Universitas Sumatera Utara
19
a. Sejarah
Pasir Salak merupakan wujud pemberontakan orang Melayu terhadap kekejaman Residen Inggris
yang pertama, J.W.W.Birch. Setelah J.W.W.Birch meninggal karena pembunuhan yang dilakukan
oleh orang-orang Melayu di sana, Si Puntum dan Dato
Sri Maharajalela
selaku pemimpin
pemberontakan saat itu dijatuhi hukuman mati oleh pihak Inggris. Sejak saat itu, masyarakat melayu mengangkat Si Puntum dan Dato Maharaja Lela sebagai
pahlawan Melayu dan Pasir Salak dianggap sebagai salah satu tempat bersejarah. Atas inisatif yang diambil oleh Kerajaan Negeri untuk menjaga warisan
bersejarah, Pasir Salakdibuka untuk memberi kemudahan kepada wisatawan yang ingin menginap sambil menikmati kawasan-kawasan bersejarah di Pasir
Salak.Kompleks ini secara resmi dibuka untuk umum pada tahun 2004.
b. Fasilitas
- Terowongan Waktu
Daya tarik
utama di
Kawasan Wisata Sejarah
Pasir
Gambar 3. 8 Mr, JWW Brich
Gambar 3. 9 Diorama di Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
20
Salak adalah Terowongan Waktu. Terdiri atas bangunan tradisional Melayu dengan serangkaian diorama yang diatur dalam urutan kronologis, yang
menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Melayu dan Malaysia dimulai dengan peristiwa Kuala Selingsing. Gedung ini juga memamerkan banyak
koleksi keris. -
Menara jam -
Belotah panggung tarian panen -
Lela Rentaka sejenis meriam yang digunakan oleh orang Melayu -
Rumah Kutai -
Masjid kayu -
Resort hotel
RESORT AND HOTEL
Gambar 3. 10 Fasilitas Wisata di Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
21
III.IV Data
Pemilihan lokasi site berdasarkan pada : a.
Letak site sangat strategis untuk dijadikan kawasan wisata. b.
Potensi yang ada pada site sangat besar. Baik dari segi historis dan topografinya.
c. Eks Pemeraman Tembakau yang merupakan lahan tidur dapat
dimanfaatkan kembali dalam upaya membangkitkan nilai sejarah Tembakau Deli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
III.IV.I Data Umum Lokasi Perancangan
Letak geografis site adalah sebagai berikut :
Lokasi
: Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
Nama Kawasan
: Desa Helvetia
Tipe Kawasan : Pemukiman, Perkebunan
Luas Kawasan
: 8,2 Ha
Luas Wilayah : 1027 Ha
Batas Wilayah
: a.
Selatan : Kelurahan Karang Berombak, Medan.
b. Utara
: Desa Manunggal Labuhan Deli. c.
Timur : Kel. Tanjung Mulia dan Pulo Brayan Medan.
d. Barat
: Desa Helvetia Sunggal dan Kelambir Lima Hamparan Perak.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
22
Iklim
: Suhu udara berkisar antara 25º - 33ºC dengan curah hujan 30mmtahun
Lokasi Site
Lokasi : Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli
Serdang Sumatera Utara
Luas Area : ± 8,2 Ha
Kasus Perancangan
: Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli
Status Perancangan : Fiktif
Kontur Lahan
: Datar
Batas Site
: a. Selatan
: Jalan Karya dan Karya Ujung b. Utara
: Jalan Helvetia by Pass. c. Timur
: Sungai Deli. d. Barat
: Gang Melati.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
23
III.IV.II Sejarah Eks Pemeraman Tembakau PTPN II
Perkebunan memiliki banyak arti yang berbeda tergantung berdasarkan fungsi, pengelolaan, jenis tanaman, dan produk yang dihasilkan perkebunan
tersebut. Berdasarkan fungsinya sendiri perkebunan dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan dan devisa
negara, dan pemeliharaan kelestarian sumber daya alam Murdiyati, 2010. Tembakau merupakan salah satu hasil bumi yang memiliki arti penting di
Indonesia dikarenakan penjualan tembakau itu sendiri dapat dipergunakan sebagai sumber devisa dan pendapatan negara dalam aktivitas ekonomi dan cukup banyak
menyerap tenaga kerja. Indonesia memiliki berbagai macam tembakau dengan mutu-mutu yang
terbaik.Salah satu nya tembakau yang terkenal di pasar internasional adalah tembakau Deli yang berasal dari salah satu negara di Indonesia yakni Sumatera
Utara. Tembakau deli merupakan tembakau terbaik dibandingkan tembakau- tembakau daerah lain, bahkan hal ini sudah terkenal hingga mancanegara.
Departemen Pertanian, 1994. Tembakau ditanam untuk pertama kalinya di Tanah Deli oleh pegawai
Belanda yang bernama Jacobus Nienhuyspada tahun 1864. Ternyata, tembakau Deli menunjukkan prospek yang baik.Pada bulan Maret 1869, contoh daun
tembakau Deli yang pertama tiba di Rotterdam, Belanda. Sambutan para pedagang tembakau atas daun tembakau Deli sangat memuaskan, karena kualitas
daun baik, dengan daya bak ar ”dekblad”3 yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
24
Keberhasilan ini mendorong berdirinya perusahaan tembakau yang diberi namaDeli Maatscappij Deli Company. Dalam waktu singkat, pohon-pohon di
hutan ditebang untuk menyiapkan lahan dan banyak kebun tembakau didirikan. Setelah berdirinya Deli Maatschappij, pada tahun 1875 berdiri pula
perusahaan Deli Batavia Maatschappij, Tabak Mij Arendburg tahun 1877 dan Senembah Mij pada tahun 1889, serta banyak perusahaan tembakau lainnya.
Hingga tahun 1889, telah tercatat 170 buah perkebunan besar maupun kecil.Ke- 170 perkebunan tersebut tersebar pada wilayah Siak, Asahan, Serdang, Deli dan
Langkat. Tetapi
kemudian jumlah
perkebunan semakin
tahun semakin
menyusut.Beberapa perkebunan tidak dapat bertahan dalam persaingan dengan perkebunan-perkebunan yang berada pada tanah-tanah yang baik, yaitu tanah-
tanah yang terletak di antara dua sungai besar, Sungai Ular Serdang dan Sungai Wampu Langkat.Di luar kawasan itu, satu per satu perusahaan gulung tikar dan
mengalihkan usahanya pada budidaya lainnya, seperti kelapa sawit atau karet karena tanahnya tidak cocok untuk tanaman tembakau.
Tembakau Deli sendiri di produksi dan di proses di sebuah perkebunan milik Negara yakni PT. Perkebunan
Gambar 3. 12 Gedung Pemeraman Tembakau
pada tahun 1980-an
Gambar 3. 11 Gedung Pemerraman Tembakau
sekaran 2015
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
Nusantara II PTPN II, Medan, Sumatera Utara. Kebun Helvetia dibuka pada tahun 1869 yang diusahakan oleh pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan
Deli Maatschappij. Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, Perusahaan ini lebih dikuasai oleh pihak Belanda sepenuhnya. PT. Perkebunan Nusantara II
kebun Helvetia merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan perkebunan milik PT. Perkebunan Nusantara II dimana pada awal tahun 2008 terjadi penggabungan
antara kebun Kelambir Lima dengan kebun Helvetia yang diharapkan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas
kinerja BUMN dan Pemerintah. Pada Tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih
Perusahaan dan diberi nama PPN BARU Pusat Perkebunan Negara Baru. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia ini sendiri terletak di Kabupaten Deli
Serdang.Kebun Helvetia terletak di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Hamparan Perak dan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Dan juga kebun ini terdiri dari
HGU Hak Guna Usaha nomor : 111 dan 102 dengan luas lahan seluruhnya 3.372,76 Ha. Kebun Helvetia adalah salah satu kebun tembakau yang tetap
dipertahankan keberadaannya disebabkan oleh faktor produktivitas yang dinilai masih tinggi guna menutupi tingginya biaya produksi tembakau Deli.
PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia terdiri dari gedung fermentasi I unit yang berfungsi untuk memisahkan hasil tembakau yang telah
dikeringkan dan disusun menurut tembakau yang masih bagus daunnya dan yang sudah jelek mutunya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
26
PT. Perkebunan Nusantara II lebih memilih melakukan pemasaran ke luar negeri yaitu Jerman dan Amerika Serikat AS dikarenakan Tembakau Deli lebih
populer di pasar Eropa. PT. Perkebunan Nusantara II dinilai telah berhasil merawat dan mengembangkan mutu tembakau hal ini terbukti dengan diakuinya
mutu tembakau pada lelang di Bremen pada tahun 2007.Mutu yang bagus membuat harga jual tembakau Deli di pasar lelang memiliki harga yang cukup
tinggi Portal Indonesia, 2010. Seiring dengan perkembangan zaman, produksi perkebunan tembakau Deli
semakin menurun.Hal ini disebabkan krisis global yang terjadi di dunia yang memberikan efek dengan permintaan pasar terhadap cerutu. Dan juga pada tahun
2008, terjadi pembatasan di Negara Eropa yang melarang masyarakat untuk merokok Portal Indonesia,2010. Untuk mengantisipasi kerugian yang
disebabkan larangan tersebut pihak manajemen PTPN II lebih memilih melakukan penjualan di Indonesia MedanPunya.com,2011. Penjualan tembakau deli yang
dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara II mulai dipasarkan di Indonesia pada bulan Juni 2011. Disebabkan sebelumnya tembakau masih dikemas di dalam
gedung untuk dipasarkan dipasar Eropa MedanPunya.com,2011.
Gambar 3. 14 Rumah Manager
1980-an
Gambar 3. 13 Rumah Manager sekarang 2015
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
27
Penurunan penjualan pada tembakau Deli di pasar Eropa dikarenakan beberapa factor antara lain:
1. Permintaan yang menurun karena adanya kampanye anti merokok,
“smoking can cause cancer, heart attack, impotency, pregnancy and embryo disorder”. Kemudian Negara menaikkan cukai cerutunya,
sehingga cerutu menjadi barang mahal. 2.
Produsen sengaja menurunkan produksinya sesuai dengan kemampuan serapan pasar.
3. Bisa juga lingkungan di Negara produsen sendiri, polusi lingkungan,
pemakain areal yang terus menerus, dosis pemupukan dan penggunaan obat-obatan yang yang tidak tepat dosis, serta iklim yang susah diprediksi
akan sangat mempengaruhi kualitas dari tembakau sendiri disatu pihak, dipihak pembeli tuntutan akan kualitas makin tinggi.
4. Terpinggirkannya areal-areal yang sesuai dengan tanaman tembakau
karena perkembangan kota LembagaPendidikan Perkebunan, 2009.
III.IV.III Aspek Fisik Kawasan Eks Pemeraman Tembakau PTPN II
Kawasan Sekitar
Peruntukkan lahan disekitar kawasan Eks PTPN II cukup bervariasi, namun pada umumnya didominasi oleh perumahan warga dengan ekonomi menengah ke bawah.
Deretan ruko dan pertokoan setinggi lebih dari tiga lantai terdapat pada sisi barat laut kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
28
Eksisting Kawasan
Pada kawasan Eks. PTPN II, terdapat beberapa bangunan dengan fungsi; gudang pemeraman, kantor pengelola, taman kanak-kanak, rumah pekerja, dan gudang
minyal.
Gambar 3. 15 Eksisting Kawasan
Gambar 3. 16 Bangunan Eksisting dalam kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
29
Kriteria penilaian bangunan yang dipertahankan tidak dipertahankan pada Kawasan Kompleks PTPN II MedanKriteria-kriteria fisik visual, yaitu:
- Eseika, yaitu yang berkaian dengan nilai keindahan arsiekural, khususnya
dalam -
hal penampakkan luar bangunan, yaiu: -
Bentuk sesuai dengan fungsi bangunannya -
Srukur ditonjolkan sebagai nilai esteis -
Ornamen mendukung dari gaya arsitektur bangunan
Kriteria-kriteria fisik visual ; Keistimewaan, yaitu berkaitan dengan nilai keistimewaan, keunikkan dan
kelangkaan bangunan, adalah; -
Sebagai landmark kawasan -
Kelangkaan bangunan gaya arsitektur umum, dominan, atau satu-satunya -
Umur bangunan -
Skala monumental berdsarkan bangunan dan ruang luar -
Perletakkan yang menonjol terhadap lingkungan maupun bangunan di sekitarnya
Memperkuat citra kwasan, berkaitan dengan pengaruh kehadiran suatu obyek terhadap kawasan sekitarnya yang sangat bermakna untuk meningkatkn atau
memperkuat kualitas dan citra lingkungan : -
Sesuai dengan fungsi kawasan -
Kesatuan kontinuitas -
Kekontrasan bangunan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
30
Keaslian bentuk, bberkaitan dengan tingkat perubahan bentuk fisik, baik melalui penambahan atau pengurangan;
- Jumlah ruang
- Elemen struktur
- Detail ornament
- Keterwatan, berkaitan dengan kondisi fisik bangunan ;
- Tingkat kerusakkan
- Presentasi sisa bagunan
- Kebersihan
Kriteria – kriteria non fisik
Peran sejarah, berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, eristiwa penting yang mencatat peran ikatan simolis suatu rangkaian sejarah dan babak perkembangan
suatu lokasi, sehingga merujuk pada; -
Sejarah perkembangan arsitektur -
Sejarah perkembangan kota -
Sejarah perjuangan bangsa -
Komersial, berkaitan dengan nilai ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan, dilihat dari aspek formal dan informal.
- Social budaya, berkaitan dengan nilai social budaya khas kawasan yang
asih terwujud dan terwadahi, seperti legenda budaya oral
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
31
Rumah Manager Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun atas nama pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij
Memiliki akses jalan bawah tanah yang berhubungan langsung dengan sungai
Struktur dan konstruksi bangunan merupakan arsitektur Belanda
Bangunan bersejarah sebagai ciri khaspenanda padakomplek PTPN II Medan Helvetia
Rumah hunian yang di tempati oleh pemilik kebun yaitu tuan
belanda perkebunan tembakau pada masa itu
Secara berkala, rumah ini dihuni oleh manager distrik di
setiap pergantian periode kerja Sebagai tempat beristirahat
manajer distrik, tetapi tidak sebagai hunian tetap
Dikelola oleh beberapa penjaga, termasuk
dengan tugas
melayani tamu Sudah dilakukan beberapa kali
renovasi pada bagian interior Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
DIPERTAHANKAN
Tata letak gudang eks pemeraman
dan rumah
Gambar 3. 17 Rumah Manager 1980-
an
Gambar 3. 18 Rumah manager 2015
Tabel 1 Penilaian Rumah Manager
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
32
Kantor Distrik
Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman
tembakau masih aktif digunakan Berada di depan bangunan gudang
pemeraman tembakau Sebagai tempat administrasi pendistribusian
tembakau
. Belum didirikan pada masa
pemerintahan Belanda Setelah beralih ke PTPN II
Medan, kantor ini digunakan untuk mengurus administrasi
kantor tembakau Sudah di non-aktifkan
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x x
x
x
x x
Tata letak gudang eks Pemeraman
dan kantor distrik
Gambar 3. 19
Kantor Distrik
Tabel 2 Penilaian Kantor Distik
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
33
Rumah Staff
Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman
tembakau masih aktif digunakan Berada di depan bangunan gudang
pemeraman tembakau Sebagai tempat administrasi pendistribusian
tembakau Belum didirikan pada masa
pemerintahan Belanda Setelah beralih ke PTPN II
Medan, rumah ini digunakan sebagai hunian para staff
perkebunan Masih dihuni oleh staff
perkebunan tembakau Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKA
x
x x
x
Tata letak gudang eks pemeraman
dan rumah staff
Gambar 3. 20 Rumah Staff
Tabel 3 Penilaian Rumah Staff
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
34
Gudang Minyak
Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Sebagai akses kegiatan antar-gudang Struktur dan konstruksi massa bangunan
yang sama Fasade berupa papan kayu
Menyimpan pasokan minyak Menyimpan pasokan minyak
yang akan di didistribusikan ke perkebunan tembakau
Klambir V Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra kawasan
Keaslian Bentuk Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
DIPERTAHANKA N
Fungsi dialihkan sebagai bagian dari
museum
x
x
x
x
Tata letak gudang eks pemeraman dan
Gambar 3. 21 Gedung Minyak
Tabel 4 Penilaian Gedung Gudang Minyak
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
35
Pos Security
Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan Gudang Pemeraman Tembakau
Sebagai tempat pos bagi penjaga
keamanan kebun
tembakau pada masa itu Sebagai tempat pos bagi
penjaga keamanan kebun tembakau
Akses melapor bagi para tamu
yang mengunjungi
kawasan perkebunan
tembakau Helvetia Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x x
x
x x
x
Tata letak gudang eks pemeraman
danpos security
Gambar 3. 22 Pos Security
Tabel 5 Penilaian Pos Security
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
36
Gudang Pupuk Kayu
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Sebagai akses kegiatan antar-gudang Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan
Gudang Pemeraman Tembakau Struktur dan konstruksi massa bangunan yang
sama Fasade berupa papan kayu
Menyimpan pasokan pupuk kayu
Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan Kriteria Non-Fisik:
Peran Sejarah Komersial
Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x
x
x
x
Tata letak gudang eks pemeraman
dangudang
pupuk kayu Gambar 3. 23
Gudang Pupuk Kayu
Tabel 6 Penilian Gudang Pupuk Kayu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
37
Taman Kanak-Kanak Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Beberapa Manager komplek merupakan alumni di TK ini
Di bangun pada tahun 90 an Adanya aktivitas belajar
dan fasilitas bermain pada masa itu
Masih ada aktivitas belajar dan bermain di taman
kanak-kanak Hanya ada kegiatan di pagi
hari ketika ada aktivitas taman kanak-kanak
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan Kriteria Non-Fisik:
Peran Sejarah Komersial
Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x x
x
x
x
Tata letak gudang eks Pemeraman dan
taman kanak kanak
Tabel 7 Penilaian Taman Kanak-kanak Gambar 3. 24
Taman Kanak-Kanak di dalam kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
38
Pohon Beringin Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah
Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia
yang harus dipertahankan Masih bertahan dan tidak
ada yang berani menebang dikarenakan beberapa mitos
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan Kriteria Non-Fisik:
Peran Sejarah Komersial
Sosial Budaya
Status :
DIPERTAHANKAN
Tata letak Gudang eks Pemeraman
danPohon Beringin Gambar 3. 25
Pohon Beringin
Tabel 8 Penilaian Pohon Beringin
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
39
Pepohonan Hubungan dengan Gudang Pemeraman
Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan
Penilaian Tahun 1869 - Tahun 2008
Tahun 2008 - Sekarang
Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah
Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia
yang layak dipertahankan Masih bertahan
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan Kriteria Non-Fisik:
Peran Sejarah Komersial
Sosial Budaya
Status :
DIPERTAHANKAN
x
Tata letak Gudang eks Pemeraman
dan Pohon Beringin
Gambar 3. 26 Pohon yang membentuk
vista
Tabel 9 Penilaian Pohon yang membentuk vista
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
40
Kesimpulan:
Titik-titik yang dipertahankan pada site antara
lain :
- Gudang pemeraman tembakau
- Rumah manager
- Pohon beringin dan pepohonan yang
menciptakan vista -
Gudang minyak Undang-Undang dan Peraturan
Garis sempadan
Utara 6,5 m
Selatan 4,2 m
Timur 15 m
Barat 3,5 m
KDB Bangunan 0,6 x La
= 0,6 x 8,2 Ha = 4,92 Ha
KDH Bangunan 0,25 x La
= 0,25 x 8,2 Ha = 2,05 Ha
KLB Bangunan = 2,4xLa KDB
= 4 lt
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
41
III.V Analisa
Untuk menciptakan sebuah masterplan, diperlukan analisa sebagai bahan pertimbangan peletakan bangunan agar suasana yang akan terjadi sesuai dengan fungsi yang akan
diletakkan. Analisa yang dipakai untuk menciptakan masterplan tersebut adalah : 1.
Analisa Fungsi Analisa fungsi ditujukan untuk mengetahui fungsi apa saja yang diperlukan dan
nantinya akan diterapkan pada kawasan ini berdasarkan pertimbangan dari data yang ada beserta asumsi yang diambil.
2. Analisa peletakan fungsi bangunan
Analisa peletakan fungsi bangunan diperlukan untuk membuat beberapa kemungkinan yang akan diambil sebagai zona peletakan bangunan. Adanya zona peletakan bangunan
ini berdasar kepada rekomendasi beberapa analisa seperti analisa view, kebisingan, aksesibilitas.
3. Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi yang dimaksud adalah analisa yang berkaitan dengan sirkulasi yang terjadi di dalam site kawasan.
III.V.I Analisa Fungsi
Kawasan eks pemeraman tembakau PTPN II adalah merupakan kawasan yang dulunya terkenal dengan penghasilan tembakau yang sampai diekspor ke luar negeri,
dan Kota Medan menjadi terkenal karena penghasil tembakau dengan mutu tinggi. Namun, semakin lama ketenaran akan tembakau memudar dan kini yang tinggal
hanyalah bangunan lama yang berdiri dengan kokoh namun tidak ada kegiatan lagi didalamnya. Karena nilai kawasan ini sangat tinggi, tentu saja kawasan ini butuh
penyegaran dan hidup kembali walaupun bukan merupakan tempat perindustrian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
42
tembakau seperti yang dahulu tetapi sudah menjadi kawasan wisata sejarah bagi pengguna.
Fungsi yang ditawarkan juga berkenaan dengan fungsi wisata. Karena nilai historis yang menjadi ciri khas dari kawasan ini maka perlunya bangunan seperti
museum dan agrowisata untuk mempertahankan historis dari perkebunan dan bangunan peninggalan dari zaman dulu. Kemudian didukung oleh fasilitas komunitas untuk
mengembangkan nilai kawasan ini dan faktor penginapan juga penting untuk para pengunjung yang ingin berlama-lama menikmati kawasan ini.
Fungsi wisata air dan kuliner juga mendukung fasilitas yang ada dan juga untuk menambah variasi fungsi bangunan yang ada di kawasan ini.
Gambar 3. 27 Analisa Fungsi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
43
Museum
Museum dijadikan salah satu fungsi dalam kawasan ini karena adanya bangunan bersejarah yang masih berdiri pada kawasan ini yaitu bangunan gedung pemeraman
tembakau dan rumah manager dari perkebunan ini. Nilai sejarah tinggi terlihat dari eksterior bangunan yang sudah kelihatan berumur puluhan tahun dan juga teknologi
bangunan yang masih dipakai pada zaman kolonial. Hal ini yang membuat fungsi museum layak untuk dijadikan fungsi bangunan pada kawasan ini sehingga bangunan
ini bisa menjadi beroperasi dan terus menerus dapat digunakan.
Pusat Komunitas
Pusat komunitas cukup banyak berkembang di Kota Medan contohnya
adalah komunitas
Medan Heritage,
Medan Berkebun, komnuitas fotografi, komunitas art dan pertunjukan dan lai
sebagainya. Sebagai kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bersejarah maka pusat komunitas perlu diletakkan pada kawasan ini dikarenakan ini menjadi wadah para
Gambar 3. 28 Rumah Manager
Gambar 3. 29 Pemeraman Tembakau
Gambar 3. 30 Contoh Pusat Komunitas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
44
komunitas untuk belajar banyak tentang sejarah dan juga kebun tembakau atau tanaman lainnya. Selain itu adanya komunitas membuat kawasan ini menjadi wisata masyarakat
untuk melihat komunitas yang ada di Medan dan berkesempatan ikut dalam komunitas tersebut.
Diorama
Diorama menjadi salah satu fungsi wisata yang diterapkan pada kawasan ini. Fungsi ini perlu
karena untuk mengingat kembali atau belajar bagaimana memproses daun tembakau. Dengan
adanya diorama ini pengunjung dapat melihat proses tradisional yang dilakukan pada zaman hindia
belanda dalam memproses tembakau. Dengan demikian masyarakat dapat mempelajari sejarah dan proses pengelolaan tembakau. Di dalam diorama ini pengunjung juga dapat
menikmati proses pembibitan tembakau, sampai dengan hasil jadinya. Hal ini dapat menarik pengunjung untuk datang ke Keawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli.
Hotel
fasilitas Hotel
yang disiapkan
pada kawasan ini untuk
para pengunjung
yang mau menetap
sementara untuk
lebih merasakan suasana wisata sungai dan bersejarah yang tidak dapat dirasakan
Gambar 3. 31 Diorama di Kawasan
Wisata Sejarah Pasir Salak, Malaysia
Gambar 3. 32 Contoh Penginapan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
45
ditempat yang lain. Penginapan nantinya akan berupa bangunan yang bertingkat banyak dan juga berupa cottage kecil sehingga keluarga sekalipun dapat menetap pada kawasan
ini.
Pasar
Pasar merupakan fungsi yang diletakkan pada kawasan ini. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa pada daerah
lingkungan sekitar kawasan wisata ini tidak terdapat pasar bagi penduduk,
sehingga fungsi
pasar sangat
diperlukan untuk menyediakan komoditi utama masyarakat. Selain itu, karena berada dikawasan wisata,maka pasar ini juga
berfungsi menjadi pasar wisata yang menyediakan souvenir yang berkaitan dengan wisata sejarah dan hasil perkebunan.
Taman Rekreasi Kuliner
Taman rekreasi dan kuliner menjadi fungsi wisata terakhir yang berada di kawasan ini. Fungsi ini diharapkan menjadi factor pemasukan juga selain fungsi
– fungsi wisata lainnya. Taman rekreasi yang
berupa tempat pemandian atau waterpark dibuat untuk menambah daya tarik wisata bagi
pengunjung yang hadir dikawasan ini. Fungsi
lainnya adalah fungsi wisata kuliner yang
Gambar 3. 33 Contoh Pasar
Gambar 3. 34 Contoh Taman Rekrasi Air
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
46
dipertimbangkan karena banyaknya masyrarakat yang hadir memerlukan wadah untuk menikmati bermacam kuliner yang ada di kawasan ini dengan suasana kolonial dan
suasana alam terbuka.
RTH Plaza
RTH Ruang Terbuka Hijau adalah lahan yang difungsikan untuk kegiatan publik
tanpa ada bangunan tinggi di dalamnya. Lahan ruang terbuka hijau memang berupa lahan
dengan taman-taman.
Area Promanade
Area promenade adalah area yang difungsikan berjalan-jalan. Fungsi ini muncul
karena adanya fungsi sungai Deli yang berada di sekitar kawasan. Area ini berjarak 15 meter
dari pinggiran sungai sesuai dengan ketetapan garis sempadan sungai. Area ini akan dimanfaatkan
dengan aktivitas bersantai dan berolahraga seperti jogging track dan bicycle track. Selain itu, terdapat
gazebo yang berada dipinggiran sungai sebagai tempat duduk bagi pengunjung yang ingin beristirahat
sambil melihat pemandangan sungai Deli.
Gambar 3. 35 Contoh Plaza
Gambar 3. 36 Contoh Promanade di
Pinggir sungai
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
47
III.V.II Analisa Peletakkan Bangunan
Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa aksesibilitas, view dan kebisingan.
Analisa Aksesibilitas
Analisa aksesibilitas diperlukan untuk mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site. Data yang terdapat
pada kawasan adalah terdiri dari 3 sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg.
Melati, jalan Karya dan pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk dijadikan jalur masuk
kedalam kawasan.
Zona Potensi
Rekomendasi
Helvetia By
Pass 1
Jalan Karya 2
Merupakan jalan dengan lalu lintas 2
arah.
Lebar jalan sangat mendukung sebesar 8
meter. Jarang terjadi kemacetan pada jalur ini
Banyak kendaraan umum melewati jalan
ini Jalan dengan lalu lintas 2 arah
Jarang menjadi sumber kemacetan Banyak kendaraan umum melewati jalan
ini
Jalan dengan lalu lintas 2 arah
Museum Penginapan
Community Center
Pusat Rekreasi
Pasar Penginapan
Diorama Taman Rekreasi
Pasar
Gambar 3. 37 Zoning
Aksesiibilitas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
48
Gg.Melati 3
Pinggiran Sungai
4 Jarang terjadi kemacetan karena tidak
ada aktivitas angkutan kota pada jalan ini.
Tidak dilalui oleh pengguna kendaraan Jalan cukup lebar
Community Center
Penginapan
Tabel 10 Analisa Peletakkan Bangunan
Analisa Kebisingan
Analisa kebisingan diperlukan untuk mengetahui peletakan kawasan dengan mempertimbangkan fungsi yang
menyebabkan kebisingan tinggi dengan fungsi yang menyebabkan kebisingan rendah.
Ada 2 jenis analisa kebisingan yang menjadi pertimbangan yaitu analisa kebisingan yang disebabkan oleh bangunan
sekitar dan analisa kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada di dalam kawasan
Analisa kebisingan yang disebabkan bangunan sekitar Zona
Potensi Rekomendasi
Helvetia By Pass
1 Jalan Karya
Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang
padat dan banyak di lewati oleh truk besar.
Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang
Museum Pusat Komunitas
Pasat Taman Rekreasi
Gambar 3. 38
Zoning Kawasana yang menyebabkan
kebisngan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
49
2 Gg. Melati
3
Sungai 4
padat dan banyak pemukiman padat penduduk
Tingkat kebisingan rendah karena tidak ada aktivitas di area ini
Diorama
Penginapan Area Promanade
RTH
Tabel 11 Analisa kebisingan yang disebabkan bangunan disekitar kawasan
Analisa kebisingan disebabkan oleh fungsi dalam site Fungsi
Potensi Rekomendasi
Museum
Penginapan
Diorama RTH Potensi kebisingan pada museum rendah
karena tidak banyaknya aktivitas yang mengeluarkan suara.
Potensi kebisingan pada museum rendah karena aktivitas yang terjadi adalah
aktivitas privat untuk bertempat tinggal.
Potensi kebisingan yang dihasilkan cukup rendah karena aktivitas yang ada
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
50
Pasar
Taman Rekreasi
Area Promanade didalamnya melihat diorama-diorama
aktivtas perkebunan
Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.
Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas permainan dan banyak wahana yang menimbulkan bunyi.
Potensi kebisingan yang dihasilkan rendah karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung
Tabel 12 Analisa kebisingan yang disebabkan oleh bangunan di dalam kawasan
Analisa diaatas menjadi bahan pertimbangan fungsi apa yang akan dibuat saling berdekatan dalam kawasan site untuk menciptakan kenyamanan di dalam site
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
51
Analisa View
Analisa view diperlukan untuk mengetahui potensi peletakan fungsi berdasarkan pada potensi view yang breada di sekitar
lingkungan site. Ada 2 jenis analisa view yang menjadi pertimbangan yaitu view dari dalam ke luar dan analisa view
dari luar ke dalam
Analisa view dari dalam ke luar ZONA
POTENSI REKOMENDASI
Helvetia By Pass
1
Jalan Karya 2
Gg.Melati 3
Pinggiran Sungai
4
Jalan raya dan pemukiman penduduk
Jalan raya dan pemukiman penduduk
Jalan raya dan pemukiman penduduk
Sungai dan pemukiman penduduk
Museum
Diorama Taman Rekreasi
Community Center
Pasar
Penginapan
Tabel 13 Analisa View Kawasan
Gambar 3. 39 Zoning View
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
52
III.V.III Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi diperlukan untuk mengetahui potensi bentukan sirkulasi yang ada di dalam site. Sirkulasi yang ada didalam site sudah terbentuk dan memiliki potensi untuk
dipertahankan namun ada juga yang berpotensi untuk diubah karena tidak sesuai dengan analisa yang telah dilakukan.
Data Potensi
Rekomendasi Sudah terdapat jalur
sirkulasi pada
eksisting Lebar
sirkulasi didalam site cukup
baik. Jalur sirkulasi yang
berada pada
eksisting dapat
menghubungkan langsung
jalan Helvetia By Pass
dan jalan Karya Pohon
Beringin yang sudah berusia
cukup tua
dapat dijadikan titik pusat
sirkulasi karena
berada ditengah
kawasan Dijadikan kawasan
dengan sistem jalur sirkulasi
pejalan kaki.
Sirkulasi didalam site
sebaiknya merupakan sirkulasi
yang dapat dilalui dengan
berjalan kaki karena jarak
tempuh yang tidak jauh
Jalur sirkulasi
diperlebar untuk
memberi kesan
nyaman saat
berjalan kaki. Opsi
konsep sirkulasi
muncul karena
adanya pohon
beringin yang ada ditengah
kawasan
Tabel 14 Analisa sirkulasi kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
53
Proses Analisa
Berdasarkan hasil yang didapat pada ketiga analisa tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada 4 zona peletakan yang dapat dilakukan terhadap fungsi
–fungsi yang akan dibuat dalam kawasan ini ditambah 1 zona peletakan yang berada di tengah dari
kawasan.
Gambar 3. 40 Zoning Fungsi Kawasan
Tiga zona publik yang dimaksud adalah zona Helvetia By Pass, zona Gg. Melati, zona jalan Karya dan satu zona privat yaitu zona pinggiran sungai. Fungsi massa bangunan
yang berada pada zona publik adalah museum, community center, pasar, taman rekreasi, dan diorama. Fungsi privat antara lain adalah fungsi penginapan dan fungsi
pusat adalah fungsi ruang terbuka hijau. Namun ini gambar diatas masih belum menunjukkan peletakan yang sebenarnya
sehingga masih terjadi banyak kemungkinan yang bisa dibuat terhadap peletakan bangunan pada setiap zona. Maka dari pada itu perlu dilakukan perhitungan terhadap
rekomendasi yang diberikan oleh seriap analisa kepada setiap fungsi dan juga adanya
DIORAMA PUSAT REKREASI
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
54
matriks keterkaitan fungsi bisa menjadi pertimbangan untuk dapat mengetahui fungsi apa yang seharusnya bisa saling berdekatan dan juga tidak berdekatan.
No Fungsi
Helvetia By Pass
Gg. Melati
Jl.. Karya
Pinggiran sungai
Pusat
1 2
3 4
5 6
7 8
Museum Penginapan
P. Rekreasi Pasar
Diorama Community
center RTH
Promanade 3
1 2
1 1
3 2
2 1
1 2
2
1 1
Tabel 15
Zoning Fungsi Kawasam
Tabel diatas merupakan akumulasi
dari rekomendasi
yang dihasolkan oleh analisa
untuk dijadikan pedoman
perletakan bangunan,
diperkuat dengan tabel matriks untuk memperlihatkan hubungan antar fungsisatu dengan yang lain bagaimana interaksi bangunan apakah hubungan antar fungsi tersebut
bersifat dekat, sedang ataupun jauh
Gambar 3. 41 Matriks Kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
55
II.V.IV Kesimpulan Analisa
Kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan bahwa analisa yang dilakukan memang berkaitan dengan jenis fungsi yang akan diterapkan, peletakan setiap bangunan didalam
kawasan serta opsi konsep sirkulasi yang akan diterapkan pada kawasan ini nantinya. Hubungan antar bangunan adalah menjadi pedoman untuk memperkuat analisa sehingga
peletakan fungsi bangunan itu bisa sesuai dengan suasana dan aktivitas yang ada di dalamnya.
Dan hasil yang dihasilkan dari proses analisa diatas adalah berupa zoning peletakan kawasan karena ini masih merupakan perancangan daripada masterplan sehingga tidak
ada lagi opsi peletakan lainnya karena ini sudah sesuai analisa yang diolah berdasarkan data yang ada.
DIORAMA PUSAT REKREASI
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
56
III.VI Konsep
III.VI.I Konsep Zoning
Konsep Perancangan Zoning pada “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli” dibagi atas 3 Zona yaitu :
- Zona Publik
- Zona Centre Publik
- Zona Privat
DIORAMA Diorama merupakan fungsi
yang mengajak penggunjung untuk
belajar mengetahui
proses pengelolaan
tembakau tradisional pada zaman hidia belanda
Gambar 3. 42 Konsep Zoning Fungsi Kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
57
III.VI.II Konsep Sirkulasi Circle Pedistrian Way
Konsep sirkulasi dimulai pada peletakan pintu masuk ke dalam kawasan site. Berdasarkan hasil analisa, pintu masuk kedalam kawasan berada di jalan Helvetia By
Pass dan jalan Gg. Melati karena aktivitas lalu lintas yang tidak sering terjadi kemacetan
Sirkulasi yang terjadi pada kawasan ini adalah sirkulasi pejalan kaki, tidak ada aktivitas lalu lalang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga masyarakat dapat
merasakan suasana segar dengan banyaknya zona hijau dan juga suasana kolonial yang terdapat pada kawasan ini. Jenis sirkulasi menggunakan konsep sirkulasi radial seperti
rekomendasi yang dihasilkan oleh analisa sirkulasi. Zona tengah menjadi pusat pertemuan dari pengunjung yang berada di kawasan ini jadi jika ada yang merasa
tersesat zona ini dapat menjadi tempat bertemu
Gambar 3. 43 Konsep Sirkulasi Kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
58
Konsep Bentukkan Massa
Konsep bentukan bangunan yang diterapkan adalah konsep bangunan sesuai dengan tema arsitektur kawasan ini adalah kontekstual harmoni. Bangunan bersejarah
rumah manager dan gedung eks pemeraman tembakau menjadi contoh bangunan untuk diterapkan kepada bangunan yang lain sehingga kawasan ini semakin kental dengan
nilai sejarahnya. bersejarah tersebut menggunakan bentukan simetris yaitu bentukan persegi
panjang dan persegi, namun untuk menambah variasi bentukan akan ditambah bentukan bangunan yang digabung atau di coak
.
Gambar 3. 44 Konsep Bentukkan Massa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
59
III.VI.IV Konsep RTH
Konsep ruang terbuka hijau yang berada di kawasan ini adalah konsep ruang terbuka yang menanggapi vista yang telah ada sebelumnya pada posisi eksisting. Untuk
menanggapi hal tersebut maka dibuat beberapa zona untuk melengkapi vista yang ada menjadi vista yang baru. Bentukannnya diambil dari daun tembakau yang menjadi ciri
khas dari kawasan ini. Satu helai daun tembakau dibuat menjadi sebuah bunga dan menciptakan ruang pada titik tengahnya yang menjadi inti dari kawasan ini. Konsep
RTH juga menyajikan tanaman tanaman atau tumbuhan hijau sehingga bisa menjadi tempat peristirahatan sementara oleh masyarakat
.
Gambar 3. 45 Konsep RTH
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
60
III.VI.V Konsep Orientasi
Kawasan ini menggunakan satu titik sebagai orientasi utama pada bangunan lainnya, yaitu zona center atau ruang terbuka hijau kawasan ini. Setiap bangunan harus punya
orientasi yang diarahkan menuju area ruang terbuka hijau, sehingga pada titik ini pengunjung dapat melihat sekeliling bangunan dan merasakan atmosfer yang berbeda
seperti berada di sebuah tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka. Namun, walaaupun setiap bangunan memiliki satu orientasi yang sama, setiap bangunan juga
harus menanggapi bangunan sekitar mereka ataupun lingkungan diluar daripada kawasan sejarah tersebut.
Gambar 3. 46 Konsep Orientasi Bangunan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
61
III.VI.VI Konsep Skenario Kawasan
Gambar 3. 47 Konsep Skenario Kawasan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
62
BAB IV HASIL PERANCANGAN