Populasi dan Sampel PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP EFEKTIVITAS PENYULUHAN PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI CITARUM DESA KEDUNGMALANG KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

1 = angka konstan Dalam penelitian ini nilai e yang digunakan adalah 10 0,1. Berdasarkan pada rumus di atas dengan jumlah populasi dalam penelitian N sebanyak 74 anggota dan batas kesalahan 10 0,1 maka diperoleh jumlah sampel sebesar 43 responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan seperti tercantum di bawah ini: 43 53 , 42 74 , 1 74 74 , 1 74 1 , x 74 1 74 n 2        Jadi peneliti dalam mengambil sampelnya adalah sebanyak 43 orang.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun probability sampling yang digunakan yaitu simple random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata tingkatan dalam anggota populasi tersebut.

3. Instrumen Penelitian

Untuk menentukan sejauh mana instrumen penelitian dapat dipercaya, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan komputer dengan program SPSS Statistical Product for Sosial Science 17.0 for Windows Release.

a. Uji Validitas

Dalam rangka melakukan pengujian terhadap item-item yang dipergunakan dan untuk mendapatkan jawaban dari kondisi yang diharapkan, maka diperlukan uji validitas. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kemampuan alat tersebut untuk mengukur objek yang diukur dengan cermat dan tepat Suliyanto, 2005:40. Valid atau tidaknya suatu instrument dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi Product Moment Pearson dengan signifikansi 5. Menurut Sanusi 2003:53: Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen ditentukan dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Skor total adalah jumlah dari semua skor pertanyaan atau pernyataan. Bila skor tiap butir pertanyaan berkorelasi secara signifikan dengan skor total pada tingkat alpha tertentu, misalnya 1 atau 5; maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid. Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel. Dapat disimpulkan jika uji validitas ini dihitung dengan cara mengkorelasikan setiap skor item dengan total skor item dari setiap peubah yang diuji validitasnya. Kemudian dilihat besar nilai hasil korelasi corrected item total correlation jika lebih besar dari nilai r tabel maka item-item dalam setiap variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Jogiyanto 2004:132 menjelaskan reliabilitas reliability adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Reliabilitas dapat dilihat dari conbach’s coefficient alpha. Sehubungan dengan reliabilitas maka Widayat 2004:87 menyatakan bahwa suatu pendekatan yang cukup populer untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan