Praktek Nikah Tahlil di Desa Suka Jaya

38 BAB IV PRAKTEK NIKAH TAHLIL

A. Praktek Nikah Tahlil di Desa Suka Jaya

Perceraian merupakan sesuatu perkara yang halal namun sekaligus dibenci oleh Allah SWT. Orang-orang yang menjatuhkan talak sampai tiga kali baik istrinya maupun suaminya dalam pandangan masyarakat desa Suka Jaya adalah dianggap sebagai orang yang yang kurang waras pikirannya. Apalagi bagi seorang wanita merupakan sebuah aib dan harus cepat-cepat di tahlil atau menikah dengan orang lain. Sebab dikhawatirkan jika suatu saat akan kembali rujuk dengan mantan suaminya tanpa ditahlil terlebih dahulu. menurut pandangan masyarakat didesa ini orang mabuk talak tiga itu tidak seperti mabuk janda biasa tapi seperti orang yang kurang waras. 1 Di desa Suka Jaya ini terdapat beberapa orang muhallil yang bersedia mentahlil atau menikah dengan perempuan yang telah ditalak tiga oleh suaminya. dan perempuan yang ditahlil tersebut tidak hanya dari desa Suka Jaya saja melainkan juga dari kecamatan-kecamatan lain. Dalam prakteknya pernikahan tahlil ini dilakukan sepertinya pernikahan biasa, yang wajib adanya rukun dan syarat dari suatu pernikahan. Seperti adanya wali dari 1 Wawancara dengan tokoh adat. Desa Suka Jaya Pada tanggal 5 februari 2014 di kediamannya. 39 pihak perempuan, saksi pernikahan dan mahar serta akad pernikahan. 2 Adapun mengenai jumlah mahar tergantung kemampuan laki-laki yang akan menikah tesebut. Dan pernikahan ini dilakukan bukan di depan pegawai pencatat nikah PPN dan dilakukan di kediaman muhallil. Setelah akad pernikahan ini selesai mereka menjadi layaknya suami istri. Namun umur pernikahan ini tidak berlangsung lama, hanya berkisar 3 hari sampai satu minggu saja, setelah itu mereka bercerai tanpa ada lagi ikatan perkawinan di antara mereka berdua. Artinya pernikahan tahlil ini tidak bertujuan untuk mencapai tujuan mulia dari sebuah pernikahan, yaitu membentuk sebuah rumah tangga dan sebuah keluarga serta menjaga keturunan umat manusia. Jika dilihat dari segi akadnya pernikahan ini dilakukan seperti pernikahan biasa tanpa ada persyaratan apapun dalam akad tersebut, jadi menurut pendapat salah satu tokoh ulama dan adat desa Suka Jaya bahwa pernikahan ini sah hukumnya karena yang membatalkan sebuah akad pernikahan adalah persyaratan yang diucapakan dalam suatu akad yang tidak bisa dipenuhi oleh orang yang berakad.

B. Faktor Praktek Nikah Tahlil