Mekanisme Pemungutan Dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Pasar Oleh Dinas Pendapatan Daerah Di Kabupaten Simalungun

(1)

LAPORAN PRAKTK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

MEKANISME PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PASAR OLEH DINAS PENDAPATAN DAERAH

DI KABUPATEN SIMALUNGUN

O L E H

ERPINNA SARAGIH Nim : 052600025

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Adminstrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINSTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPERSENTASIKAN OLEH:

Nama : Erpinna Saragih

Nim : 052600025

Program Studi : DIPLOMA III Administrasi Perpajakan

Judul : Mekanisme Pemungutan Dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Pasar Oleh Dinas Pendapatan Daerah Di Kabupaten Simalungun

Ketua PRODIP III Dosen Pembimbing

Adminsitrasi Perpajakan FISIP USU

(Drs.M.Husni Thamrin Nst.M.Si) (Indra Efendi Rangkuti, S.Sos) NIP. 131 930 631

Supervisor Lap. Dinas Pendapatan Supervisor Lap. Kec. Tanah Jawa

(Bisler Lumban Gaol) (R. Damanik)

NIP. 400 036 484 NIP. 131 844 723

Diketahui Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A) NIP. 131 757 010


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…..

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridhaNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir ini.

Laporan akhir ini penulis persembahkan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program Studi Administrasi Perpajakan pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan laporan ini penulis telah berusaha dengan segala upaya dan kemampuan untuk menyusun laporan ini dengan baik. Namun demikian penulis menyadari masih banyak kelemahan-kelemahan didalam penyusunannya, baik sistematika pembahasannya maupun dalam metode penganalisaan serta penyusunan bahasanya. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis di dalam mengamati fakta, membuat gagasan dan mengungkapkan suatu masalah sehingga kurang tepat sasarannya. Untuk itu, penulis mengharapkan petunjuk dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun kesempurnaan dari laporan ini.

Didalam penulisan laporan ini akhir ini penulis telah banyak menerima bantuan baik moril maupun materil serta saran dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yamg tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


(4)

1. Bapak Drs. M. Arif Burhanudin, MA selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, Msi selaku Ketua Program Studi Administrasi Perpajakan.

3. Ayahanda R.Saragih yang selalu mendukung dan memberi semangat buat saya.

4. Ibunda J.Br Sitepu yang selalu mengayomi dan menyayangi saya serta memberi didikan yang baik buat saya.

5. Bapak Indra Rangkuti selaku Dosen pembimbing saya.

6. Bapak Drs.Gidion Purba yang telah memberi izin buat saya untuk melakukan Riset di Dinas Pendapatan Kabupaten Simalungun.

7. Kakak M. Br. Saragih yang selalu menyayangi saya. 8. Kakak saya L. Br. Saragih yang selalu menyayangi saya. 9. Kakak saya S. Br. Saragih yang selalu menyayangi saya. 10.Adik saya R. Saragih yang saya sayangi

11.Adik saya F. Saragih yang saya sayangi dan penyemangat buat saya.

12.Buat bang M.tua.lbs.yang selalu menyayangi dan memberikan dukungan buat saya.

13.Teman saya Melin, Santi, Lya, Dora dan anak-anak administrasi perpajakan stambuk 05 lainnya.


(5)

15.Bapak Sekcam yang telah memberikan izin buat saya untuk melakukan Riset di Kecamatn Tanah jawa.

16.Bang Master Ja.Siregar yang turut membantu saya dalam Riset. 17.Bapak Rikkot Damanik yang juga membantu saya dalam Riset.

Demikianlah kata-kata yang dapat penulis ungkapkan, apabila ada kesalahan yang penulis perbuat maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.dan akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 5

E. Metode Praktik Kerja Lapangan ... 5

F. Metode Pengumpulan Data ... 6

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSI UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Organisasi ... 9

B. Struktur Organisasi ... 11

C. Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi ... 15

BAB III GAMBARAN DATA RETRIBUSI PELAYANAN PASAR A. Ketentuan Umum ... 30 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA


(7)

A. Sistem Pemungutan Retribusi ... 40 B. Besarnya Kontribusi Penerimaan Retribusi Pasar terhadap ... Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Simalungun ... 40 C.Tunggakan Retribusi Pasar ... 44 D.Faktor Eksternal dan Faktor Internal ... 44 E. Upaya untuk Mengatasi Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi

Pasar di Kabupaten Simalungun ... 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 47 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang 1945 memberikan kewenangan kepada daerah untuk menyelenggarakan Sistem Otonomi Daerah. Yang mana Sistem Otonomi Daerah ini mulai diberlakukan secara resmi pada tanggal 1 January 2001 yang menghendaki daerah untuk berperan aktif dalam mencari sumber penerimaan guna mendukung pembiayaan pembelanjaan daerah. Berbagai alternatif yang dapat dijadikan sebagai sumber penerimaan daerah antara lain Pajak dan Retribusi Daerah.

Pajak dan Retribusi daerah ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000. Sedangkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 mengatur tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah dari Pendapatan Asli Daerah. Penerimaan berupa Dana Perimbangan yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pemberlakuan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai Sumber Penerimaan daerah pada dasarnya melibatkan semua anggota masyarakat dan sebagai anggota masyarakat yang menjadi bagian dari daerah baik orang pribadi maupun badan-badan yang memenuhi ketentuan yang diatur dalam peraturan Pajak Daerah maupun yang menikmati Jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah harus membayar Pajak atau Retribusi Daerah yang terutang. Maka dari itu, masyarakat harus memahami


(9)

ketentuan Pajak dan Retribusi Daerah dengan jelas dan memenuhi kewajibannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Sebagai masyarakat dan juga sebagai mahasiswa Program Diploma III Administrasi Perpajakan diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diterima pada masa perkuliahan mengenai pajak dan retribusi daerah guna untuk persiapan memasuki lingkungan pekerjaan. Disamping itu, penulis juga ingin mengetahui lebih dalam bagaimana prosedur dan tata cara pemungutan pajak dan retribusi daerah khususnya di Kabupaten Simalungun.

Pada kesempatan ini dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini penulis ingin mengetahui lebih spesifik tentang Retribusi Pasar. Maka dari itu penulis mengangkat judul ”Mekanisme Pemungutan dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Pasar Oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun”. Praktik Kerja Lapangan ini juga merupakan persyaratan untuk penyelesaian pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

Adapun yang dimaksud dengan retribusi pasar yaitu pungutan yang dilakukan /dikenakan pada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas pasar. Hal ini dikarenakan Pasar merupakan bagian yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat dan mendukung percepatan Pembangunan di Kabupaten Simalungun serta berperan dalam memperluas lapangan usaha.


(10)

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Kegiatan praktik Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan Mahasiswa Program Diploma III Perpajakan adalah merupakan salah satu syarat wajib untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik.

Adapun Tujuan Dalam Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah:

1. Untuk mengetahui Bagaimana Mekanisme Pemungutan dan Penetapan Besarnya tarif Retribusi Pasar yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. 2. Untuk mengetahui Tingkat Kesadaran masyarakat dalam membayar Retribusi

Pasar.

3. Untuk mengetahui Realisasi dari penerimaan Retribusi Pasar

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

a. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi Mahasiswa:

1. Menambah Wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam mengembangkan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan kedalam permasalahan yang timbul selama praktik kerja lapangan pada suatu instansi pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun.

2. Melatih disiplin, kejujuran dan ketelatenan.


(11)

4. Mengembangkan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan dunia kerja.

5. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan.

6. Untuk memperkenalkan secara langsung kepada mahasiswa dunia kerja yang sebenarnya.

b. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi Universitas

1. Menjalin Hubungan Kerja sama antara Instansi Pemerintah dengan Lembaga Pendidikan.

2. Mengusahakan adanya umpan balik untuk revisi kurikulum.

3. Mempersiapkan tenaga kerja yang ahli dan profesional dalam bidangnya. 4. Mempersiapkan Image(pandangan) masyarakat terhadap terhadap Sumber

Daya Manusia yang dihasilkan dan Lembaga Pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatra Utara.

c. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi Instansi

1.Sebagai sarana atau kesempatan untuk penarikan tenaga kerja baru

2.Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Daerah dengan Lembaga Pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatra Utara.


(12)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Didalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan terhadap Mekanisme Pemungutan dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Pasar oleh Dinas Pendapatan Daerah.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Metode yang dipergunakan adalah: a. Tahap Persiapan

Dalam hal ini persiapan yang dilakukan adalah :

1. Konsultasi kepada Prodip III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatra Utara.

2. Mengajukan proposal Kerja kepada Pengurus Prodip III Adminstrasi Perpajakan.

3. Adanya surat pengantar Praktik Kerja Lapangan 4. Konsultasi kepada dosen pembimbing.

5. Mengajukan ide-ide pada praktik kerja lapangan. b. Studi Literatur

Dalam hal ini penulis mencari berbagai sumber-sumber atau berbagai teori yang mendukung judul laporan ini yang dibahas dari buku, Undang-Undang, dan bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan Retribusi pasar.


(13)

c. Observasi Lapangan

Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada objek Praktik Kerja Lapangan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku di Dispenda serta untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik yang dibahas.

d. Penghimpunan data

Penulis melakukan pengumpulan data melalui: - Data primer

- Data sekunder

e. Analisis dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan penulis diharapkan dapat menganalisa dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan diinterpretasikan secara objektif, jelas dan sistematik.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa metode yaitu sebagai berikut:

1. Metode Intervie(wawancara)

Yaitu dengan cara mengumpulkan data dan informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada pegawai dalam instansi yang bersangkutan.

2. Metode Observasi(Observation)

Yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung kelapangan yang dilakukan oleh penulis yang dijadikan sebagai objek penelitian.


(14)

3. Metode Dokumentasi

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari tempat Praktik Kerja Lapangan misalnya pengumpulan data secara tertulis,Peraturan-Peraturan Daerah yang berlaku didalam Undang-Undang Perpajakan, Surat-Surat keputusan, Skema dan Struktur Organisasi, dan data-data mengenai kepegawaian yang berhubungan langsung dengan Praktik Kerja Lapangan.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Tujuan dibuatnya Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Adapun yang menjadi Sistematika Penulisan Laporan dalam Penyusunan laporan akhir ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat tentang Latar Belakang , Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan. Metode pengumpulan Data, serta Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan situasi lokasi penelitian (keadaan lokasi kegiatan), Sejarah singkat Instansi, Struktur Organisasi, Mekanisme kerja dan uraian pokok dari Instansi tersebut.


(15)

BAB III MEKANISME PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PASAR

Bab ini membahas tentang mekanisme yang dibuat oleh instansi dalam memungut dan penentuan besarnya tarif retribusi pasar yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang cara menganalisa dan mengevaluasi apakah pelaksanaan dalam pemungutan dan penetapan tarif Retribusi Pasar tersebut sesuai dengan pelaksanaan langsung yang ada pada masyarakat.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas tentang penutup yang berisikan kesimpulan dari bab-bab terdahulu dan saran-saran mengenai alternatif yang dapat diambil untuk meningkatkan penerimaan daerah dari sektor retribusi khususnya retribusi pasar.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

BAB II

DESKRIPSI UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. SEJARAH SINGKAT ORGANISASI

Karena belum terbentuknya kantor IPEDA di Daerah TK II Simalungun maka pemerintah pusat menyerahkan wewenang untuk melakukan pemungutan, pengelolaan, dan penerimaan pendapatan daerah kepada Pemerintah TK II Simalungu n berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 1956, yang mana pelaksanaannya dimulai sejak bulan Mei 1975 yang disebut dengan Sub Directorat Pendapatan.

Namun dengan makin berkembangnya volume pekerjaan yang harus dilaksanakan dibidang pendapatan daerah dan makin mendesaknya kebutuhan dana yang harus digali dari pendapatan daerah maka sudah tentu tugas tersebut dirasakan tidak cukup jika hanya dilakukan oleh suatu sub bagian yang khusus untuk menangani pendapatan daerah tersebut yang terpisah dari bagian keuangan.

Dengan melihat tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan pendapatan daerah lebih cenderung bersifat teknis, bukan hanya unsur pelayanan, maka status Sub Direktorat Pendapatan dirubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah TK II Simalungun. Perubahan status Sub Direktorat Pendapatan menjadi Dinas Pendapatan Daerah TK II Simalungun didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Simalungun Nomor 70/II SIM/1977 yang disesuaikan dengan isi Perda Kabupaten Daerah TK II Simalungun Nomor 4 tahun 1978, tentang susunan Organisasi dan Tata Dinas Pendapatan Kabupaten Daerah TK II Simalungun.


(17)

Selanjutnya diperjelas dalam Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Siamalungun Nomor 27/II Sim-1979 tentang Perubahan Ketentuan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah TK II Simalungun.

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 tahun 1977, tentang Pedoman Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah dan Nomor KUPD 7/12/41-101, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah TK II maka untuk itu, Kabupaten Daerah TK II Simalungun telah diatur dalam Perda TK II Simalungun Nomor 4 tahun 1976 jo Perda TK II Simalungun Nomor 4 tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah TK II Simalungun.

Sistem dan prosedur pengelolaan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya yang menjadi tugas pokok dari pada Dinas Pendapatan Daerah adalah berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 970-893 tahun 1981, tentang Manual Administrasi Pendapatan Daerah (MAPENDA).

Akan tetapi sejak tahun 1989, sistem dan prosedur perpajakan retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya didasarkan kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973-442 tahun 1988 tentang Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA).

Untuk penyempurnaan dan kesamaan Gerak Pengelola Pendapatan Daerah TK II, sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 970/1476/PUOD, 14 April 1989, menetapkan 8 (delapan) Kabupaten di daerah TK I Sumatera Utara, yang diikut sertakan dalam sistem dan prosedur Manual Pendapatan Daerah (Sisdur-Mapatda) termasuk Dati II Simalungun.


(18)

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan dan kelengkapan operasionalnya, maka secara bertahap akan ada perubahan susunan dan struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah (Mapenda), sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 tahun 1978 beralih kepada Sisdur Mapatda.

Dalam peralihan dimaksud, susunan dan struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan, diubah kepada Sisdur Mapatda, dengan berpedoman kepada Surat Keputusan Nomor 23 tahun 1989, tentang Pedoman Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah TK II dengan peraturan Daerah TK II Simalungun Nomor 5 tahun 1991 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah TK II Simalungun.

Untuk pedoman pelaksanaan tugas dan tata kerja serta Susunan Organisasi Dinas Pendapatan TK II Simalungun mengacu pada peraturan daerah (perda) TK II Simalungun Nomor 5 tahun 1991 tanggal 6 April 1991.

B. Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu diperlukan sarana yang tepat, yang satu diantaranya adalah organisasi.

Struktur organisasi merupakan faktor yang amat penting bagi suatu instansi pemerintahan dalam menjalankan usahanya untuk mencapai suatu tujuan dan menjadi pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Karena dengan adanya struktur organisasi,


(19)

dapat dilihat pembagian kerja dan wewenang diantara individu yang akan menjalankan tugasnya.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara individu-individu dalam suatu kelompok.Struktur ini kemudian digambarkan kedalam bagan organisasi atau diagram. Diagram tersebut akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang.

Dalam pengertian yang luas dapat dikatakan struktur oganisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dan kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten TK II Simalungun berbentuk Organisasi Garis dan Staff. Juga terlihat adanya satuan komando, pimpinan juga didampingi pembantu pimpinan atau Kepala Seksi.

Masing-masing bertugas dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Disamping itu, Kepala Dinas dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin dan menyelenggarakan bidang administrasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kabupaten Daerah TK II Simalungun Nomor 5 tahun 1991, tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Pendapatan Daerah TK II Siamalungun, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah TK II Simalungun digambarkan sebagai berikut:


(20)

a. Uraian Umum Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun 1. Daerah adalah Kabupaten Simalungun

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom 3. Kepala Daerah adalah Bupati Simalungun

4. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara Pemerintah Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas Desentralisasi

5. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Simalungun

6. Kepala Dinas adalah Kepala Pendapatan Kabupaten Simalungun

7. Cabang Dinas adalah Cabang Dinas Pendapatan Kabupaten Simalungun sebagai unsur pelaksana yang meaksanakan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan

8. Unit Pelaksana teknik Dinas (UPTD) adalah sebagai Unsur Pelaksana Operasional Dinas dilapangan

9. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi 10.Kewenangan adalah hak dan kewajiban untuk menentukan atau mengambil

kebijaksanaan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan b. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Simalungun

Berdasarkan Keputusan Bupati Simalungun Nomor 180-45/1516tentang susunan dan Tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun terdiri atas:


(21)

Kepala Dinas 1. Bagian Tata Usaha

2. Sub Bagian Pendaftaran dan Penetapan 3. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan

4. Sub Dinas Sanksi Pajak dan Retribusi Daerah

5. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional 6. Sub Dinas Pembinaan Sumber Penghasilan

7. Cabang Dinas

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas 9. Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Tata Usaha membawahi

1. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan /Peralatan 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Kepegawaian

4. Sub Dinas Pendapatan dan Penetapan membawahi: - Seksi Pendaftaran

- Seksi Registrasi dan Pemeriksaan - Seksi Dokumentasi dan Penyajian Data - Seksi Penetapan

5. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan membawahi : - Seksi Pembukuan dan Penerimaan


(22)

- Seksi Pelaporan

6. Sub Dinas Pengenaan Sanksi Pajak dan Retribusi Daerah membawahi: - Seksi Penagihan dan kebertan

- Seksi Angsuran

- Seksi Peraturan dan Perundang-undangan

7. Sub Dinas Perencanaan Pembukuan dan Pengendalian Operasional membawahi: - Seksi Penyusunan Program dan Pengembangan

- Seksi Pemantauan dan Pengendalian - Seksi Analisis dan Evaluasi

8. Sub Dinas Pembinaan Sumber Penghasilan membawahi: - Seksi Pajak dan Retribusi Daerah

- Seksi Bagi hasil Pajak lainnya - Seksi pengelolaan sumber lain-lain

- Seksi Pelayanan dan Bimbingan Masyarakat

C. Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi

Dinas Pendapatn Kabupaten Simalungun merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Kabupaten, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendapatan Kabupaten Simalungun mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam bidang pendapatan.


(23)

Untuk menyelenggarakan tugas diatas, Dinas Pendapatan mempunyai fungsi: - Pelaksanaan penyusunan rencana dan program peningkatan Pendapatan asli

daerah serta pengembangan, pemantauan dan pengendalian operasional pajak pendapatan daerah.

- Pelaksanaan pendaftaran, pendataan, registrasi dan pemeriksaan objek pajak. - Pelaksanaan pemeriksaan dokumen pajak untuk penyediaan data.

- Pelaksaan penetapan, perhitungan dan penerbitan Surat Keterangan Pajak. - Melaksanakan pembukaan, penerimaan dan penagihan pajak dan pembinaan

sumber penghasilan yang terdiri atas pajak dan retribusi, pendapatan bagi hasil PBB, BPHTB dan pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber lainnya.

- Pelayanan dan bimbingan terhadap masyarakat dan wajib pajak.

- Pelaksanaan koordinasi teknis pemungutan seluruh usaha dibidang pemungutan retribusi daerah dan pungutan lainnya berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Pengelolaan administrasi Umum yang meliputi ketata usahaan, Kepegawaian, Keuangan, Perlengkapan, Organisasi dan ketatalaksanaan Dinas.

- Pengelolaan Cabang Dinas dan UPTD Dinas. a. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 1. Bagian Tata Usaha

- Bagian Tata Usaha merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.


(24)

- Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan umum dan perlengkapan/peralatan-keuangan, Kepegawaian dan Organisasi, serta memberikan pelayanan kondusif pimpinan dan seluruh Unit kerja dilingkungan Dinas Pendapatan Kabupaten Simalungun

Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Bagian Tata Usaha mempunyai Fungsi: 1. Melaksanakan kegiatan ketata usahaan meliputi kegiatan surat menyurat,

menelaah dan mendistribusikan surat-surat, membubuhkan paraf surat keseluruh unit kerja dilingkungan dinas.

2. Melaksanakan pembinaan administrasi keuangan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Melaksanakan administrasi kepegawaian, ketata laksanaan dan penataan organisasi.

4. Melaksanakan dan memelihara administrasi peralatan dan perlengkapan. 5. Mengkoordinasikan penyusunan program dan laporan kerja dinas. a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan/peralatan mempunyai tugas:

- Menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bagian

- Melaksanakan urusan surat menyurat yang meliputi surat masuk, surat keluar, kearsipan, dan dokumentasi.

- Menyusun rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi barang/perlengkapan.

- Melaksanakan ketatausahaan Kepala Bagian, Sub Dinas, Sub Bagian, dan Seksi.


(25)

- Melaksanakan kegiatan penggandaan dokumentasi dan kearsipan

- Melaksanakan perencanaan dan penyimpanan barang perlengkapan yang meliputi gudang perabot, peralatan teknis, alat kantor dan mobiler.

- Melaksanakan inventarisasi barang milik negara dilingkungan Dinas Pendapatan.

- Menyusun laporan kerja tahunan Sub Bagian

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. b. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas:

- Menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bagian.

- Menghimpun data untuk bahan penyuisunan angaran rutin dan pembangunan - melaksanakan pengelolaan keuangan Dinas Pendapatan yang meliputi

penerimaan penyimpanan, penyaluran, pertanggung jawaban dan pembukuan. - Melaksanakan administrasi pelaksanaan anggaran rutin dan pembangunan. - Meneliti dan menguji kebenaran setiap dokumen dan bukti penerimaan,

penyimpanan dan penyaluran uang. - Melaksanakan pembayaran gaji

- Melaksanakan pembayaran biaya perjalanan dinas.

- Memonitor pelaksanaan anggaran dan menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- Menghimpun peraturan erundang-undangan dibidang keuangan. - Menyusun laporan kerja Sub Bagian.


(26)

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi mempunyai tugas:

- Menyusun rencana dan program kegiatan Sub Bagian.Mempersiapkan rencana pengadaan, penempatan dan pemerataan pegawai, mutasi dan pengembangan karir pegawai administrasi serta merencanakan formasi pegawai

- Mengurus administrasi pegawai dinas dan UPTD dinas. - Menyusun daftar urut kepangkatan pgawai.

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. 2. Sub Dinas Pendaftaran dan Penetapan

- Sub Dinas Pendaftaran dan penetapan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada langsung dibawah dan bertanggung jawab langsung keapada Kepala Dinas.

- Sub Dinas Pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksakan pendataan, melaksanakan registrasi dan pemeriksaan, membuat dokumentasi dan penyajian data serta melaksanakan penetapan.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut Sub Dinas Pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas:

- Menyusun konsep kebijakan pelaksanaan pendaftaran, pendataan, pemeriksaan data, menghitung dan menetapkan jumlah pajak/retribusi terhutang.


(27)

- Mengolah dan menghimpun data objek dan subjek wajib pajak dan retribusi daerah.

- Memberikan NPWPD/NPWRD.

- Menghitung dan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak/Retribusi Daerah. - Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan

a.Seksi Pendataan mempunyai tugas:

- Melaksanakan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah. - Melakukan pemeriksaan data.

- Pencatatan data kedalam kartu dan diserahkan kepada Unit kerja yang membidangi penetapan.

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. b.Seksi Registrasi dan Pemeriksaan mempunyai tugas:

- Mengajukan pendaftaran, pemeriksaan objek dan subjek pendapatan daerah. - Mendistribusikan dan menerima kembali formulir pendaftaran dari wajib

pajak/wajib retribusi.

- Menetapkan Nomor Pokok Wajib Pajak sDaerah (NPWPD) c. Seksi Dokumentasi dan Penyajian Data mempunyai tugas:

- Membuat dan memelihara daftar induk wajib pajak dan wajib retribusi daerah. - Memberikan kartu pengenal NPWPD.

- Menyiapkan dokumen data yang berkaitan dengan pendaftaran dan penetapan pajak/retribusi daerah.


(28)

d.Seksi Penetapan mempunyai tugas:

- Melaksanakan perhitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah yang terutang.

- Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. - Memberikan SKPDKB, SKRDKB, SKPDN dan SKPDKBT. - Menata usahakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. 3.Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan

1. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

2. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pembukuan dan penerimaan, melaksanakan pembukuan persediaan dan mengkoordinasikan laporan.

Dalam melaksanakan tugasnya,Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan mempunyai fungsi:

- Menyusun konsep kebijakan dan fasilitas pembukuan mengenai penetapan dan penerimaan tunggakan pendapatan daerah, pembukuan, pembayaran, penyetoran pendapatan Daerah serta menerbitkan surat fiskal.

- Menyusun konsep kebijakan tentang penata usahaan benda berharga penerimaan berharga.

- Mengkoordinasikan pembuatan laporan Registrasi Pendapatan Daerah, realisasi penerimaan.


(29)

- Menyusun konsep kebijakan tentang pencatatan penerimaan lain-lain diluar pajak dan retribusi Daerah, PBB dan BPHTB.

1.Seksi Pembukuan dan Penerimaan

- Melaksanakan pencatatan Surat Ketetapan Pendapatan Daerah - Melaksanakan penerimaan pendapatan daerah.

- Menerbitkan surat keterangan fiskal

- Menyimpan seluruh dokumen yang telah dicatat

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. 2. Seksi Pembukuan Persediaan

- Melaksanakan penata usahaan penerimaan dan pengeluaran benda berharga. - Melaksanakan pembukuan penerimaan uang tunai dari hasil pemungutan

pendapatan daerah dengan benda berharga.

- Melaksanakan pembukuan persediaan benda berharga.

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. 3. Seksi Pelaporan

- Menyiapkan laporan realisasi penerimaan pendapatan daerah.

- Menyiapkan laporan secara mingguan, bulanan, triwulan, maupun tahunan. - Menagih tunggakan pendapatan daerah.

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. 4.Sub Dinas Pengenaan Sanksi Pajak dan Retribusi Daerah

1. Sub Dinas Pengenaan Sanksi Pajak dan Retribusi Daerah merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam


(30)

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

2. Sub Dinas Pengenaan Sanksi Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan penagihan pendapatan daerah, melayani keberatan daerah wajib pajak /wajib retribusi, menyelesaikan proses permohonan angsuran pendapatan daerah, serta penetapan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pajak daerah dan retribusi daerah.

Untukmelaksanakan tugasnya tertsebut, Sub Dinas pengenaan Sanksi Pajak dan Retribusi daerah mempunyai fungsi:

- Menyiusun konsep dan kebijakan dan retribusi daerah mempunyai fungsi. - Menyusun konsep kebijakan dan fasilitas penangguhan pendapatan daerah. - Melaksanakan pelayanan bimbingan kepada masyarakat atas pemungutan

pendapatan daerah secara aktif maupun secara pasif. a. Seksi Penagihan dan Keberatan

- Melaksanakan Penagihan atas Pendapatan daerah.

- Menerbitkan Surat tegoran dan surat lainnya yang berhubungan dengan penagihan.

- Melayani permohonan keberatan wajib pajak / wajib retribusi. - Melaksanakan tugas lain diberikan langsung oleh atasan b.Seksi Angsuran

- Mempersiapkan formulir angsuran/keberatan wajib pajak


(31)

- Memproses banding dari wajib pajak / retribusi

- Melaksanakan Tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan c. Seksi peraturan dan perundang-undangan

- Melaksanakan penetapatan peraturan kepada wajib pajak / wajib retribusi yang mempunyai batas jatuh tempo berupa penerbitan surat tagihan pajak.

- Melaksanakan penetapan sanksi administrasi

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan 5. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional

1. Sub dinas perencanaan dan pengendalian operasional merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam pelaksanaan Tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas

2. Sub Dinas Perencanaan dan Program kerja, mengkoordinasikan pengembangan pendapatan, pemantauan dan pengendalian operasional pemungutan, dan pengadaan analisa dan evaluasi.

Untuk melaksanakan Tugasnya, Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian operasional mempunyai fungsi:

- Pengelola data, analisa informasi dan pelaporan informasi - Penyusunan rencana dan program kerja

- Menyusun konsep kebijakan dalam rangka pengembangan pemungutan pendapatan Daerah


(32)

1. Seksi Penyusunan Program dan Pengembangan

- Menghimpun Data untuk Pengembangan Pendapatan Daerah

- Mengintensifikasikan Pembinaan Penggunaan Sarana dan Prasarana pendapatan Daerah.

- Menghimpun Bahan-bahan untuk penyusunan Naskah Rancangan Peraturan Daerah.

- Melaksanakan Tugas lain yang diberikan langsung oleh Atasan 2. Seksi Pemantauan dan Pengendalian

- Memantau Pelaksanaan Pengelola Pemungutan Pendapatan Daerah - Pengendalian Operasional Pelaksanaan Pemungutan Pendapatan Daerah

- Melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku mengenai pemungutan tersebut.

3.Seksi Analisis dan Evaluasi

- Melakukan, mengumpulkan, data dan informasi mengenai semua aspek yang berhubungan dengan Pemungutan Pendapatan Daerah untuk dianalisis.

- Mengadakan Evaluasi mengenai Pemungutan Pendapatan Daerah - Menyiapkan Laporan tentang hasil Pemeliharaan dan Evaluasi. 6. Sub Dinas Pembinaan Sumber Penghasilan

1. Sub Dinas Pembinaan Sumber Penghasilan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas.


(33)

2. Sub Dinas Pembinaan Sumber Penghasilan mempunyai tugas pembinaan, monitoring, dan evaluasi atas penerimaan dan penghasilan pendapatan daerah, yang bersumber dari pajak daerah/retribusi daerah, bagi hasil pajak maupun sumber pendapatan lainnya serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Sub Dinas pembinaan sumber penghasilan mempunyai fungsi:

- Pengelolaan Data dan Analisis Informasi

- Penyusunan rencana dan program kerja Sub Dinas - Pengkajian sumber penerimaan lainnya

- Memantau pemungutan sumber penghasilan lain

- Memantau dan mengevaluasi penerimaan bagi hasil pajak (PBB-BPHTB) a. Seksi Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai fungsi:

- Mengumpulkan dan mengevaluasi data Wajib Pajak dan Wajib Retribusi - Melaksanakan pengelolaan data untuk bahan informasi

- Membina Wajib Retribusi Daerah yang menjadi wewenang camat - Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan b. Seksi bagi hasil pajak lainnya mempunyai tugas:

- Mengumpulkan data , mengolah data sumber penghasilan dari bagi hasil pajak - Memungut hasil PBB dan BPHTB

- Mengumpulkan bahan informasi


(34)

c. Seksi pengelolaan sumber lain-lain mempunyai tugas: - Melaksanakan pembinaan dan pengumpulan data

- Mengelola sumber penerimaan diluar pajak dan retribusi daerah - Memungut hasil PBB dan BPHTB

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan langsung oleh atasan. Seksi pelayanan melaksanakan bimbingan berupa penyuluhan kepada masyarakat mengenai pajak

- Memberikan pelayanan berupa penjelasan untuk peningkatan pendapatan daerah.

7. Cabang Dinas

a. Cabang Dinas Pendapatan berkedudukan di Kecamatan, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas-tugas Dinas Pendapatan kabupaten Simalungun. b. Pembentukan, kedudukan, tugas pokok dan fungsi serta susunan organisasi

ditetapkan kemudian dalam keputusan Bupati sesudah mendapat persetujuan Pimpinan DPRD.

8. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

a. Unit Pelaksanaan Teknis dinas berkedudukan dikecamatan mempunyai tugas yang sifatnya teknis pada Dinas Pendapatan kabupaten Simalungun.

b. Pembentukan kedudukan, tugas dan funsi serta susunan organisasi ditetapkankemudian dalam keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan pimpinan DPRD.


(35)

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga terampil, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

10. Tata Kerja

a. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Tata Usaha, Kepala Sub Dinas dan Kepala Seksi Dinas menetapkan prinsip koordinasi, integrasi sinkronisasi secara Vertikal Horizontal dan Diagonal.

b. Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan dinas pendapatan bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan bagi pelaksanaan tugas bawahannya. c. Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan

bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan pada waktunya.

d. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahan.

e. Para kepala Sub Bagian menyampaikan laporan pada waktunya kepada kepala bagian dan para kepala seksi menyampaikan laporan pada waktunya kepada kepala sub dinas sesuai dengan tugasnya masing-masing dan kepala bagian serta kepala sub dinas menampung laporan tersebut serta menyusun laporan untuk disampaikan kepada kepala dinas.


(36)

f. Dalam menyampaikan laporan kepada pimpinan, tenbusan laporan disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. g. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh

pimpinan organisasi dibawahnya dalam rangka penberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing, mengadakan rapat secara berkala.


(37)

BAB III

GAMBARAN DATA RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

A. Ketentuan Umum

1.Dasar Hukum yang Mengatur Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar.

Dasar Hukum yang mengatur mengenai pemungutan retribusi Pelayanan Pasar adalah:

1. Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-Undang (UU)Nomor 25 Tahun 1999 jo Undang-Undang (UU) Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

3. Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 1997 jo Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah.

Sedangkan peraturan serta keputusan-keputusan yang mengatur mengenai pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar adalah:

1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Daerah Provinsi sebagai Daerah Otonom. 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. 3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang pedoman


(38)

4. Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi daerah.

Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Simalungun Nomor 38 tahun 2001, tentang kualifikasi serta besarnya tarif kontribusi dan sewa toko pada wilayah pasar dalam kabupaten Simalungun, diatur beberapa ketentuan antara lain:

1. Daerah adalah Kabupaten Simalungun

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Simalungun

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun.

5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

6. Pasar adalah suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa.

7. Pasar Daerah adalah pasar umum dan pasar grosir yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah.

8. Lingkungan Pasar Daerah adalah Lingkungan tempat berjualan atau tempat lain di lingkungan yang beradius 300 meter.

9. Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemamfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang-orang pribadi atau badan.


(39)

10.Retribusi Pasar yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa loods/kios yang diberikan dan atau dikelola oleh Pemerintah daerah untuk kepentingan serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

11.Pelayanan Pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa pelataran, loods yang dikelola Pemerintah Daerah yang khusus disediakan untuk pedagang.

12.Bangunan-bangunan adalah semua bangunan yang berada dalam pasar yang dipergunakan untuk keperluan berjualan.

13.Rumah toko (ruko) adalah sebuah bangunan tetap berbentuk rumah dan toko yang dibangun dilingkungan pasar.

14.Toko gudang adalah sebuah bangunan tetap berbentuk toko dan gudang yang dibangun dilingkungan pasar.

15.Loods adalah sebuah bangunan tetap dalam pasar yang sifatnya terbuka dan tanpa dinding keliling yang dipergunakan untuk berjualan.

16.Kios adalah sebuah bangunan tetap dalam bentuk petak yang berdinding keliling dan berpintu yang dipergunakan untuk berjualan.

17.Kios dan atau loods type 4 (empat) adalah kios dan atau loods yang dibuka 4 (empat) kali (hari) dalam sebulan.

18.Kios atau loods type 8 (delapan) adalah kios dan atau loods yang dibuka 8 (delapan) kali (hari) dalam sebulan.


(40)

20.Surat ketetapan retribusi daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang. 2. Obyek dan Subjek Retribusi

Yang menjadi Obyek Retribusi Pasar adalah setiap pemamfaatan pasar yang berupa pelataran/kios loods yang disediakan oleh Pemerintah Daerah kepada umum didalam lingkungan pasar berupa bangunan-bangunan yang dipergunakan untuk keperluan penjualan, termasuk didalamnya adalah toko, kios, stand, meja dan loods.

Sedangkan yang bukan merupakan obyek retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Simalungun adalah Pelayanan Penyediaan fasilitas pasar yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pihak swasta.

Adapun yang menjadi Subyek Retribusi adalah Orang Pribadi atau Badan yang memanfaatkan fasilitas pasar.

3. Penetapan Tarif Retribusi pelayanan Pasar.

Pengenaan Tarif Retribusi Pelayanan Pasar kepada orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas pasar haruslah berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Daerah (perda) yang berlaku. Maka dalam penentuan tarif yang digunakan, Pemerintah Daerah wajib mengikuti peraturan daerah yang berlaku yang mempunyai rujukan kepada Undang-undang nasional dan secara operasional dilakukan dengan perhitungan.


(41)

4.Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

Tata cara pemungutan dan penagihan Retribusi ini telah diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan bahwa :

1. Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

2. Hasil Pungutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ini disetor Bendahara Khusus Penerima (BKP) ke Kas Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah. 3. Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Kabupaten Simalungun

4. Apabila dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang bayar maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua Persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan tagihan dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

5. Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, Surat Keputusan Keberatan dan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh wajib retribusi yang telah ditetapkan maka dapat ditagih dengan surat paksa.

6. Surat paksa diterbitkan setelah Surat Teguran dan Surat Peringatan atau surat lain yang sejenisnya yang diterbitkan Petugas Retribusi.

7. Penagihan Retribusi dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.


(42)

5. Penyisihan Piutang dan Proses Penyisihan Piutang

Penyisihan piutang dilakukan apabila telah melampaui jangka waktu yang telah ditentukan sejak saat terutang retribusi, sehingga besar kemungkinan piutang tersebut tidak dapat ditagih.

Adapun proses penyisihan piutang ragu-ragu sebagai berikut: Umur Piutang

1 Bulan – 1 Tahun 1 Tahun -2 Tahun Diatas 4 Tahun 3 Tahun – 4 Tahun 2 Tahun – 3 Tahun

0% 10% 25% 50% 100%

6. Ketentuan Larangan dan Ketentuan Pidana

Bagi pedagang yang berjualan di Pasar Daerah, dilarang:

1. Berjualan dijalan masuk dan keluar atau jalan penghubung di dalam pasar daerah.

2. Berjualan atau menggunakan tempat menggunakan tempat pemberhentian segala kendaraan selain dari tempat yang disediakan untuk itu atau menjadi haknya.


(43)

3. Memasang tenda atau mendirikan bangunan-bangunan didalam pasar daerah, memasukkan sepeda motor, sepeda, becak, (kecuali petugas), dan ternak (kecuali pasar hewan) kedalam pasar daerah.

4. Mengadakan kegiatan meminjamkan uang dengan bunga untuk maksud menarik keuntungan, baik yang dilakukan oleh swasta maupun Pemerintah tanpa seizin Kepala Daerah.

5. Mempergunakan tempat didalam Pasar Daerah untuk tidur atau menginap tanpa seizin Kepala Daerah.

6. Meminum minuman keras atau main judi di dalam Pasar Daerah. 7. Memasukkan atau mengeluarkan barang kedalam Pasar Daerah.

8. Melakukan suatu perbuatan di dalam Pasar Daerah yang sifatnya dapat mengganggu ketertiban umum.

9. Menimbun atau menyimpan barang dalam Pasar Daerah lebih dari 1 (satu)Ton kecuali seizin Kepala Daerah.

10.Mempergunakan sebagai gudang atau tempat menimbun barang pada tempat yang semestinya bukan untuk itu.

11.Memperdagangkan barang-barang didalam Pasar Daerah yang mudah menimbulkan kebakaran dan meledak, serta dapat membahayakan keselamatan umum bagi orang dan barang tanpa seizin Kepala Daerah.

12.Menyalakan atau mempergunakan api didalam Pasar Daerah yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.


(44)

13.Berjualan di lokasi Pasar Daerah dalam jarak 300 (tiga ratus) meter dari batas pagar Pasar Daerah kecuali ditempat penjualan tetap yang telah mendapat izin dari Kepala Daerah.

14.Memakai tempat didalam Pasar Daerah melebihi dari batas areal yang telah ditetapkan

15.Menempatkan barang dagangan, kendaraan, bintang muatan/tunggangan, ternak besar/kecil, barang bangunan atau barang yang banyak memakai tempat serta melakukan pekerjaan atau usaha pada waktu sebelum pasar atau sesudah pasar ditutup kecuali ada izin dari pejabat/Petugas pasar.

16.Menolak petunjuk Pejabat/Petugas pasar Daerah demi ketertiban dan kerapian pasar.

6. Ketentuan Pidana

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (bulan) atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi terutang.

Tindak pidana yang dimaksud adalah pelanggaran yang tidak bersifat ekonomis. 7. Penyidikan

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan npemerintahan diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi Daerah.


(45)

Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam hal diatas adalah:

1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas.

2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah.

3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi daerah.

4. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi Daerah.

5. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.

6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah.

7. Menyuruh berhenti atau melarang sesorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung atau sedang memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa.

8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. 9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai


(46)

10.Menghentikan penyidikan.

11.Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penyidik sebagaimana dimaksud diatas adalah memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.


(47)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Sistem Pemungutan Retribusi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 38 tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar di Kabupaten Simalungun pada Bab VI pasal 10 dinyatakan bahwa pemungutan retribusi pasar tidak dapat diborongkan, Sistem pemungutannya menggunakan SKRD (Surat Keputusan Retribusi Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan dan hasil pemungutan retribusi pasar sebagaimana dimaksud dalam pasal ini disetor Bendahara Khusus Penerima (BKP) ke kas daerah melalui dinas pendapatan.

Kemudian dengan Surat Keputusan Bupati Simalungun Nomor 45/2246 tahun 2001 tentang pelimpahan wewenang Pemeritah dari Dinas Pendapatan kepada Kecamatan sebagai perangkat daerah, Retribusi pasar yang mana dinyatakan bahwa kecamatan Melaksanakan Pemungutan retribusi pasar dan mengkoordinasikan pemeliharaan serta pengembangan sarana dan prasarana pasar diwilayah kerjanya.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati tersebut maka Pegawai yang bertugas melakukan sistem pemungutan sebagai berikut:

1. Pemungutan retribusi pasar dilakukan dengan dua cara yaitu:

- Pemungutan Retribusi pasar secara harian dengan menggunakan karcis - Pemungutan Retribusi pasar secara bulanan


(48)

2. Setiap pedagang dikenakan retribusi pasar setiap hari pekan tanpa terkecuali dan jika pedagang tidak membuka usahanya pada hari pekan berlangsung juga tidak dikenakan retribusi pasar.

3. Pemungutan retribusi ini dipungut oleh Pegawai Dinas Pendapatan, namun setelah mengalami masa transisi pemungutan retribusi pasar dilakukan oleh Pegawai UPT Kantor Camat.

4. Hasil Pemungutan tersebut di setor ke Bendahara Kantor Camat, kemudian oleh Bendahara Kantor Camat hasil retribusi tersebut di setor langsung ke Dinas Pendapatan Daerah.

5. Dari Dinas Pendapatan hasil pemungutan tersebut disetor langsung ke Kas Daerah.

6. Untuk lebih jelasnya bagaimana proses pemungutan Retribusi pasar dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

kwitansi setor

setor

membayar

Kas Daerah

Kabupaten Simalungun

Dinas Pendapatan Daerah

Kantor Camat

Pemungut

Pedagang

S

et

o


(49)

Keterangan:

- Kwitansi diberikan oleh Sub bagian penagihan Dinas Pendapatan ke Kantor Camat

- Oleh Pemerintah Kecamatan memberikan kwitansi tersebut ke Bagian Petugas pemungut retribusi pasar

- Petugas pemungut retribusi pasar menagih retribusi kepada para pedagang dengan sarana kwitansi tersebut.

- Hasil pemungutan retribusi tersebut diserahkan ke Bendahara Kecamatan - Kemudian Bendahara Kecamatan hasil retribusi tersebut disetor ke Dinas

Pendapatan Daerah.

- Oleh Dinas Pendapatan Daerah lansung menyetor ke Bagian Kas Daerah.

B. Besarnya Kontribusi Penerimaan Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Simalungun

Sebagai Daerah yang mempunyai hak untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, daerah tidak hanya mengharapkan dana dari Pemerintah pusat dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemerintah daerah termasuk dalam mencari dan mengatur keuangannya. Salah satunya mengadakan pemungutan berupa retribusi pasar.

Retribusi pasar merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Simalungun sebagai sumber pendapatan murni dari daerah digunakan dan dimanfaatkan untuk pembangunan daerah.dan untuk melihat seberapa besar


(50)

penerimaan PAD di Kabupaten Simalungun dari sektor Retribusi Pasar, dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1

Target dan Realisasi Retribusi Pasar di Kabupaten Simalungun (Dalam Rupiah) Tahun

Anggaran

Target Retribusi Pasar

(Rp)

Realisasi Retribusi Pasar

(Rp)

Persentase Realisasi

% 2005 550.571.700,00 329.805.400,00 59,90 % 2006 550.571.700,00 385.591.500,00 70,03 % 2007 556.141.700,00 377.434.500,00 66,66 %

Berdasarkan Tabel diatas, Target penerimaan dalam Tahun anggaran 2006 tidak mengalami peningkatan yaitu Rp.550.571.700-, dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2007 besar target retribusi pasar Rp.556.141.700-, berarti mengalami peningkatan dengan selisih sebesar Rp.5.570.000-,. Dan perolehan realisasi pada tahun anggaran pada tahun 2006 sebesar Rp.385.591.500-, yang hanya berselisih Rp.164.980.200-, dari target penerimaan. pada tahun 2007 realisasi yang dicapai sebesar Rp.377.434.500-, dan selisihnya sebesar Rp.178.707.200-, realisasi pada tahun 2006 sebesar 70,90%, mengalami peningkatan dari tahun 2005 yang hanya 59,90%, sedangkan pada tahun 2007 realisasi retribusi pasar mengalami penurunan dari tahun 2006 sebesar 66,66%.


(51)

C.Tunggakan Retribusi Pasar

Dalam pelaksanaan pemungutan/penagihan retribusi pasar, Perusahaan Daerah Kabupaten Simalungun juga menghadapi masalah tunggakan terhadap tribusi pasar. Namun tidak disemua Kecamatan mengalami tunggakan tersebut. Dan jika dilihat tunggakan tersebut sangat kecil. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di sebuah Kecamatan yaitu Kecamatan Tanah Jawa. Hampir semua para wajib retribusi pasar membayar retribusi pasar yang terutang.

Namun demikian Pihak pengelola Pasar tetap berusaha untuk menanggulangi masalah tunggakan tersebut.

D.Faktor Eksternal dan Faktor Internal

Dalam upaya mencari dan menentukan nilai-nilai strategis yang melekat pada suatu organisasi, dapat dilihat dan dianalisis dengan menggunakan unsur-unsur yang selalu dihadapi dan dimiliki oleh suatu organisasi, secara internal memiliki sejumlah kekuatan dan kelemahan, dan secara eksternal dihadapkan dengan berbagai peluang dan ancaman.

Adapun faktor penghambat yang berasal dalam Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun khususnya Kecamatan Tanah Jawa adalah

a. Faktor Internal


(52)

2. Sarana pasar kurang mendukung yakni adanya bangunan pasar yang telah tua dan tidak layak pakai sehingga sangat mempengaruhi penataan yang indah dan pada akhirnya para konsumen enggan berbelanja dipasar.

3. Letak lokasi pasar yang tidak mendukung dan kurang strategis sehingga masyarakat pengguna pasar kurang berminat untuk berbelanja ke pasar.

b. Faktor Ekstern

1. Berkurangnya jumlah pemakai fasilitas pasar

2. Hal ini disebabkan karena dekatnya wilayah kota ke lokasi pasar sehingga pemakai para masyarakat jarang yang berbelanja kepasar.hal ini mempengaruhi pendapatan daripada retribusi pasar

3. Rendahnya tingkat kesadaran wajib retribusi dalam memenuhi kewajiban retribusi pasar yang terutang.

4. Rendahnya rasa kesadaran para pemakai fasilitas pasar dalam memelihara aset-aset pasar.

E. Upaya untuk Mengatasi Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Simalungun.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun untuk mengatasi faktor-faktor penghambat penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Simalungun adalah:

1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna retribusi pasar . 2. Mengintensifkan pemungutan retribusi pasar.


(53)

3. Meningkatkan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan kepada masyarakat pedagang terhadap hak dan kewajibannya.

4. Memperbaiki sarana dan prasarana pasar. 5. Mengatur letak/posisi pasar yang strategis.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan serta pembahasan materi pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab-bab terakhir ini penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan dan mengemukakan pokok-pokok pikiran kedalam beberapa saran, yaitu:

A.Kesimpulan

1. Penetapan target penerimaan retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Simalungun dilakukan dengan cara mengkaji realisasi penerimaan objek retribusi tersebut pada tahun anggaran sebelumnya, memperhatikan Peraturan Daerah (Perda)yang berlaku serta meninjau Data Potensi Pasar yang tersedia.

2. Peningkatan frekuensi penyuluhan dan pembinaan kepada wajib retribusi baik penyuluhan langsung oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun maupun penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas UPT kecamatan.

3. Pemerintah Kabupaten Simalungun khususnya pemerintah Kecamatan Tanah Jawa hendaknya memasyarakatkan retribusi lebih intensif, baik melalui artikel, tulisan, sticker, maupun melalui media sarana lainnya.

4. Wajib retribusi berperan aktif dalam hal pemeliharaan fasilitas/aset pasar di Kabupaten Simalungun.


(55)

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis kemukakan dalam menigkatkan pendapatan dari retribusi pasar di Kabupaten Simalungun adalah:

1. Pemerintah Daerah hendaknya berupaya untuk memperluas lahan pasar.

2. Pemerintah lebih aktif untuk turun ke pasar dalam memungut retribusi pasar di setiap desa, ataupun disetiap kelurahan.

3. Pemerintah selalu memberikan penyuluhan kepada wajib retribusi pasar tentang pentingya retribusi pasar.

4. Wajib retribusi pasar diharapkan memiliki kesadaran dalam membayar retribusi pasar tersebut sehingga penerimaan retribusi pasar mengalami peningkatan.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi 2006, Penerbit Andi, Yogyakarta

Siahaan, Marihot, P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Yani, Ahmad, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesia, Jakarta

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


(57)

DAFTAR PERTANYAAN (INTERVIEW)

1. Bagaimana sjarah singkat berdirinya Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana struktur Organisasi Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun?

3. Apa yang menjadi ketentuan Umum Retribusi Pasar? 4. Perda yang mengatur Tentang Retribusi Pasar?

5. Bagaimana mekanisme penetapan Besarnya Tarif Retribusi Pasar?

6. Berapa Target dan Realisasi Penerimaaan Retribusi Pasar din Kabupaten Simalungun?

7. Bagaimana Sistem Pemungutan dan Penagihan Retribusi Pasar di Kabupaten Simalungun?

8. Apa faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pasar

9. Bagaimana cara mengatasi dan apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat tersebut?


(58)

KEPALA DINAS PENDAPATAN AKBUPATEN SIMALUNGUNG

Drs. DUAMAN PURBA NIP. 400036313 BAGAN ORGANISISASI

DINAS PENDAPTAN KABUPATEN SIMALUNGUN

KASUBBAG KEUANGAN SRI ULI SILALAHI, SE

NIP. 400044600

KASUBBAG UMUM & PERLENGKAPAN/PERALTAN NURLINA SARAGIH NIP. 010075753 KASUBBAG UMUM KEPEGAWAIAN & ORGANISASI RELIANTI PURBA, SE

NIP. 400043753 KABAG TATA USAHA

Drs. GIDION PURBA NIP. 010241281

KASUBDIS PENDAFTARAN & PENETAPAN

Drs. THAMRIN SIMANJUNTAK, MSI NIP. 400027836

KASUBDIS PERENCANAAN PENGENDALIAN OPERASIONAL

EDISON TURNIP, SE NIP. 010238220 KASUBDIS PEMBUKUAN & PELAPORAN PANAHATAN MANIK,SE,MSI NIP. 010238220 KASUBDIS PENEGANAAN SANKSI PAJAK/RETRIBUSI ASDINAN PURBA NIP. 40002796 KASUBDIS PEMBINAAN SUMBER PENGHASILAN Drs. WILKEN SITUMORANG,MM

NIP. 160044884

KASI PENDAPATAN BOKSU SITUMORANG, SH

NIP. 400041076

KASI REGISTRASI & PEMERIKSAAN LOREN PARDOSI, SH

NIP. 400037649

KASI DOKUMENTASI DAN PENYAJIAN DATA MADEN PURBA NIP. 400027829 KASI PENETAPAN JARIAMAN PURBA KASI PENYUSUNAN PROGRAM & PENGEMBANGAN Drs. MARTUA TURNIP

NIP. 400040268

KASI ANALISIS & EVALUASI MANGUSUL SAMOSIR

NIP. 380016005

KASI PEMANTAUAN & PENGENDALIAN BISLER LUMBAN GAOL

KASI PEMBUKUAN & PENERIMAAN Drs. IMRAN NIP. 730008504 KASI PELAPORAN ROBINSON SILALAHI NIP. 010076688 KASI PEMBUKUAN PERSEDIAAN

KASI PENAGAHIAN & KEBERATAN

NELSON SIANIPAR NIP. 080048251

KASI PERATURAN & PERUNDANG-UNDANGAN

KRISMAN DAMANIK NIP. 400028528

KASI ANGSURAN

SUNDARI SH

KASI PAJAK DAN RESTRIBUSI DAERAH JAMARA L DAMANIK, SP

NIP. 400028590

KASI PELAYANAN DAN BIMBINGAN MASYARAKAT

JALISMAN SARAGIH NIP. 400031632

KASI BAGI HASIL PAJAK LAINNYA HERLINA GIRSANG, SH

NIP. 170018912 KASI PENGELOLAAN

SUMBER LAIN-LAIN TRIWARSI


(1)

3. Meningkatkan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan kepada masyarakat pedagang terhadap hak dan kewajibannya.

4. Memperbaiki sarana dan prasarana pasar. 5. Mengatur letak/posisi pasar yang strategis.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan serta pembahasan materi pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab-bab terakhir ini penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan dan mengemukakan pokok-pokok pikiran kedalam beberapa saran, yaitu:

A.Kesimpulan

1. Penetapan target penerimaan retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Simalungun dilakukan dengan cara mengkaji realisasi penerimaan objek retribusi tersebut pada tahun anggaran sebelumnya, memperhatikan Peraturan Daerah (Perda)yang berlaku serta meninjau Data Potensi Pasar yang tersedia.

2. Peningkatan frekuensi penyuluhan dan pembinaan kepada wajib retribusi baik penyuluhan langsung oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun maupun penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas UPT kecamatan.

3. Pemerintah Kabupaten Simalungun khususnya pemerintah Kecamatan Tanah Jawa hendaknya memasyarakatkan retribusi lebih intensif, baik melalui artikel, tulisan, sticker, maupun melalui media sarana lainnya.

4. Wajib retribusi berperan aktif dalam hal pemeliharaan fasilitas/aset pasar di Kabupaten Simalungun.


(3)

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis kemukakan dalam menigkatkan pendapatan dari retribusi pasar di Kabupaten Simalungun adalah:

1. Pemerintah Daerah hendaknya berupaya untuk memperluas lahan pasar.

2. Pemerintah lebih aktif untuk turun ke pasar dalam memungut retribusi pasar di setiap desa, ataupun disetiap kelurahan.

3. Pemerintah selalu memberikan penyuluhan kepada wajib retribusi pasar tentang pentingya retribusi pasar.

4. Wajib retribusi pasar diharapkan memiliki kesadaran dalam membayar retribusi pasar tersebut sehingga penerimaan retribusi pasar mengalami peningkatan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi 2006, Penerbit Andi, Yogyakarta

Siahaan, Marihot, P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Yani, Ahmad, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesia, Jakarta

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


(5)

DAFTAR PERTANYAAN (INTERVIEW)

1. Bagaimana sjarah singkat berdirinya Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana struktur Organisasi Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Simalungun?

3. Apa yang menjadi ketentuan Umum Retribusi Pasar? 4. Perda yang mengatur Tentang Retribusi Pasar?

5. Bagaimana mekanisme penetapan Besarnya Tarif Retribusi Pasar?

6. Berapa Target dan Realisasi Penerimaaan Retribusi Pasar din Kabupaten Simalungun?

7. Bagaimana Sistem Pemungutan dan Penagihan Retribusi Pasar di Kabupaten Simalungun?

8. Apa faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pasar

9. Bagaimana cara mengatasi dan apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat tersebut?


(6)

KEPALA DINAS PENDAPATAN AKBUPATEN SIMALUNGUNG

Drs. DUAMAN PURBA NIP. 400036313 BAGAN ORGANISISASI

DINAS PENDAPTAN KABUPATEN SIMALUNGUN

KASUBBAG KEUANGAN SRI ULI SILALAHI, SE

NIP. 400044600

KASUBBAG UMUM & PERLENGKAPAN/PERALTAN NURLINA SARAGIH NIP. 010075753 KASUBBAG UMUM KEPEGAWAIAN & ORGANISASI RELIANTI PURBA, SE

NIP. 400043753 KABAG TATA USAHA

Drs. GIDION PURBA NIP. 010241281

KASUBDIS PENDAFTARAN & PENETAPAN

Drs. THAMRIN SIMANJUNTAK, MSI NIP. 400027836

KASUBDIS PERENCANAAN PENGENDALIAN OPERASIONAL

EDISON TURNIP, SE NIP. 010238220 KASUBDIS PEMBUKUAN & PELAPORAN PANAHATAN MANIK,SE,MSI NIP. 010238220 KASUBDIS PENEGANAAN SANKSI PAJAK/RETRIBUSI ASDINAN PURBA NIP. 40002796 KASUBDIS PEMBINAAN SUMBER PENGHASILAN Drs. WILKEN SITUMORANG,MM

NIP. 160044884

KASI PENDAPATAN BOKSU SITUMORANG, SH

NIP. 400041076

KASI REGISTRASI & PEMERIKSAAN LOREN PARDOSI, SH

NIP. 400037649

KASI DOKUMENTASI DAN PENYAJIAN DATA MADEN PURBA NIP. 400027829 KASI PENETAPAN JARIAMAN PURBA KASI PENYUSUNAN PROGRAM & PENGEMBANGAN Drs. MARTUA TURNIP

NIP. 400040268

KASI ANALISIS & EVALUASI MANGUSUL SAMOSIR

NIP. 380016005

KASI PEMANTAUAN & PENGENDALIAN BISLER LUMBAN GAOL

KASI PEMBUKUAN & PENERIMAAN Drs. IMRAN NIP. 730008504 KASI PELAPORAN ROBINSON SILALAHI NIP. 010076688 KASI PEMBUKUAN PERSEDIAAN

KASI PENAGAHIAN & KEBERATAN

NELSON SIANIPAR NIP. 080048251

KASI PERATURAN & PERUNDANG-UNDANGAN

KRISMAN DAMANIK NIP. 400028528

KASI ANGSURAN

SUNDARI SH

KASI PAJAK DAN RESTRIBUSI DAERAH JAMARA L DAMANIK, SP

NIP. 400028590

KASI PELAYANAN DAN BIMBINGAN MASYARAKAT

JALISMAN SARAGIH NIP. 400031632

KASI BAGI HASIL PAJAK LAINNYA HERLINA GIRSANG, SH

NIP. 170018912 KASI PENGELOLAAN

SUMBER LAIN-LAIN TRIWARSI