xcvii digunakan sebagi instruksi atau panduan tahap implementasi agar sistem yang
dibangun dapat relevan dengan sistem yang sudah dirancang. Proses implementasi terdiri dari pembangunan topologi jaringan, instalasi sistem operasi firewall dan
add-ons pendukungnya serta konfigurasinya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar seluruh komponen dapat bekerjasama dengan baik dan benar.
4.4.1 Implementasi Topologi Jaringan
Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa yang penulis lakukan disini adalah melakukan pengadaan sistem firewall untuk
perusahaan yang bisa memenuhi kebutuhan perusahaan dalam hal keamanan jaringan komputer, selain itu juga diharapkan penambahan firewall berbasis
open source tidak memakan biaya terlalu banyak sehingga menjadi solusi biaya bagi perusahaan itu sendiri. Topologi yang digunakan dapat dilihat
pada tahap perancangan, dimana topologi yang digunakan berjenis extended star hybrid, dimana firewall yang juga berfungsi sebagai gateway
diletakkan antara jaringan internal LAN dan jaringan eksternal internet dengan menggunakan konsentrator berupa switch.
4.4.2 Implementasi Sistem Operasi
Dalam penerapan rancangan arsitektur topologi sistem jaringan, penulis melakukan instalasi sistem operasi pada mesin yang nantinya akan digunakan
sebagai firewall dan diterapkan kedalam skema jaringan yang sudah ada. Pada
xcviii dasarnya, proses instalasi dari IPCop firewall sama seperti proses pada instalasi
sistem operasi Linux lainnya. Hal tersebut dikarenakan IPCop merupakan sistem operasi Linux yang merupakan turunan dari Smoothwall dengan menggunakan
kernel 2.4.
Gambar 4.4 Tampilan Instalasi IPCop Pada proses instalasi sistem operasi ini kita akan diberi pilihan-pilihan untuk
menkonfigurasi firewall yang akan kita install. Kita juga akan memberi nama atau hostname pada mesin IPCop, dimana hostname tersebut berfungsi untuk
mengenali PC kita pada jaringan yang ada.
Gambar 4.5 Tampilan hostname IPCop
xcix Setelah kita memberi nama hostname pada mesin firewall IPCop, proses
instalasi mewajibkan kita untuk memilih konfigurasi jaringan yang akan kita gunakan pada mesin firewall tersebut, penulis memilih konfigurasi jaringan sesuai
dengan jumlah NIC atau kartu jaringan yang kita gunakan pada mesin firewall ini.
Gambar 4.6 Tampilan konfigurasi network IPCop Penulis memilih konfigurasi “GREEN + RED” karena pada mesin firewall
yang penulis implemetasikan hanya menggunakan dua unit NIC yang dialokasikan sebagai interface Green untuk segmen jaringan internal LAN dan
interface Red yang terhubung dengan modem ADSL sebagai segmen jaringan eksternal internet.
Konfigurasi yang dilakukan terhadap dua interface jaringan yang sudah kita tentukan tadi juga dilakukan dalam proses instalasi ini, sehingga pada saat kita
telah selesai melakukan konfigurasi jaringan, IPCop sudah dapat langsung dapat berjalan dan dikenali oleh jaringan. Konfigurasi interface jaringan ditunjukkan
pada gambar dibawah ini : a.
Konfigurasi Interface Green
c Gambar 4.7 Tampilan konfigurasi Green interface IPCop
Konfigurasi alamat IP diatas dilakukan dengan memberikan alamat kepada interface eth0 yaitu Green interface dengan menggunakan alamat IP
yang sudah berjalan pada infrastruktur jaringan APL PLN Mampang sebelumnya. Alamat IP yang digunakan adalah kelas A, dengan IP
10.3.56.20 dan subnet mask 255.255.255.0 direpresentasikan dalam format CIDR 24. Penggunaan alamat IP kelas A adalah agar host yang berada
pada jaringan dapat berkomunikasi dengan jaringan WAN PLN apabila tidak menggunakan gateway pada IPCop yang menggunakan modem
ADSL, sedangkan penggunaan subnet mask 255.255.255.0 dikarenakan jumlah host yang terdapat pada jaringan kurang dari 254.
b. Konfigurasi Interface Red
ci Gambar 4.8 Tampilan konfigurasi Red interface IPCop
Konfigurasi alamat IP diatas dilakukan dengan memberikan alamat kepada interface eth1 yaitu Red interface dengan menggunakan alamat IP
yang berbeda network dengan alamat IP yang digunakan pada interface Green. Kita dapat memilih apakah alamat IP yang digunakan pada interface
Red berupa Static, DHCP, PP0E atau PPTP. Pada penelitian ini penulis menggunakan alamat IP yang bersifat Static untuk untuk digunakan pada
interface Red. IP ini digunakan untuk melakukan koneksi secara langsung dengan interface LAN yang terdapat pada modem ADSL, dengan
mengikuti alamat IP yang dimiliki modem ADSL secara default dan meruapakan sau network, yaitu 192.168.1.0.
c. Konfigurasi DHCP Server
cii Gambar 4.9 Tampilan konfigurasi DHCP Server
IPCop juga dapat berfungsi sebagai DHCP Server yang akan membagikan alamat IP secara otomatis, sehingga kita tidak perlu melakukan
pengisian alamat IP secara manual pada tiap-tiap host yang terhubung pada jaringan.
Konfigurasi yang telah dilakukan terhadap interface yang digunakan pada mesin firewall, dilanjutkan dengan proses intalasi yang akan meminta kita untuk
membuat password pada account root. Account root ini bertindak sebagai administrator atau lebih dikenal dengan istilah super user pada Linux, yang dapat
melakukan modifikasi terhadap system IPCop hanya menggunakan satu user, yaitu root pada console firewall. Password ini digunakan untuk mengakses
console atau command line pada mesin firewall untuk melakukan instalasi ataupun konfigurasi lebih lanjut secara text-based.
ciii Gambar 4.10 Menetukan password untuk account root
Selain memasukkan password untuk account root, IPCop juga akan meminta untuk membuat password pada user account admin, selanjutnya user
account ini digunakan oleh penulis untuk melakukan administrasi firewall dengan interface web yang dimiliki opleh IPCop. Dan yang terakhir adalah menentukan
password untuk backup yang akan digunakan untuk mengeksport backup key.
4.4.3 Konfigurasi Pasca Instalasi