ciii Gambar 4.10 Menetukan password untuk account root
Selain memasukkan password untuk account root, IPCop juga akan meminta untuk membuat password pada user account admin, selanjutnya user
account ini digunakan oleh penulis untuk melakukan administrasi firewall dengan interface web yang dimiliki opleh IPCop. Dan yang terakhir adalah menentukan
password untuk backup yang akan digunakan untuk mengeksport backup key.
4.4.3 Konfigurasi Pasca Instalasi
Sistem akan melakukan booting ulang. Sistem akan menampilkan pilihan boot loader yang ada pada mesin firewall. IPCop menggunakan boot loader
GRUB untuk memilih pilihan booting. Pada hal ini penulis hanya memiliki satu buah sistem operasi yaitu IPCop sehingga tidak ada boot loader lain selain milik
IPCop.
civ Gambar 4.11 Tampilan Boot Loader
Terdapat empat pilihan konfigurasi kernel yang tersedia dan dapat kita pilih pada menu boot loader IPCop, yaitu :
a. IPCop, konfigurasi kernel ini cocok untuk mesin atau komputer yang
memiliki single processor dengan motherboard yang tidak mendukung Advanced Configuration and Power Interface ACPI. Konfigurasi
kernel ini adalah yang paling dasar dan dapat berjalan pada sebagian besar processor dan motherboard.
b. IPCop SMP, konfigurasi kernel ini cocok untuk motherboard yang
memiliki lebih dari satu processor, Symetric Multiprocessing SMP. Kita dapat memilih pilihan konfigurasi ini apabila pada motherboard
yang kita gunakan memiliki lebih dari satu processor. c.
IPCop ACPI enabled, adalah konfigurasi yang memungkinkan IPCop untuk memonitor hardware seperti temperatur processor dan konsumsi
daya yang digunakan. d.
IPCop SMP ACPI enabled, konfigurasi kernel ini mendukung
cv processor dengan hyperthreading, HT, SMP dan ACPI.
Karena komputer yang penulis gunakan hanya memiliki satu processor pada motherboard nya, maka pada pilihan booting diatas memilih opsi pertama untuk
melakukan booting ke dalam sistem operasi IPCop. Setelah melakukan booting ke dalam sistem operasi Linux IPCop, pada
tampilan awal IPCop yang berupa text-based kita akan menjumpai menu login, kita akan login dengan account super user atau root dengan cara kita isikan menu
login dengan root dan kita masukan password dari root tersebut untuk melakukan konfigurasi dan pengaturan melalui command line.
Gambar 4.12 Tampilan Awal Linux IPCop
setelah kita melakukan booting ke dalam sistem operasi IPCop, kita akan melihat apakah semua konfigurasi yang kita lakukan pada interface jaringan saat
proses instalasi sudah sesuai pada masing-masing kartu jaringan. Kita dapat mengetikkan perintah rootspicop:~ ifconfig
Perintah diatas akan memberikan informasi terhadap interface jaringan yang kita gunakan berikut alamat IP yang kita gunakan.
cvi
eth0 Link
encap :
Ethernet HWaddr
08:00:27:9A:F5:FE inet addr : 10.3.56.20 Bcast:10.3.56.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1 RX packets:7058 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7813 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0 collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:585233 571.5 KB TX bytes:2007038 1.9 MB Interrupt:10 Base address:0xd020
eth1 Link
encap :
Ethernet HWaddr
08:00:27:DF:DB:05 inet addr : 192.168.1.2 Bcast:192.168.1.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1 RX packets:334 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:29 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0 collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:44768 43.7 KB TX bytes:1218 1.1 KB Interrupt:10 Base address:0xd240
lo Link
encap :
Local Loopback
inet addr : 127.0.0.1 Mask:255.0.0.0 UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:47 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0 TX packets:47 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000 RX bytes:3128 3.0 KB TX bytes:3128 3.0 KB
Gambar 4.13 Tampilan Konfigurasi alamat IP
Output diatas didapatkan setelah kita melakukan konfigurasi kartu jaringan pada tahapan implementasi sistem operasi, yang sudah dibahas pada sub bab 4.5.2
4.4.4 Pengujian Konektivitas