula mgL
Formulasi Pencampuran
mgL BOD 100
75 COD 300
150 TSS 100
75 Total-N
30 -
Fenol 1,0 - Denah IPAL dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.9 Dokumentasi