Jumlah Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP

Binjai mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan karena perusahan- perusahaan yang telah memenuhi syarat sebagai PKP tetapi tidak mendaftarkan usaha mereka untuk dikukuhkan karena kurangnya kesadaran mereka akan pentingnya perpajakan. Dengan melihat data-data diatas, jumlah Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi maupun Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai selama priode 2007 sampai 2010 tidak mengalami peningkatan dan bisa di katakan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai kurang berhasil dalam melakukan upaya-upaya Ekstensifikasi yaitu, penambahan wajib pajak atau memperluas objek pajak yang telah memenuhi syarat – syarat tertentu, dimana wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak dan melaporkan usahanya untuk mendapatkan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP.

4.1.2. Jumlah Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP

Berdasarkan data yang diperoleh, pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP dilakukan karena : 1. Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama yanng lain. Universitas Sumatera Utara 2. Pengusaha Badan yanng telah dibubarkan secara resmi berdasarkan Ketentuan Peraturan perUndang-Undangan perpajakan yanng berlaku. 3. Tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak. Adapun hasil pendataan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai sepanjang 1 januari-31 mei 2010 belum ada Pengusaha Kena Pajak yanng memohon agar fiskus mencabut Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP yanng telah diterbitkan sebelumnya. Melihat data diatas, dapat disimpulkan bahwa hal ini merupakan keadaan yang baik karena jumlah pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP tersebut tidak mempengaruhi jumlah Pengusaha Kena Pajak yang telah dikukuhkan. Dan hal tersebut tidak mempengaruhi penerimaan pajak sehingga pemerintah tidak terlalu dirugikan karena berkurangnya penerimaan pajak. 4.2.KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG INGIN MENDAFTARKAN DIRINYA DALAM HAL PERPAJAKAN. a. Rendahnya Tingkat Pengetahuan Pengusaha Kena Pajak tentang perpajakan. Rendahnya tingkat pengetahuan PKP tentang perpajakan merupakan suatu kendala tersendiri yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Hal ini, secara tidak sadar sudah melakukan suatu perlawanan dalam perpajakan yang disebut perlawanan pasif yaitu perlawanan yang disebabkan oleh faktor Universitas Sumatera Utara ketidaksengajaan. Dalam perlawanan pasif ini tidak terlihat adanya unsur kesengajaan dari pengusaha untuk menghindari pembayaran pajak atau menghambatnya. Pengusaha Kena Pajak ini hanya tidak mengetahuui tentang untuk apa, bagaimana, kapan dan pada siapa pajak tersebut harus dibayarkan. Bentuk perlawanan pasif ini sangat jauh berbeda dengan perlawanan aktif yaitu merupakan bentuk perlawanan yang dilakukan karena adanya faktor kesengajaan untuk menghindari atau menghambat pajak. Jika dilihat dari sanksi yang diberikan atas kedua perlawanan pajak diatas, perlawanan pasif yang sulit untuk dikenai sanksi karena disini terlihat bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut benar-benar tidak mengetahui telah melakukan pelanggaran. Initinya apapun bentuk perlawanan yang telah dilakukkan tetap saja merugikan negara dan menghambat proses perpajakan. b. Rendahnya Kerja Sama Antara Pengusaha Kena Pajak dengan Fiskus. Dalam hal komunikasi dan informasi antara Pengusaha Kena Pajak dengan fiskus menyebabkan terhambatnya pengurusan administrasi perpajakan, ini terlihat apabila Pengusaha Kena Pajak melakukan pengurusan-pengurusan dalam hal administrasi perpajakan selalu saja memiliki kendala yaitu : 1. Pengusaha Kena Pajak tidak melengkapi surat-surat sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam hal administrasi perpajakan. Universitas Sumatera Utara 2. Pengusaha Kena Pajak menggunakan perantara yang tidak ditunjuk secara sah oleh hukum atau tidak disertai dengan surat kuasa dari Pengusaha Kena Pajak bersangkutan. Hal-hal seperti ini yang dapat menghambat kelancaran petugas-petugas aparat perpajakan. 4.4.UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PENGUSAHA KENA PAJAK. a. Dalam hal melaksanakan tugasnya merancang Undang-Undang Pajak, pemerintah harus membuat peraturan yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Jika peraturan yang dibuat sulit untuk dimengerti oleh masyarakat awam, maka secara otomatis akan timbul suatu bentuk perlawanan pajak baik perlawanan aktif maupun pasif, yang cara dan bentuknya berbeda-beda. b. Jika ditinjau dari pungutan pajak, sebenarnya petugas pajak dapat menyebarkan informasi pajak yang seluas-luasnya dengan biaya yang terjangkau. Karena tujuan utama dari penyebaran informasi pajak adalah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat luas sehingga pada akhirnya masyarakat sadar dan ikut berpartisipasi dalam pembayaran pajak. c. Kebijaksanaan lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menyebarkan informasi perpajakan adalah mengadakan sosialisasi dan Universitas Sumatera Utara memperbanyak buku-buku panduan perpajakan. Cara ini sebenarnya dapat dikatakan cara yang termurah dan efisien, karena sebagaian buku-buku ini diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat oleh penulis dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya antara lain : b. Kewajiban untuk mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak diawali berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa “Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai PPN 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan sebagai Penngusaha Kena Pajak. c. Pengusaha dapat dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak apabila telah memenuhi syarat dibawah ini : 1. Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai PKP. 2. Pengusaha tersebut memilih untuk dikukuhka sebagai PKP berdasarkan oleh kemauannya sendiri. Universitas Sumatera Utara