6 Melaksanakan In Process Control IPC selama proses produksi dan
memberikan keputusan atas diluluskan atau tidaknya hasil suatu tahap produksi sampai hasil produk akhirnya.
7 Melaksanakan pengujian terhadap hasil jadi suatu sediaan yang diperoleh.
Dicatat pada Catatan Pengujian sediaan jadi. 8
Meneliti dokumen produksi Catatan Pengolahan dan Pengemasan Bets sebelum obat diluluskan.
9 Melaksanakan uji stabilitas dipercepat untuk menetapkan kondisi
penyimpanan dan massa edar suatu produk. 10
Membantu pelaksanaan validasi proses produksi. 11
Memantau stabilitas produk-produk yang telah dikeluarkan atau didistribusikan sampai beberapa waktu setelah batas kadaluarsa terutama
untuk sediaan antibiotika. 12
Hasil pengujian laboratorium yang dilaksanakan diringkas, dicatat dan didokumentasikan dalam lembaran yang disebut Laporan Hasil Pengujian.
3.3 Kegiatan Instalasi Penelitian dan Pengembangan Instal Litbang
Dalam menjalankan
tugasnya Instal Litbang melakukan penelitian terhadap
produk baru dan pengembangan produk lama untuk memperoleh kualitas yang lebih baik. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pengajuan rencana penelitian
dan pengembangan produk Lafi Ditkesad yang meliputi: 1
Membuat spesifikasi teknis bahan baku obat, bahan pembantu dan bahan pengemas embalage.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
2 Mencari dan meneliti formula yang dapat dikembangkan sebagai produk
Lafi Ditkesad. 3
Merevisi ulang suatu formula yang sudah ditetapkan bila suatu saat terjadi perubahan alat, bahan baku dan komponen produksi lainnya.
4 Mengadakan evaluasi terhadap keluhan yang terjadi dan obat kembalian.
3.4 Kegiatan Instalasi Produksi Instal Prod
Kegiatan produksi obat-obatan dilaksanakan oleh Instalasi Produksi yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian. Produk yang
dihasilkan oleh Lafi Ditkesad berupa produk beta laktam dan produk non betalaktam. Pada Instalasi Produksi terdapat empat seksi yaitu: seksi sediaan
padat, seksi sediaan cairsteril, seksi sediaan khusus dan seksi kemas. Masing- masing seksi dikepalai oleh seorang Kepala Seksi Apoteker.
Obat-obat yang diproduksi oleh Lafi Ditkesad tidak diperdagangkan bagi masyarakat umum, sehingga tidak memiliki nomor registrasi yang didaftarkan di
Badan POM, namun demikian proses produksinya tetap dilaksanakan sesuai dengan Pedoman CPOB yang dikeluarkan oleh Badan POM.
Rencana produksi dibuat berdasarkan pada banyaknya jenis obat yang diminta, jenis peralatan yang dimiliki kapasitas dan spesifikasi mesin, jumlah
sumber daya manusia, jam kerja serta waktu produksi yang tersedia. Seluruh proses produksi yang dilaksanakan, dicatat dan didokumentasikan
dalam Catatan Pengolahan dan Pengemasan Bets Batch Record yang disusun oleh tim CPOB dan disetujui oleh Kepala Instal Wastu dan Kepala Instal
Produksi, kemudian didistribusikan dan didokumentasikan. Proses produksi
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
dimulai dari penimbangan bahan baku yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Instal Simpan berdasarkan Batch Record untuk setiap produk. Barang yang telah
dikeluarkan dari Instal Simpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan padat, seksi sediaan cair steril,
seksi sediaan khusus. Berikut ini adalah uraian mengenai proses produksi pada masing-masing
seksi yang ada di Instalasi Produksi:
3.4.1 Seksi Sediaan Padat Si Diadat
Kasi Diadat adalah seorang Apoteker. Pada seksi ini dilakukan kegiatan produksi tablet, kapsul dan sirop kering non betalaktam. Kegiatan di seksi ini
meliputi kegiatan penimbangan, pencampuran, pengeringan, granulasi, pencetakan, penyalutan dan stripping.
a Sediaan Tablet
Ruang produksi tablet terdiri dari ruang mucilago, ruang campur, ruang granulator, ruang pengering, ruang pengayakan, ruang cetak, ruang
penyalutan, ruang stripping dan ruang cuci alat. Ruangan-ruangan ini dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai, AC, ventilator
dengan penghisap debu dan lapisan epoksi pada dinding dan lantai. Peralatan yang digunakan oleh seksi sediaan padat untuk pembuatan
tablet diantaranya adalah mesin pembuat mucilago dengan energi panas dari uap, mesin pencampur basah sekaligus campur kering, oven
pengering, granulator, mesin cetak tablet, mesin salut film serta mesin strip tablet.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Metoda pembuatan tablet yang biasa digunakan adalah metoda cetak langsung dan metoda granulasi basah. Tablet yang diproduksi adalah
tablet biasa, tablet kunyah, tablet lapis dan tablet salut film. Ukuran tablet berdiameter 7.5, 10, 12, 13 mm. Proses pembuatan tablet di Lafi Ditkesad
menggunakan metoda granulasi basah dimulai dengan urutan sebagai berikut:
1 Proses penimbangan bahan baku
Pada proses ini dilakukan penimbangan terhadap bahan baku dan bahan tambahan lainnya di ruang timbang pada kelas III.
2 Proses pembuatan bahan pengikat mucilago
Pada proses pembuatan mucilago harus diperhatikan bahwa bahan mucilago telah dicampur homogen sebelum penambahan aqua
demineralisata panas. Kemudian dilakukan pengadukan sampai terbentuk massa bening. Pembuatan mucilago ini dilakukan di dalam
tangki pemanas double jacket. 3
Proses pencampuran bahan berkhasiat dengan fase dalam Bahan berkhasiat dicampurkan dengan fase dalam, diaduk sampai
homogen. Pada pencampuran ini yang harus diperhatikan adalah waktu pencampuran, putaran mesin dan kapasitas mesin pencampur agar
dihasilkan massa yang homogen. 4
Proses granulasi basah Pada proses granulasi ditambahkan sejumlah bahan pengikat
mucilago ke dalam hasil campuran zat berkhasiat dengan fase dalam
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
dan diaduk hingga homogen sampai terbentuk massa yang dapat dikepal.
5 Proses pengeringan
Massa yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu dan waktu tertentu sampai terbentuk massa setengah kering tergantung
jenis tablet yang dibuat. 6
Proses pengayakan Massa setengah kering diayak dengan ayakan mesh tertentu
tergantung dari jenis dan ukuran tablet. 7
Proses pengeringan Setelah diayak massa kembali dikeringkan di oven pada suhu dan
waktu tertentu sampai mencapai kadar air sekitar 2-5 tergantung jenis tablet yang dibuat.
8 Proses pengayakan
Setelah kering, massa diayak kembali dengan ayakan ukuran mesh tertentu sampai menjadi granul.
9 Pengawasan mutu
Pada granul yang telah dikeringkan dilakukan uji mutu IPC meliputi pemeriksaan kadar air granul.
10 Proses pembuatan massa cetak
Setelah granul lulus dalam uji mutu IPC dibuat massa cetak yaitu dengan penambahan pelincir dan penghancur luar kemudian
diaduk hingga homogen.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
11 Pengawasan mutu
Sebelum massa cetak dicetak, dilakukan uji mutu IPC terhadap massa cetak meliputi pemeriksaan homogenitas dan kadar zat aktif.
12 Proses pencetakan tablet
Setelah lulus uji mutu dilakukan pencetakan tablet dengan mesin yang sesuai dengan ukuran diameter dan berat tablet yang diinginkan.
Untuk tablet berlapis dua dibuat sedemikian rupa sehingga kedua lapisan warna sama tebal dan tidak tersisa granul salah satu warnanya
saja pada hopper. Selama pencetakan harus diperhatikan kekerasan dan keregasan tablet, kemudian hasil pencetakan dialirkan ke dalam alat
deduster untuk menghilangkan debufines yang masih ada pada permukaan tablet.
13 Pengawasan mutu
Selama pencetakan dilakukan IPC di ruang produksi meliputi keseragaman bobot, kekerasan dan ketebalan. Sedangkan uji mutu oleh
Wastu meliputi uji waktu hancur, keregasan, diameter tablet, kadar bahan aktif dan uji disolusi pada hasil pencetakan.
14 Proses penyalutan
Setelah dicetak, tablet ada yang disalut dan ada yang langsung distrip. Untuk tablet yang disalut maka pada proses penyalutan harus
diperhatikan suhu, frekuensi penyemprotan, kecepatan putar panci penyalut dan sudut penyemprotan.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
15 Pengawasan mutu
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap tablet salut adalah waktu hancur, tebal tablet dan penambahan bobot tablet.
16 Proses penyetripan
Tablet salut ataupun tablet biasa yang telah lulus uji mutu, distrip dengan menggunakan bahan pengemas Polycello atau Polycellonium
sebagai pengemas primer. Suhu mesin tidak boleh terlalu rendah karena akan menyebabkan kemasan tidak dapat melekat satu sama lain
dan juga tidak boleh terlalu tinggi karena akan merusak kemasan itu sendiri. Untuk bahan pengemas Polycello suhu mesin diatur antara ±
60
o
–80
o
C, sedangkan untuk bahan pengemas Polycellonium suhu mesin diatur antara 80
o
– 100
o
C. 17
Pengawasan mutu Uji mutu IPC yang dilakukan pada hasil penyetripan berupa
pemeriksaan uji kebocoran strip. Tablet yang telah distrip didorong ke seksi kemas untuk dikemas dan dikirim ke Instal Simpan. Untuk
pembuatan tablet dengan metoda cetak langsung dimulai dari proses penimbangan bahan baku, selanjutnya mengikuti proses pencampuran
massa cetak sampai dengan proses penyetripan dan pengemasan tanpa melalui proses granulasi.
b Sediaan Kapsul
Ruang produksi kapsul terdiri dari ruang pencampuran, ruang pengisian dan polishing, serta ruang stripping. Peralatan yang digunakan
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
untuk pembuatan kapsul diantaranya adalah mesin pencampur, mesin pengisi kapsul, mesin polishing dan mesin strip. Proses produksi kapsul
terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1
Penimbangan bahan baku Penimbangan bahan baku antara lain penimbangan bahan aktif,
bahan pengisi, bahan pelincir di ruang timbang pada kelas III. 2
Pencampurangranulasi Setelah semua bahan ditimbang, dilakukan proses pencampuran
hingga homogen. Bahan yang diisikan ke dalam kapsul ada yang harus digranulasi terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat alirnya, sedangkan
untuk bahan yang tidak digranulasi langsung diisikan pada cangkang kapsul.
3 Pengawasan mutu
Sebelum diisikan ke dalam cangkang kapsul, hasil pencampuran massa kapsul dilakukan IPC In Process Control oleh Instal Wastu
untuk diperiksa homogenitas dan kadar zat aktifnya. 4
Pengisian kapsul Setelah massa kapsul diluluskan oleh Instal Wastu maka massa
kapsul diisikan ke dalam cangkang kapsul. Selama pengisian, dilakukan pengawasan mutu IPC untuk diperiksa keseragaman bobot,
kadar zat aktif dan waktu hancur.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
5 Polishing
Sebelum kapsul distrip, kapsul mengalami polishing terlebih dahulu untuk menghilangkan debu-debu yang menempel pada bagian
luar cangkang kapsul. 6
Penyetripan Setelah
dipolishing maka kapsul siap distrip dengan cara yang sama seperti pada proses stripping tablet.
7 Pengawasan mutu
Pada hasil penyetripan dilakukan uji mutu IPC meliputi tes kebocoran strip. Kapsul yang telah lulus uji mutu siap dikemas dan
dikirim ke Instal Simpan.
3.4.2 Seksi Sediaan CairSteril Si Dia CairSteril
Kepala seksi sediaan cairsteril adalah seorang Apoteker yang
bertanggung jawab kepada Kepala Instal Produksi. Seksi sediaan cairsteril ini memproduksi obat-obatan yang terdiri dari sediaan salep, sediaan sirup dan
sediaan cairan obat luar.
a Sediaan Salep
Produksi salep masih dilakukan pada bangunan lama yang terdiri dari ruang pencampuran dan ruang pengisian. Peralatan yang digunakan
antara lain: panci double jacket, mesin pencampur salep dan mesin pengisi-penutup salep otomatis.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pembuatan salep dimulai dari: 1
Penimbangan bahan baku dilaksanakan di di ruang timbang pada kelas III.
2 Pelelehan basis
3 Basis dilelehkan pada panci double jacket, disaring kemudian
didiamkan selama satu malam. 4
Pencampuran 5
Bahan basis yang telah dilelehkan dimasukkan ke dalam mesin pencampur zat kemudian masukkan zat aktif, campur, aduk
sampai homogen pada suhu 40 C di dalam mesin pencampur
“Homomixer”. 6
Pengawasan mutu 7
Pada hasil proses pencampuran dilakukan uji mutu IPC terhadap
homogenitas, pH dan kadar zat aktif. 8
Pengisian ke dalam tube 9
Setelah lulus uji mutu, massa salep diisikan ke dalam tube dengan suhu yang terjaga sekitar 40
C. 10
Pengawasan mutu 11
Pada hasil pengisian dilakukan uji mutu IPC untuk diperiksa keseragaman isi tube dengan cara menimbang tube satu persatu
yang dilakukan setiap 15 menit, setelah lulus uji mutu, tube yang berisi salep dikemas dan dikirim ke Instal Simpan.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
b Sediaan Sirup
Ruang produksi sirup terdiri dari ruang pencampuran, ruang pengisian, ruang pencucian alat. Peralatan yang digunakan antara lain
mixer, colloid mill, panci double jacket, drum stainless, mesin pengisi sirup, penutup botol dan pemasangan etiket yang merupakan satu
rangkaian In Line Process.
Proses pembuatan sirup diawali dengan:
1 Penimbangan bahan baku yang dilaksanakan di di ruang timbang
pada kelas III. 2
Pembuatan larutan gula pekat Syrupus Simplex Pembuatan larutan gula pekat dilakukan pada panci double jacket.
Pemanasan menggunakan uap air yang dihasilkan oleh ketel uap. 3
Pencampuran Zat aktif dan zat tambahan lain zat pewarna dan pengawet
masing-masing dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sampai larut sempurna, kemudian dicampur dengan larutan gula pekat. Essence
dapat ditambahkan jika diperlukan dan volume ditambahkan sampai tanda batas yang telah ditentukan.
4 Pengawasan mutu
Pada hasil pencampuran dilakukan uji mutu IPC terhadap homogenitas larutan, kadar zat aktif, pH larutan dan berat jenis.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
5 Pengisian, penutupan dan labelling
Setelah lulus uji mutu dilakukan pengisian, penutupan dan pemberian etiket atau label dilakukan dengan mesin ban berjalan
yang bekerja secara semi otomatis. Pada proses ini dilakukan kontrol setiap 15 menit terhadap keseragaman volume, hasil
penutupan dan pemasangan label. 6
Pengawasan mutu Pada produk yang telah dikemas dilakukan pengambilan sampel
untuk dilakukan pemeriksaan mutu meliputi keseragaman isivolume, kadar zat aktif, pH larutan dan bobot jenis. Setelah
lulus uji mutu dilakukan pengemasan kemudian diserahkan ke Instal Simpan.
c Sediaan Injeksi
Ruang produksi injeksi merupakan ruang kelas I dan kelas II yang terdiri dari ruang penimbangan, ruang pencampuran dan penyaringan, ruang
pengisian dan penutupan, ruang pencucian, pengeringan, sterilisasi, visual dan ruang kemas. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan injeksi adalah mesin
pencuci vial atau ampul, oven, autoclave, mesin pengisi dan penutup vial atau ampul. Sediaan injeksi untuk saat ini tidak diproduksi karena sudah dialihkan ke
Labiomed Jakarta.
3.4.3 Seksi Sediaan Khusus Si Diasus
Seksi sediaan khusus terdiri dari produksi betalaktam dan Sefalosporin. Produksi Sefalosporin belum dimulai karena bangunan produksi belum jadi.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Proses produksi betalaktam dilakukan pada gedung yang terpisah dengan produksi non betalaktam untuk menghindari terjadinya pencemaran silang.
Gedung produksi betalaktam telah dilengkapi dengan sistem pengaturan udara Air Handling System, air washer, air shower, dan ruang penyangga air lock.
Lantai, dinding dan langit-langit dilapisi oleh bahan epoksi untuk memudahkan pembersihan.
Ruang kelas I terdiri dari Laminar Air Flow LAF, ruang kelas II meliputi koridor kelas II, air shower, ruang isi vial dan ruang staging steril.
Ruang kelas III meliputi ruang timbang, ruang staging, ruang campur, ruang cetak tablet, ruang karantina, ruang salut film, ruang penyetripan, ruang isi kapsul,
ruang isi sirup kering, ruang cuci vial, ruang botol bersih, ruang simpan alat, ruang IPC, loker kelas III wanita dan pria. Ruang kelas IV meliputi ruang coding,
ruang kemas, ruang karantina obat jadi, ruang gudang sejuk, ruang gudang botolvial, ruang cuci botol, ruang simpan alat, ruang laundry dan loker kelas IV
wanita dan pria. Sistem pengaturan udara Air Handling SystemAHS untuk ruang kelas I
dan kelas II dilakukan dengan sistem recycle udara dari kelas III disaring kemudian ditambah udara segar 10-20 , sementara untuk ruang kelas III
dengan sistem pengolahan udara terbuka udara segar yang masuk disaring dengan pre-filter dan medium filter. Kondisi ruangan di betalaktam selalu diukur
secara berkala untuk mengukur pertukaran udara, suhu udara, kelembaban dan jumlah partikel serta perbedaan tekanan udara.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Setiap personil yang masuk ke ruangan betalaktam diharuskan menggunakan pakaian khusus lengkap dengan aksesorisnya yang berupa masker
untuk wajah, sepatu dan sarung tangan. Sebelum memasuki ruangan, diharuskan melewati air shower yang dimaksudkan untuk menghilangkan partikel-partikel
pengotor yang melekat pada pakaian. Setelah selesai melaksanakan kegiatan produksi, setiap personel diharuskan untuk membersihkan diri dengan cara
mandi.
3.4.4. Seksi Kemas Si Kemas
Kasi kemas adalah seorang Apoteker yang bertanggung jawab kepada Ka Instal Produksi. Pengemasan dilakukan pada produk ruahan tablet, kapsul, sirup
dan salep. Pengemasan tablet dilakukan setelah proses stripping. Tablet yang sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam zak plastik dan
dislep, setiap zak plastik berisi 25 strip, tiap-tiap strip berisi 10 tablet. Hasil slep dimasukkan ke dalam dus dimana setiap dus isinya berbeda sesuai dengan ukuran
diameter tablet. Untuk tablet dengan diameter 7,5 mm, setiap dus berisi 50 zak plastik. Untuk tablet dengan diameter 10-13 mm, setiap dus berisi 30 zak plastik.
Untuk kaplet dan kapsul, setiap dus berisi 20 zak plastik. Pengemasan kapsul dilakukan setelah proses stripping. Kapsul yang
sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan ke dalam zak plastik lalu dislep. Hasil slep kemudian dimasukkan ke dalam dus dimana tiap dus berisi 20
zak plastik, setiap zak plastik berisi 25 strip dan setiap strip berisi 10 kapsul. Untuk sirup dipak ke dalam dus. Tiap dus berisi 25 botol dilengkapi dengan
sendok dan slep pak.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Untuk sediaan salep setelah dimasukkan ke dalam tube aluminium sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam dus kecil. Setiap dus kecil berisi 25 tube
kemudian dimasukkan lagi ke dalam dus besar yang berisi 24 dus kecil. Setelah pengemasan selesai, dilakukan pemeriksaan QC oleh Instal
Wastu. Setelah diperiksa oleh Instal Wastu, hasil pengemasan diberi label ”Diluluskan” kemudian seksi kemas membuat laporan administrasi yang terdiri
dari laporan bulanan untuk dilaporkan ke Ka Lafi dan bukti penyerahan obat jadi untuk Ka Instalasi Simpan.
3.5 Kegiatan Instalasi Simpan Instal Simpan
Instalasi Simpan Instal Simpan merupakan pelaksana fungsi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran atas perintah KaLafi serta menyelenggarakan dan
melaksanakan kegiatan pengamanan dan pemeliharaan materiil. Adapun penyelenggaraan administrasi yang menyertai pemindahan tanggung jawab dari
Instal Simpan ke Gudang Pusat II terdiri dari: 1
BP dari Instal Simpan ke Gudang Pusat II. 2
Surat Kiriman Barang. Kegiatan yang dilakukan oleh Instal Simpan meliputi:
1 Menerima bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain serta
peralatan produksi dari Gudang Pusat II. 2
Menyerahkan bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain serta peralatan kepada bagian dan instalasi yang membutuhkan.
3 Menerima obat jadi dari Instal Prod
4 Menyerahkan obat jadi ke Gudang Pusat II.
Eka Saputra : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Persediaan barang di Instal Simpan diawasi dengan ketat dimana pemasukan dan pengeluaran barang dicatat di kartu gudang. Bangunan Instal
Simpan terdiri dari ruangan administrasi, ruang sejuk AC, ruang sampling kelas III, ruang timbang, ruang bahan aktif, ruang bahan cair dan ruang produk
jadi, ruang bahan pembantu, ruang embalage, ruang timbang yang dilengkapi AC dan penyedot debu serta hasil timbang.
3.6 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan Instal Har