37
Tabel 3.2 Rating Sistem Isolasi Transformator
[5]
Kelas Kenaikan Temperatur
maksimum transformator Temperatur
maksimum ambient
Toleransi temperatur
tertinggi A
E B
H 55
o
C 80
o
C 115
o
C 150
o
C 40
o
C 40
o
C 40
o
C 40
o
C 10
o
C 30
o
C 30
o
C 30
o
C
3.2 Sistem Pendingin pada Transformator
Sebagian besar transformator yang banyak digunakan dalam suatu jaringan adalah trafo tipe basah, dengan material yang dicelupkan kedalam minyak. Fungsi
minyak selain sebagai isolasi, juga sebagai pendingin dan kemudian minyak didinginkan dengan menggunakan udara ataupun air, baik secara alami maupun
dengan tekananpaksaan. Transfer panas dari materialaktif ke udara terjaadi dalam dua tahap, yaitu dari material ke minyak, dan dari minyak ke permukaan dinding
trafo yang berhubungan langsung dengan udara luar. Pergerakan fluida yang terjadi untuk minyak bisa secara natural maupun secara paksaan. [2,3]
3.3 Metode Konstruksi dan Karakteristik Operasi Trafo
Semakin besar kapasitas dari trafo daya, maka bentuk konstruksinya dari masalah pendinginan dan hal-hal lain menjadi lebih kompleks. Untuk range yang
lebih rendah, biasanya hanya menggunakan pendinginan secara natural. Selain dengan adanya penambahan tangki yang disediakan dengan dilengkapi pipa dan
radiator, metode konstruksi yang lain secara rasional juga harus dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara
38 Hal ini, misalnya dapat dilakukan yaitu dengan membuat dinding tangki
berbahanlapisan steel dan diatur sedemikian rupa untuk menambah permukaan dispasinya.
Untuk trafo yang lebih besar, sekitar 5000 kVA, pendinginan dilakukan dengan radiator yang terdiri dari flat dengan lebar 300-500 mm dimana panas
dapat terdistribusi secara langsung ke tangki, atau terhubung ke pipa kerja, dan disediakan pula valve, bila dimensi melebihi daya angkut yang telah diperkirakan.
Untuk trafo besar dengan daya diatas 100 MVA, radiator dapat dipasang dengan konstruksi peletakan yang terpisah, jauh dan dapat juga diletakkan diatas trafo.
akan tetapi, tipe ini jarang digunakan pada trafo yang diletakkan di area yang kurang luas. Ketika daya bertambah besar, radiatornya juga semakin besar dan
tentunya menghabiskan tempat. Koneksi ke tangki menyebabkan permasalahan dan selain itu juga menyebabkan outputnya menjadi berkurang, sehingga
penambahan kipas dalam kondisi ini diperlukan, dimana diharapkan dapat mendisipasi losses dua kali lipat, dan sebagai konsekuensi positifnya, ukuran serta
berat dari trafo berkurang. Suatu trafo yang didesain untuk memberikan daya penuh dengan
menggunakan ventilasi secara paksaan, dapan mensuplai 50-60 dari daya tersebut menggunakan pendingin natural, dimana saat kipas dalam posisi standby.
Metode ini memungkinkan dalam penghematan energi untuk mengendalikan kipas dalam periode dari permintaan daya yang berkurang, atau pada saat
temperatur lingkungan yang rendah. Dan ketika permintaan daya ataupun beban menjadi lebih besar, misalkan sampai dengan 85, maka kipas akan berputar
untuk mendinginkan trafo sebagai akibat dari adanya kenaikan temperatur yang
Universitas Sumatera Utara
39 cukup signifikan. Kipas dapat berputar dan berhenti dengan menggunakan suatu
thermostat dengan jalan memperhatikan temperatur dan dibantu dengan pedeteksian oleh rele thermal terhadap kenaikan temperatur dari minyak trafo.
Gangguan kipas dapat terjadi dan menyebabkan permasalahan tersendiri. Akan tetapi, mungkin dapat dikurangi ataupun dicegah dengan memberikan perhatian
secara baik terhadap profil dan jumlah dari mata kipas, kecepatan rotasi dan suspensinya, serta perawatan secara berkala. [3,4]
3.4 Kontrol Pendinginan