BAB II BIOGRAFI KALIM AL-SIDDIQUI
Kalim al-Siddiqui adalah salah satu intelektual terkemuka dan aktivis gerakan Islam di era modern. Sebagai Pendiri dan Direktur Muslim Institute, London, ia
memainkan peran utama dalam mengembangkan pemahaman politik dan pemikiran Islam kontemporer gerakan, dan dalam globalisasi gerakan setelah Revolusi Islam di
Iran. Dia juga berjasa dalam menjembatani kesenjangan perbedaan pemikiran Muslim Sunni dan Syiah. Buku terakhirnya yang terkenal dan yang terakhir adalah Stages of
Islamic Revolution. Ini diluncurkan di konferensi internasional yang dihadiri oleh
pemimpin-pemimpin Muslim di seluruh dunia.
12
Kalim al-Siddiqui juga dikombinasikan dengan wawasan intelektual dan pemahaman dengan gerakan aktivisme dan kepemimpinan politik. Intelektual,
kontribusi besar adalah pemikiran politik gerakan Islam, dalam serangkaian makalah yang diterbitkan pada 1970-an dan 1980-an, yang disajikan ide-ide radikal dan
revolusioner dengan cara yang Muslim biasa ditemukan diakses dan mudah dimengerti.
13
Ide-idenya yang dihormati dikalangan aktivis Islam di seluruh pelosok dunia termasuk juga Afrika Selatan, Sudan dan Malaysia di mana dia terakhir kali
mengunjungi pada bulan April 1994.
12
Zainal Adnan, dkk,50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, Malaysia: PTS Millennia SDN.BHD, 2011, Cet. Ke-IV, h. 37.
13
Shia Chat, Bekerja Menuju Transformasi Total Umat, Artikel diakses pada 5 September 2013 dari
http:www.shiachat.comforumindex.php?topic .
Kalim al-Siddiqui adalah seorang tokoh senior dan dihormati dalam gerakan Islam global. Namun, di Inggris ia tetap relatif sedikit dikenal di luar kalangan aktivis
Islam
14
dan merupakan salah seorang pemikir Islam yang terkemuka di akhir abad ke- 20.
15
A.
Riwayat Hidup Kalim al-Siddiqui
Kalim al-Siddiqui dilahirkan di desa Dondi Lohara, Sultanpur India pada tanggal 15 September 1931.
16
Referensi lain menyebutkan ia lahir pada 2 Juli 1933. Tanggal ini merupakan tanggal yang tercatat ketika dia mulai sekolah dan juga
terdapat dalam paspor dan dokumen resmi lainnya.
17
Keluarganya yang kecil memiliki lahan Provinsi Serikat sekarang Uttar Pradesh, tapi
18
ayahnya bekerja sebagai inspektur sub-polisi. Kalim al-Siddiqui mengalami berbagai pengalaman
buruk semasa berada di bawah pemerintahan Inggris-India. Malah, dia pernah ditembak oleh seorang tentera Inggris ketika berusia 11 tahun selama nasionalis di
Azamgarh di utara timur India. Sebagian besar remaja dihabiskan dalam suasana yang sangat tidak menyenangkan dari tahun-tahun menjelang partisi, dan melarikan diri ke
Pakistan pada berusia 17 tahun. Kalim menghabiskan waktu enam tahun di Pakistan
14
Kalim Siddiqui, In Pursuit of the power of Islam, 1996, Diedit oleh Zafar Bangash.Edisi ke-2 buku ini diterbitkan oleh Institute for Contemporary Islamic Thought, London.
15
Jalaluddin Rakhmat, Minda Rakyat, Artikel diakses pada 13 April 2013 darihttp:mindarakyat0.tripod.com.htm .
16
Kalim Siddiqui, Functions of International Conflict - A Socio-economic Study of Pakistan, Karachi: The RoyalBook Company, 1975, h. 2.
17
Kalim Siddiqui, Seruan-Seruan Islam: Tanggung jawab Sosial dan Kewajiban Menegakkan Syariat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, Cet. Ke-1, h. 175.
18
Shia Chat, Bekerja Menuju Transformasi Total Umat, Artikel diakses pada 5 September 2013 dari http:www.shiachat.comforumindex.php?topic.
karena rasa tidak puas sebelum tiba di Inggris pada tahun 1954 dengan berencana menjadi seorang jurnalis.
Setelah beranjak dewasa, yaitu pada tahun 1960 Kalim al-Siddiqui menikah dan pada saat yang sama, dia mulai merintis pendidikannya. Hasil pernikahan Kalim
al-Siddiqui dengan istri, mereka telah dikarunia dengan tiga orang anak, salah satu putranya bernama Iqbal Siddiqui.
19
Namun demikian, Kalim al-Siddiqui adalah seorang yang sangat percaya diri dan kreatif. Alih-alih berkompromi dengan prinsip-prinsip fundamental. Dia segera
terjun untuk mengorganisir Seminar Internasional di London di mana para sarjana Muslim, ulama dari semua mazhad, akademis, mahasiswa, aktivis dan lain-lainnya
diundang mengikuti anjuran seminarnya. Dari tahun 1982 hingga 1988, Muslim Institute mengorganisir sejumlah seminar.
20
Kalim meninggal dunia pada 18 April 1996 di Pretoria, Afrika Selatan setelah menghadiri satu konferensi tiga hari yang berkaitan tentang peradaban baru Islam,
beliau mengalami serangan jantung, setelah tiga kali mengalami penyakit yang sama.
21
Kalim al- Siddiqui pernah menderita serangan jantung pertama pada waktu itu sudah mengalami sakit parah selama berbulan-bulan bahkan pada tahun 1974,
19
Jorgen S. Nielsen, News People Obituary Kalim Siddiqui, Artikel diakses pada 25 December 2013 dari
http:www.independent.co.uk-1305799.html .
20
Kalim Siddiqui, Seruan-Seruan Islam: Tanggungjawab Sosial dan Kewajiban Menegakkan Syariat, h. 18-19.
21
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia,h.37.
dokter menyarankan dia untuk pensiun dari pekerjaannya hingga ia disuruh berhenti bekerja. Dua serangan jantung berikutnya dia dioperasi pada tahun 1981 dan 1995.
22
B.
Latar Belakang Pendidikan .
Kalim al-Siddiqui mendapat pendidikan awal di sekolah asrama di Faizabad pada tahun 1944 sampai 1945. Ketika masih kecil, dia sudah sadar tentang politik dan
mengikut aktif bersama Liga Muslim, yaitu sebuah organisasi yang menggerakan masyarakat Muslim di India. Pada usia 17 tahun, beliau berpindah ke Kerachi, India
pada tahun 1948, beberapa bulan setelah partisi dari Inggris-India dan pembentukan Pakistan. Di sekolah, dia menjadi seorang pemimpin pelajar dan menunjukkan bakat
yang dimilikinya dalam bidang penulisan bahkan telah mendapat kepercayaan penuh dan di lantik sebagai editor surat kabar masyarakat setempat, yang di beri nama The
Leader.
23
Sambil bekerja, Kalim melanjut pengajian ke tingkat sarjana di College Universitas, London dalam jurusan Hubungan Antarabangsa. Pada pertengahan 1960-
an ia menempatkan dirinya melalui perguruan tinggi dan universitas, mengambil gelar di bidang Ekonomi dan kemudian, pada tahun 1972, meraihkan gelar Phd dalam
Hubungan Internasional dari Universitas College, London
24
dan juga mengajar paruh waktu di kampus sebuah Universitas Southern California, Amerika di dekat
22
Shia Chat, Bekerja Menuju Transformasi Total Umat, Artikel diakses pada 5 September 2013 dari http:www.shiachat.comforumindex.php?topic.
23
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h. 34.
24
Wikipedia, Kalim Siddiqui, Artikel diakses pada 24 April 2013 dari http:en.wikipedia.orgwikiKalim_Siddiqui.
rumahnya di Slough.
25
Pada masa itu, dia sudah menganggotai Gerakan Khilafat yang berbasis di London.Kalim juga sering bolak-balik ke Paris untuk memprotes
kebijakan Perancis di Aljazair.
26
Sepanjang periode ini, bagaimanapun, ia juga tetap terlibat dalam kedua urusan Islam pada umumnya dan urusan Pakistan pada
khususnya, dan pemikiran yang membentuk dasar dari pekerjaan masa depannya dikembangkan. Dan dia menjadi menonjol di antara para aktivis Islam yang paling
awal di Inggris. Suez melihatnya berdemonstrasi di Hyde Park, perang Aljazair melihatnya mengemudi teman-teman ke Paris untuk menunjukkan di Champs-
Elysees.
C.
Perjalanan Karir dan Karya-Karya Yang Telah Di Bukukan
Kalim al- Siddiqui mengambil keputusan untuk berhijrah ke Inggris pada tahun 1954 untuk merambah jurnalisme. Selama 10 tahun, dia bekerja sebagai
reporter bagi beberapa surat kabar lokal. Pada tahun 1964, tak lama kemudian pindah ke Slough, dia mula bekerja dengan majalah The Guardian, London. Kalim mula
mencipta nama sebagai reporter ketika menjawab jawatan sub-editor dengan majalah The Guardian.
27
Pada tahun 1973, Kalim mendirikan Muslim Institute forResearch and Planningberbasis di London, yaitu sebuah gerakan Muslim antarabangsa yang
25
Kalim Siddiqui, Beyond the Muslim Nation-State, London: Muslim Institute for Research and Planing, 1977.
26
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia,h. 35.
27
Wikipedia,Kalim Siddiqui, Artikel diiakses pada 24 April 2013 dari, http:en.wikipedia.orgwikiKalim_Siddiqui.
terkenal dengan penyelenggaraan seminar
28
dan selama beberapa tahun pertemuan mingguan di Endsleigh Street dekat Euston menjadi titik fokus untuk diskusi dan
perdebatan tentang isu-isu epistemologis dan konseptual dalam berbagai mata pelajaran yang luar biasa. Institute ini juga meluncurkan bahasa Arab sekolah musim
panas tahunan di Universitas City, London, selama pertengahan 1970-an bekerja sama dengan University of Riyadh. Kolaborator awal di Institute termasuk Dr. Ghias
Siddiqui, Sarwar Rija, Iqbal Asaria, Ziauddin Sardar, Ajmal Ahmed, Dawud Rosser- Owen, Mufti Barkatulla, Dr. Maqsood Siddiqui, Dr. Zafar Bangash, Dr. Zaki Badawi
dan Dr. Yaqub Zaki. Selama periode ini Kalim al-Siddiqui bahkan mengembangkan hubungan dengan Shaikh Jamjoum Arab Saudi dan berpartisipasi dalam pertemuan
Liga Anti-Komunis Dunia atas suruhannya. Koneksi ini memungkinkan Kalim untuk mencapai kemandirian finansial untuk Institute.
29
Sebagai pendiri dan Direktur Institute Muslim, di Bloomsbury, London, ia memainkan peran utama dalam mengembangkan pemahaman politik dan memikirkan
gerakan Islam kontemporer, dan dalam globalisasi gerakan setelah Revolusi Islam di Iran. Melalui institute ini, Kalim dan rakan-rakan berusaha membebaskan masyarakat
Muslim daripada kerangka sistem pemikiran Barat, terutamanya daripada segi politik. Kalim serta bersama teman-teman yaitu Ismail Kalla dan Dr. Muhammmad
Ghayasuddin mempromosi visi institute ini ke serata dunia.
30
Di bawah kepimpinan
28
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h.35.
29
Kalim Siddiqui, Beyond the Muslim Nation-State, London: Muslim Institute for Research and Planing, 1977
30
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h.35.
Kalim al-Siddiqui Institute Muslim menjadi pusat jaringan global dan referensi serta menyebarkan segala maklumat mengenai perkembangan dunia Islam kini dengan
berbagai cara. Di antaranya melalui media massa, internet, penerbitan buku dan majalah, penyelenggaraan konferensi dan seminar, pendidikan dan syarahan serta
penyelidikan. Institute didanai oleh ahli anggota dan sumbangan dari Umat Islam di seluruh dunia.
31
Kalim al-Siddiqui juga salah seorang editor surat kabar Crecent Internasional yang terbit di Toronto, Kanada. Dia juga menulis berbagai buku,
terutama yang berhubungan dengan gerakan revolusioner. Diantara bukunya yang banyak mendapat perhatian dunia pergerakan adalah Issues on Islamic Movements
yang berisikan suntingan terhadap makalah-makalah tokoh pergerakan revolusioner dari berbagai penjuri Dunia Islam.
32
Kontribusi yang terbesar disignifikan dengan aktivitas bersama masyarakat Muslim di Inggris. Kalim juga bertanggung jawab
mendirikan Parlemen Muslim Inggris yang diresmikan pada tanggal 4 Januari1992, ia merupakan simbol pada solidaritas umat Islam.
33
Seiring dengan Institute Muslim, Parlemen Muslim adalah salah satu dari dua lembaga utama yang didirikan oleh
Kalim al-Siddiqui untuk mengejar visi dan dia juga telah meninggalkan ia sebagai warisan untuk umat Islam.
31
Mohd Saiful Mohd Sahak, Bicara Agama: ICIT Kumpul Intelek Islam Global, Artikel diakses pada 25 September 2013 dari, www.utusan.com.myutusaninfo.asp?2006=Utusan-
Malaysia,.01.htm.
32
Kalim Siddiqui, Pergerakan Islam: Sebuah Analisa Pendahuluan, Jakarta: Minaret, 1988, Cet. Ke-III, h. 16.
33
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h. 35-36.
Pada tahun 1993, Parlemen Muslim mendirikan sebuah badan amal berdaftar, Bait al-Mal al-Islami, untuk membiayai mereka yang menderita kesulitan, skema
bantuan bagi siswa yang memiliki latar belakang miskin dan mengelola bagian- bagian dari pekerjaannya yang amal di bawah hukum Inggris. Lembaga ketiga dari
jaringan Parlemen Muslim yaitu Otaritas Makanan Halal yang didirikan pada tahun 1994 untuk memantau dan mengatur perdagangan daging halal di Inggris, yang
sebelum itu terjadi penipuan. Pada saat yang sama, Parlemen Muslim bekerja untuk membantu umat Islam dan gerakan Islam global di luar negeri dalam perjuangan
mereka.
34
Kalim al-Siddiqui menulis beberapa buah karya dan artikel sepanjang hidupnya. Buku pertama yaitu, Conflict, Crisis and War in Pakistan, yang diterbitkan
pada tahun 1972. Ia adalah hasil permerhatian Kalim semasa Pakistan Timur berpecah menjadi Bangladesh akibat perang saudara
35
dan di dalamnya berisi kutukan yang sangat hebat terhadap elit pemimpin Pakistan dan ketundakan total terhadap
Barat.
36
Kalim al-Siddiqui dalam tulisan-tulisannya selama tahun 1970-an sebagian besar tulisan awalnya bersifat intelektual. Tulisan-tulisan tersebut sering
dipresentasikan dalam jargon ilmu politik pada waktu itu, karena tulisan-tulisan itu lebih ditujukan kepada para intelektual Muslim ketimbang masyarakat Muslim biasa.
34
Shia Chat, Bekerja Menuju Transformasi Total Umat, Artikel diakses pada 5 September 2013 dari
http:www.shiachat.comforumindex.php?topic .
35
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h. 36.
36
Kalim Siddiqui, Seruan-Seruan Islam: Tanggung jawab Sosial dan Kewajiban Menegakkan Syariat, h. 4.
Selama awal pertengahan 80-an beralih arah yang lebih banyak ditujukan kepada masyarakat Muslim. Akan tetapi pada saat kesamaan, dia sedang
merefleksikan peristiwa-peristiwa periode itu dan memahami signifikansi historisnya khusus dalam paper finalnya, Proceses of error, deviation, correction and
convergence in Muslim political thought Proses kesalahan, deviasi, koreksi dan konvergensi dalam pemikiran politik Muslim. Ini seluruhnya merupakan potongan
intelektual yang menganalisis perkembangan pemikiran politik Muslim dari masa awal Islam dan menjelaskan situasi kontemporer dalam kacamata ini.
37
Bukunya yang kedua, Towards a New Destiny Menuju Nasib Baru yang diterbit pada tahun 1973. Buku ini mencakup penolakannya terhadap semua bentuk
pengetahuan dan gagasan politik Barat karena beliau berpendapat tidak sesuai dengan umat Islam; penolakannya terhadap nasionalisme; hujatannya terhadap
negara-bangsa dan pemerintahan Muslim pasca-kolonial; pemahamannya akan situasi, peran dan masalah-masalah sarjana Muslim yang mendapat didikan Barat dan
tradisional; dan perhatiannya akan minoritas Muslim di negara-negara Barat. Kalim al-Siddiqui memanfaatkan konteks konferensi tersebut dengan mengkritik sebagian
besar pemikiran politik Muslim kontemporer dan menjelaskan situasi kontemporer yang telah dia kembangkan selama masa kontemplasi dan studi yang telah dilakukan
sebelumnya.
38
37
Kalim Siddiqui, Proses Kesalahan, Deviasi, Koreksi dan Konvergensi Dalam Pemikiran Plitik Muslim, London: The Muslim Institute, 1989, h. 347.
38
Kalim Siddiqui, Seruan-Seruan Islam: Tanggung jawab Sosial dan Kewajiban Menegakkan Syariat, h. 9.
Tahun berikutnya, dia menulis tentang Beyond the Muslim Nation-State Melampaui Negara-bangsa Muslim, di dalamnya mengkritik pendekatan modernis
Muslim terhadap pemikiran politik, menolak struktur negara-bangsa karena asing bagi etos Islam dan konsep penyatuan ummah, dan menyeru kepada ilmuan sosial
Muslim untuk menciptakan teori politik baru yang lebih berakar kepada tradisi Islam ketimbang Barat.
39
Dalam masa bersamaan dia mempresentasikan pemahaman tentang situasi sejarah Islam yang ia meluncurkan karya yang berjudul Prospektus
Draft dari Institute Muslim pada tahun 1974. Semenjak tahun 1978, Kalim al-Siddiqui telah mengamati dan meneliti
Revolusi Islam di Iran. Beliau juga banyak menulis dan bercakap tentangnya. Buku ini mengungkapi tentang Revolusi Islam di Iran. Dalam buku Ke Arah Revolusi Islam
ini menimbulkan fakta Revolusi Islam di luar apa yang berlaku di Iran. Revolusi Islam adalah fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari proses evolusi masyarakat
Islam. Kalim al-Siddiqui menyifatkan Revolusi Islam sebagai sebuah proses ilmiah yang bisa berulang. Dia percaya bahawa banyak Revolusi Islam baru sedang berjalan.
Kesemua ini adalah bagian dari regenerasi kekuatan Islam.
40
Kertas kerja beliau yang bertajuk Proceses of Error, Deviation, Correction and Convergence in Muslim
Political Thought pada tahun 1989 dipindah bahasa dan menjadi referensi gerakan
39
Ibid, h. 13.
40
The Reading Group Malaysia, Ke Arah Revolusi Islam, Artikel diakses pada 25 Augustus 2013 dari
http:.blogspot.com201009.html .
Islam sedunia. Media Inggris menggelar ia s ebagai “Ayatollah Inggris‟ karena mati-
matian mempertahankan Revolusi Iran.
41
41
Zainal Adnan, dkk, 50 Tokoh Islam Yang Mengubah Dunia, h. 36.
BAB III KONSEP NATION-STATE NEGARA-BANGSA